Kamis, 17 Januari 2013

HAKIKAT KELUARGA II




A.  PENGERTIAN KELUARGA
       Secara harfiah keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota". Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut (dalam http://wikepedia.com).
       Dalam perkembangan yang terjadi di Indonesia, istilah keluarga masih dugunakan secara kabur karena begitu luas arti dan penerapan dari kata tersebut. Terbukti dari adanya kalimat yang mengetakan “kelurga besar mahasiswa jurusan bimbingan dan konseling universitas negeri semarang” lalu ada juga yang mengatakan “keluarga besar Bapak Juhdi Amin”. Terkait dengan hal tersebut, beberapa ahli mencoba untuk menjelaskan mengenai arti dan hakikat keluarga diantaranya menurut Sayekti (1994:11) mengemukakan bahwa keluarga adalah suatau ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki ataus eorang perempuan yang sudah sendirian dengan tanpa anak-anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
       Pengertian keluarga juga diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara (dalam Gandes, 2010) yang menyebutkan bahwa kelurga merupakan kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
       Departeman Kesehatan Republik Indonesia tahun 1998 mengungkapkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri ataskepala keluarga yang terkumpul di suatu tempat di bawah satuatap dalam keadaaan saling ketergantungan. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri daridua atau lebih individu yang hidup dalam suatu atap karena ada hubungan darah ikatan perkawinan dan pengangkatan yang didalamnya terjadi interaksi masing masing mempunyai peran masing-masing. Lalu seperti yang dijelaskan dalam BKKBN (dalam Erfandi, 2011) bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
       Lebih jauh lagi Salvicion dan Celis (1998, dalam http://wikepedia.com) yang berpendapat di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Sedangkan Friedman (1998, dalam Erfandi, 2011) berpendapat bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
       Sejalan dengan hal tersebut Duvall dan Logan ( 1986, dalam http://blog.keperawatan.com ) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
       Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pengertian keluarga mengandung beberapa unsur sebagai berikut:
·       Merupakan perserikatan hidup antara manusia yang paling kecil
·       Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
·       Setiap anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial tersendiri.
·       Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
       Dari unsur-unsur yang terpaparkan diatas, dapat dikatakan bahwa pengertian keluarga adalah merupakan suatu unit perserikatan hidup terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi dimana setiap anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial tersendiri serta sebagais uatu kesatuan mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

B.  FUNGSI KELUARGA.
       Sayekti (1994:13) mengemukakan beberapa fungsi keluarga yaitu:
1.     Fungsi Pengaturan Seksual
Kebutuhan seks merupakan salah satu kebutuhan biologis setiap manusia. Dorongan seksual apabila tidak disalurkan sebagaiman mestinya atau tersalurakan tetap tidak dibenarkan oleh norma agama dan masyarakat maka akan berakibat negative bagi mereka yang melakukan. Misalnya kebiasaan memuaskan kebutuhan seks padahal dalam status belum menikah akan terdorong untuk melakukan  masturbasi atau onani, namum kebiasaan tersbut biasanya hilang apabila mereka telah berkeluarga. Kemudian terdapat pula penyimpangan seks homoseksual, penyimpangan seks antara pria dan wanita akan tetapi belum mempunyai satus perkawinan yang resmi, bahkan perselingkuhan kepada suami/isteri orang lain.
Oleh karena itu kepuasaan seks didalam keluarga besar sekali pengaruhnya dalam membina keluarga sehat, harmonis, dan bahagia, dengan kelurag sebgai lembaga pokok yang mengorganisasikan dan mengatur pemuasan keinginan-keinginan seksual.
2.     Fungsi Reproduksi
Untuk melangsungkan kehidupan suatu masyarakat demi kesinambingan suatu generasi manusia, maka setiap masyarakat mempercayakan kepada keluarga dalam hal penghasil keturunan. Dalam hal ini keluarga berfungsi untuk menghsilkan anggota baru, sebagai penerus kehidupan yang turun temurun. Namun demikian diantara sekian banyak keluarga yang ada ada yang tidak dapat menghasilkan kuturuan karena suami/isteri dalam keadaan mandul. Bahkan fenomena yang terjadi dewasa ini terdapat beberapa kalangan yang enggan hamil karena berbagai pertimbangan tertentu.
3.     Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan
Fungsi perlindungan bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman yang dapat dilakukan keluarga diantaranya adalah dengan  melindungi anggotanya dari ancaman fisik, ekonomis dan psikososial. Sedangkan fungsi pemeliharaan bertujuan untuk memelihara keadaan anggota keluarga baik jasmani ataupun rohani dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup serta penerimaan hangat individu sebagai anggota keluarga.
4.     Fungsi Pendidikan
Pendidikan dapat dilakukan dalam lingkungan tertentu. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan adalah suatu tempat dimana terjadi proses pendidikan. Menurut Ki Hadjar Dewantara, lingkungan pendidikan dibedakan menjadi 3 (Tri pusat pendidikan) yaitu pendidikan keluarga, pendidikan didalam sekolah, dan pendidikan dalam masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam pembangunan karakter anak.
5.     Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan anak karena keluarga sebagai kelompok primer yang didalamnya terjadi interaksi diantara para anggota dan disitulah terjadinya proses sosialisasi. Selain itu fungsi ini juga terkait untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
6.     Fungsi Afeksi dan Rekreasi
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan kebutuhan yang fundamental akan kasih sayang, penerimaan, dan kehangatan. Kebutuhan ini akan terpenuhi bagi kebanyakan orang didalam keluarga. Keluarga merupakan sumber kasih sayang yang didapat oleh seseorang karena tumbuh kembang seseorang secara tidak langsung dipengaruhi oleh kasih sayang yang diberikan oleh keluarga. Walaupun sekarang ini, banyak anak-anak yang tidak memperoleh kasih sayang yang cukup dari keluarganya yang nantinya akan berakibat sangat buruk bagi perkembangan kehidupan anak.
Keluarga dapat pula berfungsi rekrekatif, dengan dapat berjumpa dengan keluarga, bercanda gurau dengan keluarga, berbagi kasih sayang adalah hal terindah dalam keluarga. Bahkan ada ungkapan senayaman-nyamannya tempat kembali adalah pada keluarga.
7.     Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi juga dibutuhkan dalam suatu keluarga, yaitu dengan mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, serta menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
8.     Fungsi Status Sosial
Fungsi sosial di sini dimaksudkan bahwa dengan adanya keluarga otomatis memberikan status pada seseorang yang menjadi anggota keluarga.
       Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) (dalam http://gangsar_92.com) bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu :
1.     Fungsi keagamaan, yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2.     Fungsi sosial budaya, dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3.     Fungsi cinta kasih, diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
4.     Fungsi melindungi, bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5.     Fungsi reproduksi, merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga.
6.     Fungsi sosialisasi dan pendidikan, merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
7.     Fungsi ekonomi, adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
8.      Fungsi pembinaan lingkungan, adalah bagaimana keluarga mempersiapkan dan melakukan pembinaan terhadap anak dan keluarga menjadi anggota masyarakat yang baik.

C.  BENTUK-BENTUK KELUARGA
Terdapat berbagai pendapat dan pengelompokan keluarga dari beberapa ahli, diantaranya adalah bentuk dan tipe keluarga seperti yang dijelaskan Horton dan Hunt (1968, dalam Sayekti 1994:26) bahwa ada dua tipe keluarga yaitu :
1.       Nuclear family atau Conjugal family atau basic family, yaiti keluarga yang terdiri dari atas suami, isteri, dan anak-anak mereka.
2.       Extended family atau consanguine family atau joint family yaitu keluarga yang tidak hanya terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak mereka, melainkan termasuj juga orang-orang yang ada hubungan darah dengan mereka. Misalnya kakek, nenek, paman, bibi, dan lain sebagainya.
Adakalanya consanguine family masih dibedakan lagi menajadi :
·       Consanguine family yang matrilineal yaitu bahwa yang termasuk keluarga adalah kelompok dari saudara-saudara perempuan dan saudara-saudara laki-laki dengan anak-anak dan saudara perempuan tersebut.
·       Consanguine family yang patrilineal yaitu mrupakan si istri tidak termasuk keluarga suaminya.
Selanjutnya Erfandi (2011) terdapat dua jenis penggolongan besar dalam bentuk dan tipe keluarga yang pertama bantuk tradisional macamnya adalah sebagai berikut :
·       The Nuclear family (keluarga inti), Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
·       The dyad family, Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
·       Keluarga usila, Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
·       The childless family, Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
·       The extended family, Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
·       The single parent family, Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
·       Commuter family, Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
·       Multigenerational family, Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
·        Kin-network family, Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
·       Blended family, Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
·       The single adult living alone/single adult family, Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
Yang kedua penggolongan Non-Tradisional family yang macam-mcamnya adalah sebagai berikut:
·       The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
·       The stepparent family, Keluarga dengan orang tua tiri
·       Commune family, Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
·       The nonmarital heterosexsual cohabiting family, Keluarga yan ghidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
·       Gay and lesbian families, Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”
·       Cohabitating couple, Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu
·       Group-marriage family, Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
·       Group network family, Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
·       Foster family, Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
·       Homeless family, Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
·       Gang, Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Selain itu, menurut Sayekti (1994:34) terdapat beberapa tipe keluarga yang sering dijumpai dalam kehidupan masyarakat Indonesia yaitu: Tipe keluarga bangsawan,  Tipe keluarga saudagar, Tipe keluarga petani, Tipe keluarga intelek, dan Tipe keluarga pegawai negeri

DAFTAR PUSTAKA
Sayekti. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta : Mas Offset
Erfandi. 2011. Konsep Keluarga, For Helath And Better Live. Accesed 12/03/2012 Online at http://forbetterhealth.wordpress.com
Gansar. 2011. Fungsi Keluarga dalam Masyarakat. Accesed 12/03/2012 Online at http://gangsarnovianto.blogspot.com
Wikepedia. 2011. Keluarga. Accesed 12/03/2012 Online at http://wikepedia.com
Gandes. 2010. Pengertian Keluarga. Accesed 12/03/2012 Online at http://gandes.blogspot.com
Blog keperawatan. Konsep Keluarga. Accesed 12/03/2012 Online at http://blog.ilmukeperawatan.com/

Littlre snake pin