BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bimbingan
Sosial Perseorangan
Menurut Rustanto (2009) bimbingan sosial perseorangan merupakan
suatu proses untuk membantu individu agar dia mampu menyesuaikan diri dengan
individu yang lain dan dengan lingkungan sosialnya. Metode
bimbingan sosial perseorangan adalah suatu cara kerja ataupun prosedur yang
teratur dan sistematis untuk mendidik dan membimbing anak (individu) yang mengalami
permasalahan sosial sehingga semua permasalahan yang dialami tersebut dapat
terselesaikan atau diatasi dengan baik dan anak binaan tersebut dapat
melaksanakan tugas-tugas serta fungsi sosialnya secara lebih baik (Pakpahan,
2011). Menurut Ilmawan (2011),bimbingan sosial individu atau perseorangan
adalah suatu rangkaian pendekatan teknik yang ditujukan untuk membantu individu
yang mengalami masalah berdasarkan relasi antara pekerja sosial dengan seorang
penerima pelayanan secara tatap muka.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan sosial
perseorangan merupakan salah satu metode dalam rehabilitasi sosial/pekerjaan
sosial yang teratur dan sistematis untuk membantu individu yang mengalami
permasalahan sosial agar individu tersebut menyesuaikan diri dan melaksanakan
tugas-tugas maupun fungsi sosial di lingkungan masyarakat.
2.2 Manfaat
Manfaat
bimbingan sosial perseorangan adalah agar permasalahan yang dihadapi oleh
individu dapat terselesaikan dan dapat menjalankan fungsi-fungsi sosial dan
tugas sosialnya secara lebih baik dalam lingkungan sosialnya. Selain itu individu
memperoleh pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan yang dapat membantunya untuk
melakukan fungsi dan tugas sosialnya sehingga individu dapat mandiri atau tidak
bergantung pada orang lain.
2.3 Komponen Bimbingan
Sosial Perseorangan
Komponen bimbingan sosial perseorangan menurut Rustanto
(2009) yaitu sebagai berikut:
1.
Individu (klien)
Adalah seseorang yang menghadapi masalah dan dia datang ke
pendamping untuk meminta tolong mengatasi masalah yang dihadapinya. klien ini
menghadapi masalah yang terkait dengan aspek kehidupan sosialnya.
2.
Masalah yang dihadapi
Masalah di sini adalah yang yang dirasakan oleh klien. Pada
umumnya masalah tersebut berkaitan dengan penghasilan, masalah hubungan klien
dengan anggota keluarganya, atau hubungan dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Pendamping social berupaya untuk
membantu klien memecahkan masalah yang dihadapinya dengan memperhatikan bahwa
klien adalah seseorang yang memiliki harga diri dan martabat.
3.
Pendamping
sosial
Pendamping social sebagai orang yang bisa membantu klien,
bantuannya dalam bentuk material, saran-saran yang membangun dan tepat untuk
kepribadian klien.
4.
Proses
Proses pelaksanaan
bimbingan sosial yang dilakukan oleh pendamping sosial dan klien. Pada dasarnya
proses pelaksanaan bimbingan sosial perseorangan tidak jauh berbeda dengan
bimbingan perseorangan pada layanan bimbingan dan konseling pada umumnya hanya
saja dalam bimbingan sosial perseorangan tidak hanya bimbingan pada saran-saran
tetapi juga ketrampilan untuk klien.
2.4 Prinsip-Prinsip Bimbingan
Sosial Perseorangan
Adapun prinsip
dasar pada bimbingan sosial perseorangan menurut Ilmawan (2011) adalah:
1.
Penerimaan
Penerimaan mempunyai
arti bahwa seorang pendamping sosial seyogya menerima, menghormati, menghargai
penerima layanan (klien) dengan segala permasalahan dan kondisi yang dialaminya
tanpa syarat (Unconditional positive regard). Pendamping sosial tidak melakukan
penilaian-penilaian negatif yang akan menganggu jalannya proses bimbingan
sosial.
2.
Komunikasi (Keterbukaan
)
Suasana keterbukaan
dalam komunikasi antara pendamping sosial dengan klien dalam pelaksanaan
bimbingan sosial perseorangan sangatlah diperlukan, karena penerapan prinsip
ini akan mempermudah pencapaian tujuan bimbingan ini. Keterbukaan ini mempunyai
arti antara pendamping sosial dan klien saling memberi informasi secara jujur
dan menerima informasi dengan terbuka/lapang dada.
3.
Individualisasi
Pendamping sosial harus
memahami, menerima bahwa klien sebagai pribadi yang unik, dalam arti berbeda
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
4.
Partisipasi
Prinsip partisipasi
memiliki arti bahwa pendamping sosial harus ikut serta secara langsung dalam
membantu mengatasi permasalahan klien. Hasil usaha bimbingan sosial juga tidak
akan berarti apabila klien yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam
mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
5.
Kerahasiaan
Pelayanan bimbingan
sosial ada kalanya berhubungan dengan klien yang mengalami masalah. Bagi klien
yang bermasalah dan ingin menyelesaikan masalahnya akan sangat membutuhkan
bantuan dari orang yang dapat menyimpan kerahasiaan yang dihadapi oleh klien.
Oleh karena itu pendamping sosial harus mampu merahasiakan segala data,
informasi yang diberikan oleh klien.
6.
Kesadaran diri
Sebagai pendamping
sosial menyadari respon klien, bimbingan sosial merupakan relasi bantuan
professional yang sudah selayaknya dilakukan secara professional juga,
pendamping sosial mampu memotivasi klien untuk melakukan perubahan pada dirinya
menjadi lebih baik.
2.5 Peranan Pendamping
Sosial dalam Bimbingan Sosial Perseorangan
Pendamping
sosial professional yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman menggunakan
metode bimbingan sosial perseorangan ini akan menghindari sejauh mungkin
bias-bias subyektifitas dan interest pribadi. Menurut Ilmawan (2011) beberapa
peranan pendamping sosial professional yang menerapkan bimbingan perseorangan
adalah:
1.
Broker,
membantu memberikan pelayanan sosial kepada klien
2.
Mediator,
menghubungkan klien kepada sumber-sumber pelayanan sosial
3.
Public
educator, memberikan dan menyebarluaskan
informasi mengenai masalah dan pelayanan sosial.
4.
Advocate,
membela klien memperjuangkan haknya memperoleh pelayanan atau menjadi
penyambung lidah klien agar lembaga merespon untuk memenuhi kebutuhan klien.
5.
Outreach,
pekerjaan sosial mendatangi atau menjangkau pelayanan.
6.
Behavioral
specialist, sebagai ahli yang dapat melakukan
berbagai strategi atau teknis mengubah perilaku seseorang.
7.
Konsultan,
memberikan nasehat kepada klien untuk
memenuhi kebutuhan atau pemecahan masalah
8.
Konselor,
mencarikan alternative yang dapat membantu klien dalam upaya mengatasi
masalahnya
2.6 Proses Bimbingan Sosial
Perseorangan
Pendamping social ketika membantu klien yang bermasalah
dilakukan melalui satu proses, di mana pendamping tidak hanya begitu saja
memberi bantuan, namun perlu mempelajari terlebih dahulu apa masalah klien yang
sebenarnya. Proses itu biasanya dilakukan sebagai berikut :
Pendamping dalam hal ini mendorong klien untuk mengungkapkan
masalahnya. Sering kali orang mengalami kesulitan untuk mengungkapkan masalah
yang sebenarnya, tetapi yang diungkapkan adalah masalah yang muncul. Oleh
karena itu pendamping perlu mendorong klien untuk mengerti dan memahami masalah
yang sebenarnya.
Apabila sudah diketahui masalahnya, maka pendamping bersama
klien sama-sama merumuskan rencana bagaimana memecahkan maslah tersebut.Ø
Seandainya pendamping tidak sanggup untuk memabntu klien dalam memecahkan masalahnya, maka dia bias merujuk klien ke pendamping lain atau ke lembaga yang oleh pendamping dianggap mampu membantu masalah yang dihadapi klien.
Seandainya pendamping tidak sanggup untuk memabntu klien dalam memecahkan masalahnya, maka dia bias merujuk klien ke pendamping lain atau ke lembaga yang oleh pendamping dianggap mampu membantu masalah yang dihadapi klien.
DAFTAR
PUSTAKA
Ilmawan, Khoirul. 2011. Metode Pekerjaan Sosial. Online. http://pekerjasosialtuban.wordpress.com/2011/04/.
Diunduh tanggal 20 Maret 2012.
Pakpahan, Guf. 2011. Implementasi Program Pelayanan Sosial di
Panti Sosial Bina Remaja “Nusa Putera” (Skripsi). Online. repository.usu.ac.id/bitstream/ChapterII.pdf.
Diunduh tanggal 21 Maret 2012.
Rustanto, Bambang. 2009. Pekerjaan Sosial dan Bimbingan Sosial
Perseorangan. Online. http://bambang-rustanto.blogspot.com/2009/12/bimbingan-sosial-perorangan.html.
Diunduh tanggal 21 Maret 2012.