Sabtu, 23 Juni 2012

DAMPAK TRAUMA TERHADAP TINGKAH LAKU


PERSIAPAN PELATIH

Untuk pelajaran ini Anda memerlukan:
  • Visual Aid 6-1 : Perbedaan dalam Kesehatan Emosi
  • Visual Aid 6-2:  Anak Sehat secara Emosional
  • Visual Aid 6-3: Kategori-kategori Pengalaman Trauma
  • Visual Aid 6-4: Traumatis Namun Sehat
  • Visual Aid 6-5: Segitiga Kekacauan
  • Visual Aid 6-6: Anak Traumatris  dengan Tanda-tandanya
  • Visual Aid 6-7: Tingkah Laku Anak-anak dengan Tanda-tandanya
  • Visual Aid 6-8: Anak Traumatis Tanpa Tanda-tanda
  • Visual Aid 6-9: Tingkah Laku Anak Traumatis tanpa Tanda-tanda
  • Untuk Pemanasan Pelajaran yang menggunakan segmen video mengenai “Anak-anak dalam Peperangan” atau siap untuk membicarakan mengenai anak-anak dalam peperangan (lihat apendik C)
  • Untuk Bahan Diskusi, rencanakan  bagaimana para pelatih akan mengerjakan  bagian  bermain peran / role plays.
Untuk pertolongan tambahan pelajaran ini, bacalah Pelajaran 9, “Suatu Pendahuluan Model tanda Stop.” Dalam menyembuhkan Anak-anak Korban Perang

TINJAUAN PELAJARAN

Pemanasan
  • Observasi dampak trauma pada anak-anak

Pelajaran

  • Perbedaan dalam Kesehatan Emosi
  • Anak yang Sehat secara Emosional
  • Anak  Dalam Trauma
  • Traumatis Namun Sehat
  • Segitiga Kekacauan
  • Tingkah Laku anak-anak Traumatis dengan gejala-gejala
  • Anak Traumatis tanpa tanda-tanda
  • Tingkah Laku anak Traumatis Tanpa Gejala-gejala
  • Memulihkan anak dari Trauma

Bahan Diskusi

  • Mengobservasi dan menterjemahkan reaksi anak-anak terhadap trauma melalui bermain peran / role play

Kegiatan Belajar

  • Menaksir dampak pada tingkah laku anak yang “diadopsi.”

Tugas Pembelajaran

          Para pendamping akan belajar  menaksir kesehatan anak-anak secara emosi melalui observasi permaian mereka, interaksi sosial dan cara mereka mengekspresikan emosi mereka.
PELAJARAN

Pemanasan   

          Tunjukkan segmen video “Anak-anak dalam Peperangan” (atau gunakan catatan dalam  Apendik C  utnuk mempersiapkan diskusi pendek mengenai anak-anak dalam peperangan.)  Mintalah pada peserta mengobservasi tingkah laku anak-anak dalam video, diskusikan betapa peristiwa traumatis atau situasi-situasi uyang dapat mengubah tingkah laku normal dari anak-anak.  Kalau Anda mempersiapkan  pembicaraan yang sudah disiapkan, bukan video, para peserta /pendamping bisa mendiskusikan bagaimana seorang anak  dalam peperangan akan bereaksi terhadap keadaan yang Anda uraikan.

Pelajaran

Perbedaan Kesehatan Emosi

Alat Peraga 6-1

            Langkah pertama dalam merencanakan intervensi bagi anak-anak dalam krisis,  adalah bisa mengerti tanggapan-tangapan dan kebutuhan  secara psikologis dari anak-anak yang diakibatkan dari trauma yang mereka alami. Karena anak bereaksi berbeda  terhadap trauma, kita harus mengerti perbedaan dalam taraf kesehatan emosional di antara ---
  • Anak-anak sehat pada waktu tidak mengalami trauma
  • Anak-anak yang traumatis namun tetap sehat emosional
  • Anak-anak traumatis  yang menunjukkan gejala adanya persoalan emosional
  • Anak-anak yang toidak menunjukkan adanya gejala persoalan emosional
Menemukan seperti apa anak-anak dalam setiap kelompok ini akan menolong para pendamping mengerti berbagai dampak pada perpikiran, perasaan, dan tingkah laku  anak-anak yang mengalami trauma.  Informasi ini merupakan dasar dari pembuatan rencana untuk intervensi.
     Kita harus ingat bahwa sejumlah krisis, konflik, kerisauan, agresi, dan ketakutan merupakan bgaian perkembangan anak-anak normal.  Namun trauma mengubah konteks dan arti semua ini bagi kesehatan emosional anak-anak.

Anak Yang Sehat Emosional

Alat Peraga 6-2
          Titik permulaan mengerti bagaimana anak-anak berubah dalam cara berpikir dan bertingkah lakunya sewaktu trauma adalah dengan mengerti seperti apakah seorang anak yang sehat --- sehat tidak saja dari segi fisik tetapi juga dari segi psikologis dan sosial.  Kita perlu mengetahui seberapa sehat anak berpikir, merasa, mengekspresikan emosinya, dan berinteraksi dengan orang lain.
          Pada anak-anak sehat,  kulit depan dari lingkaran transparan, seperti kaca, memperbolehkan Anda untuk melihat  ke dalam pikiran mereka. Anda dapat mengerti sebagian besar apa yang sedang mereka pikirkan dengan mendengarkan pembicaraan mereka, dengan mengobservasi reaksi mereka terhadap orang dan situasi dan dengan mencatat isi permainan mereka.

Anak sehat adalah ---

  • Komunikator yang baik, dapat mengkomunikasikan perasaan mereka yang sesungguhnya dan pikiran yang murni langsung kepada orang, khususnya kepada mereka yang dipercaya.
  • Merupakan bagian dari keluarga dengan hubungan yang kuat pada orang tua dan orang yang yang penting bagi mereka.
  • Dimasukkan dalam jaringan hubungan dan sistem keamanan; mereka tahu bahwa masyarakat disiapkan untuk melindungi mereka pada saat orang tua mereka gagal melakukannya.  Pengetahuan ini membawa mereka  pada rasa aman,  keamanan dan kesejahteraan,  semua bermanfaat bagi kesehatan emosional mereka.
Rasa dimiliki  dan dipercaya memungkinkan anak-anak untuk mengkomunikasikan perasaan dan pikiran mereka kepada orang lain.

Anak-anak dalam Trauma

Alat perasa 6-3

          Apa yang terjadi pada anak sehat yang menghadapi trauma?  Pertama, kita harus ingat bahwa tidak semua anak-anak bereaksi terhadap kekerasan dan trauma dengan cara yang sama.  Trauma biasanya terdiri dari beberapa peristiwa, bukan pada suatu peristiwa saja, yang mempengaruhi  anak dengan cara yang berlainan.  Dari sudut pandang anak, trauma dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori seperti yang ditunjukkan dalam siklus kekerasan.

Kekerasan

          Kebanyakan anak-anak dalam trauma mengalami dan menjadi korban kekerasan. Kekerasan ini diekspresikan melalui banyak cara – kehidupan jalanan dengan mucikari dan bandar obat-obatan terlarang, peperangan, pelecehan seksual, dll.  Mungkin kekerasan yang paling buruk bagi anak-anak yaitu pada waktu mereka dipaksa untuk melakukan kejahatan itu sendiri – sering-sering  terhadap orang yang memelihara, keamanan, kasih dan perhatian terhadap mereka itu sendiri.  Pada waktu anak-anak bertumbuh dalam  bentangan kekerasan, biasanya hal itu mengakibatkan  kehilangan yang berat atau perpisahan.

Kehilangan atau perpisahan

          Anak-anak bisa kehilangan orang tua, saudara-saudara, rumah tangga, dan bahkan negaranya, jika mereka dipaksa untuk lari dari kekerasan.  Resikonya, banyak anak harus tinggal di kamp pengungsi atau sebagai anak jalanan.  Anak-anak juga mungkin juga kehilangan secara fisik karena kekerasan yang menimpa mereka, seperti kehilangan bagian tubuhnya, yang menyebankan mereka menjadi timpang seumur hidup, atau kehilangan kesehatan, karena tertular penyakit yang didapatkan karena pelecehan seksual. Banyak orang  merasa kehilangan yang paling mendalam  adalah kehilangan hak dasar  mereka sebagai anak, yang disebabkan keterbatasan  tanggungjawab , perlindungan oleh orang dewasa dan kebebasan yang terjamin untuk menjelajahi dan menemukan dunia mereka.  Mungkin mereka kehilangan semua perasaan yang terbuka akan keingintahuan, anak  yang masih lugu.
Eksplotasi ( mengambil kesempatan dalam kesempitan anak-anak dalam keadaan mereka)  
          Eksplotasi menjadi kombinasi dari kekerasan dan kehilangan. Anak-anak dapat dieksplotasi melalui berbagai cara, termasuk dipaksa untuk melayani sebagai tentara anak, diambil untuk menjadi pekerja anak, atau digunakan sebagai pelacur atau dalam pornografi.
          Pengalaman kehilangan, kekerasan dan eksplotasi adalah saling berhubungan dan saling menguatkjan satu dengan yang lainnya, berrotasi dalam lingkaran yang ganas dan sangat merusak.  Pengalaman demikian mengakibatkan tiga reaksi dasar secara psikologis:
  1. Ketakutan – khususnya bagi keamanan dan hari depan mereka dan anggota keluarga mereka. Mereka takut bila tak ada orang yang  memperhatikan mereka atau menyediakan  makanan bagi mereka atau bahwa mereka tak akan bersekolah lagi.  Semua yang mereka saksikan dan alami dalam trauma memperbesar ketakutan mereka. 
  1.  Protes – terhadap ketidak adilan dan kejahatan yang menimpa mereka. Bahkan anak-anak kecil secara terbatas memiliki rasa  keadilan dan kejujuran dan tahu  apa yang sedang terjadi terhadap mereka adalah tidak wajar. Ketidakadilan adalah kekurangan pengertian mengenai akibat trauma  dalam kemarahan yang membuat frustrasi, yang sangat berdampak kepada kesejahteraan anak.
  1. Kesedihan – terhadap kehilangan mereka, khususnya pada waktu mereka menyadari bahwa dalam banyak kasus kehilangan tersebut tidak dapat diganti. 

Traumatis namun Sehat      

 Visual Aid: 6-4
          Tanggapan trauma dan emosi ini adalah normal dan merupakan reaksi sehat yang diperlukan dan mendasar bagi anak-anak  semasa mereka berupaya melalui pengalaman-pengalaman dan kehilangan.   Sebagian anak-anak,  khususnya yang mempunyai orang dewasa yang memperhatikan yang dapat menolong mereka menampung perasaan mereka, dan memantulkan pikiran-pikiran  dan perasaan-perasaan mereka, dapat mengatasi reaksi-reaksi tersebut dan tetap sehat; sedangkan yang lain tak dapat.

Segitiga Kekacauan

Visual Aid: 6-5

            Sebagian anak-anak memiliki permasalan yang diakibatkan oleh trauma mereka.  Problema –problema  ini dapat dimengerti dengan cara terbaik dalam konteks mereka melalui  “Segitiga Kekacauan” yang disajikan dengan  anak-anak dalam krisis, baik mereka menunjukkan gejala – gejala atau tidak.  Segitiga tersebut mewakili:

  1. Kekacauan dalam diri anak
Pengalaman dan perasaan anak-anak memberitahu mereka bahwa mereka ada dalam situasi yang tak dapat mereka kendalikan, dan yang mereka tidak mengerti. Bagi mereka, peristiwa traumatis  tidak memiliki makna yang berarti.  Mereka dalam ketakutan yang terus menerus  yang tak dapat mereka mengerti dan kendalikan.

  1. Kekacauan dalam keluarga
Sering sering keluarga dan rumah tangga tidak bisa lagi berfungsi sebagai struktur yang aman dan mendukung seperti sebelumnya. Iman dan kepercayaan mereka dalam kemampuan orang tua  untuk memelihara mereka tidak seperti dulu lagi – menjengkelkan.  Ada ketakutan dan kekuatiran bahwa orang tua sudah tidak bisa mengendalikan lagi.  Peristiwa traumatis ini bukan saja melukai dasar kepercayaan mereka, tetapi juga keterikatan batin mereka.  Terputusnya  kepercayaan dalam keluarga  merintangi kapasitas untuk mempercayai diri mereka sendiri atau orang lain. Itu sebabnya kapasitas untuk menikmati hidup dan merasa aman hancur.

  1. Kekacauan dalam lingkungan dan masyarakat
Dalam keadaan trauma, anak-anak sering mendapatkan diri mereka tinggal dalam lingkungan yang janggal, tanpa kebutuhan dasar hidup. Stuktur komunitas di sekeliling mereka menjadi asing: sekolah, gereja, pasar, tempat rekreasi,  dan struktur lainnya yang mewakili pusat kehidupan komunitas. Tanpa struktur yang sudah biasa bagi mereka, maka kehidupan anak-anak menjadi kacau.
           Seseorang mungkin menghadapi dua kemungkinan dalam pendekatan kepada anak yang  mengalami segitiga kekacauan – anak yang memiliki gejala-gejala dan yang sama sekali tidak kelihatan gejalanya.

Anak Traumatius dengan gejala-gejala.

Alat Peraga: 6-6

          Apabila faktor peredaan (faktor yang membuat situasi tidak separah atau sesakit itu, karena ada sistem pendukung yang mengerti keadaan trauma) tidak berfungsi sebagaimana seharusnya atau tidak bisa mengentaskan trauma, segitiga kekacauan terbentuk dengan sendirinya dalam diri anak.  Kebingungan ini membatasi tempat yang ada untuk menciptakan informasi yang datang berkenaan dengan kekerasan, kehilangan,  dan eksplotasi. Segitiga kekacauan  menghalangi kemampuan anak untuk mengkomunikasikan perasaan yang sesungguhnya dan menyembunyikan apa yang sesungguhnya sedang terjadi dalam anak.  Sulit bagi seorang anak untuk  berhubungan dengan ketakutannya, protesnya dan kepedihannya
Kita harus menyadari bahwa  tingkah laku (tubuh) dan gejala-gewjala  agresif,  kemunduran atau psikosomatis, adalah upayanya untuk menyatakan perasaan dan kebutuhannya. Kalau pendamping dapat mengerti gejala-gejala ini dengan benar  akan memungkinkan  mengerti pengalaman traumatis anak.

Tingkah laku anak-anak dengan gejala-gejala

Visual aid 6-7
          Anak-anak dengn gejala akan bereaksi terhadap kebingungan ini dengan salah satu dari tiga cara ini:
  1. Tingkah laku agresif ( memukul, menendang, menjerit dan memecahkan barang).
  2. Tanda-tanda tingkah laku kemunduran (pada umumnya terdapat pada anak-anak yang masih muda – ngompol, menggelendot, bicara seperti bayi). Tingkah laku anak-anak mundur kepada waktu dimana mereka dulu merasa aman.
  3. Gejala-gejala fisik (sakit kepala, sakit perut, dan hilang nafsu makan).
Pada waktu menunjukkan gejala secara fisik, anak-anak itu sebenarnya tidak sungguh-sungguh sakit melainkan menunjukkan trauma mereka.  Sering-sering keluhan ini adalah usaha terakhir untuk berkomunikasi, pada waktu saluran lain buntu. Mereka berupaya untuk  menyampaikan kebutuhan mereka  akan orang  yang bisa mengerti bahwa mereka terluka., sedih, takut dan memprotes. Anak-anak memiliki taraf toleran tertentu terhadap kesedihan  sebelum tubuh mereka bereaksi.
     Kadang-kadang pendamping dan  petugas medis salah mengartikan gejala-gejala tersebut.  Contohnya, pada waktu peperangan di Liberia,  tingkah laku agresif  karena trauma peperangan, disalahtafsirkan sebagai problem tingkah laku, karena anak-anak bereaksi di luar norma kultur yang mengharuskan anak menghormati orang dewasa.  Pada waktu mereka dihukum karena dikira  bahwa tingkah laku mereka salah, maka anak-anak  mengalami trauma dua kali lipat.
     Gejala-gejala ini, bisa menjadi sehat bila para pendamping mewaspadai perbedaan apa yang sedang terjadi kepada anak-anak.  Gejala tersebut bukan saja membuat Anda waspada pada fakta bahwa ada yang tidak beres, namun juga memberi kesempatan bagi anak-anak untuk membicarakan perasaan yang sesungguhnya.  Dimana ada gejala, disana ada harapan.
Anak traumatis yang tanpa gejala-gejala.
Visual Aid 6-8
     Ada banyak problema yang lebih serius mengelilingi anak-anak yang, karena  kehebatan traumanya sampai tidak menunjukkan gejala trauma sama sekali. Para pendamping harus sangat waspada  untuk mengenali anak-anak ini, yang amat sangat menderita dan mempunyai  kebutuhan yang paling mendalam akan pertolongan untuk  mencegah  dalam jangka panjang atau akibat yang terus menerus dari trauma mereka.
     Dengan anak-anak ini, segitiga kekacauan menjadi demikian  padatnya sehingga seseorang tidak dapat mengira apa yang sedang terjadi dalam diri anak. Anak-anak itu telah kehilangan kemampuan untuk mengkomunikasikan perasaan mereka yang sebenarnya, pikiran, emosi mereka kepada dunia luar. Jiwa anak itu diam.

Tingkah laku anak-anak tanpa gejala
Visual Aid 6-9
     Kita mengetahui bahwa anak-anak semacam itu telah kehilangan perlindungan keluarga dan jaringan keamanan, sedangkan anak-anak ini adalah: --
  • Lebih seperti orang dewasa, seorang anak yang matang,  dengan  suasana penolakan.
  • Lebih lelah daripada keagresifan
  • Lebih kompeten dari agresif,  tanpa keluhan medis
  • Menolak dengan keras rasa takut apa saja, marah atau derita.
  • Merasa  diri cukup dengan sikap: “ Oh hidup hanya begitu saja, Saya dapat mengatasinya. Saya dapat mengurusi diri sendiri.”
Anak-anak ini dianggap tabah dan mengagumkan. Namun kita ketahui dan harus ingat bahwa mereka sudah mengalami banyak kekerasan, kehilangan dan penganiayaan. Dari segi psikologis, anak-anak ini menderita trauma yang paling besar dan biasanya lebih memerlukan pemeliharaan jangka panjang daripada anak-anak yang menunjukkan gejala-gejala.  Untuk bisa mendapat kesembuhan, para pendamping harus mengusahakan agar anak-anak ini dapat mengkomunikasikan perasaan dan pikiran mereka yang benar.
Memulihkan anak dari Trauma
     Empat pelajaran berikutnya akan menjelaskan unsur-unsur pokok untuk memulihkan seorang anak dari trauma.
     Strategi ini termasuk ---
  • Memberi kesempatan untuk melepaskan secara aman  perasaan-perasaan  (berbicara atau bermain)
  • Memberi anak rasa aman yang dapat memberi kebebasan  dari gejala-gejala dan tingkah laku  pascatraumatis.
  • Menolong anak  pulih dari rasa misteri dan kendali dalam kehidupan melalui situasi yang tersusun seperti kehidupan yang rutin dan membuat keputusan.
  • Memperbaiki kesalahfahaman dan mempersalahkan diri.
  • Memulihkan rasa percaya anak dalam dirinya sendiri, bersamaan dengan keyakinan dalam pengharapan bagi masa depan.
  • Memperkecil luka trauma melalui menunjukkan  pengertian orang lain akan trauma anak, khususnya  bagi mereka yang memberikan perhatian / pemeliharaan.

Waktu Berdiskusi anak-anak yang mengalami trauma

          Pilihlah 3 peserta untuk memerankan, namun main peran tersebut harus tahu mereka sedang memerankan  gambaran siapa.
Ketiga anak-anak yang diperankan adalah:
  1. Seorang anak yang mengalami trauma namun tetap sehat
  2. Seorang anak yang mengalami trauma dan sedang menunjukan gejala-gelaja.  
  3. Seorang anak yang mengalami trauma dan tidak menunjukkan gejala-gejala.
Sementara menonton,  kelompok akan menerka  kategori anak mana yang sedang diperankan dan berikan alasan akan pilihan mereka.

Kegiatan Belajar

-        Mintalah para peserta membagi diri ke dalam kelompok studi kasus mereka.
-        Minta mereka untuk memeriksa tingkah laku “anak adopsi” untuk menentukan kalau-kalau  anak  itu tetap sehat secara emosional melalui pengalaman krisisnya  atau apakah anak mereka  traumatis, dan dengan  gejala atau tidak dengan gejala.  Sekali lagi, mereka perlu dapat memberilkan alasan alasan untuk pilihan  mereka.
-        Mintalah kelompok-kelompok memberi umpan balik kepada kelompok besar setelah tugas selesai.

Littlre snake pin