Jumat, 22 Juni 2012

BIMBINGAN SOSIAL PERSEORANGAN DALAM REHABILITASI SOSIAL



BAB 2
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Bimbingan Sosial Perseorangan
Menurut Rustanto (2009) bimbingan sosial perseorangan merupakan suatu proses untuk membantu individu agar dia mampu menyesuaikan diri dengan individu yang lain dan dengan lingkungan sosialnya. Metode bimbingan sosial perseorangan adalah suatu cara kerja ataupun prosedur yang teratur dan sistematis untuk mendidik dan membimbing anak (individu) yang mengalami permasalahan sosial sehingga semua permasalahan yang dialami tersebut dapat terselesaikan atau diatasi dengan baik dan anak binaan tersebut dapat melaksanakan tugas-tugas serta fungsi sosialnya secara lebih baik (Pakpahan, 2011). Menurut Ilmawan (2011),bimbingan sosial individu atau perseorangan adalah suatu rangkaian pendekatan teknik yang ditujukan untuk membantu individu yang mengalami masalah berdasarkan relasi antara pekerja sosial dengan seorang penerima pelayanan secara tatap muka.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan sosial perseorangan merupakan salah satu metode dalam rehabilitasi sosial/pekerjaan sosial yang teratur dan sistematis untuk membantu individu yang mengalami permasalahan sosial agar individu tersebut menyesuaikan diri dan melaksanakan tugas-tugas maupun fungsi sosial di lingkungan masyarakat.

2.2  Manfaat
Manfaat bimbingan sosial perseorangan adalah agar permasalahan yang dihadapi oleh individu dapat terselesaikan dan dapat menjalankan fungsi-fungsi sosial dan tugas sosialnya secara lebih baik dalam lingkungan sosialnya. Selain itu individu memperoleh pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan yang dapat membantunya untuk melakukan fungsi dan tugas sosialnya sehingga individu dapat mandiri atau tidak bergantung pada orang lain.
  
2.3  Komponen Bimbingan Sosial Perseorangan
Komponen bimbingan sosial perseorangan menurut Rustanto (2009) yaitu sebagai berikut:
1.      Individu (klien) 
Adalah seseorang yang menghadapi masalah dan dia datang ke pendamping untuk meminta tolong mengatasi masalah yang dihadapinya. klien ini menghadapi masalah yang terkait dengan aspek kehidupan sosialnya.
2.     Masalah yang dihadapi
Masalah di sini adalah yang yang dirasakan oleh klien. Pada umumnya masalah tersebut berkaitan dengan penghasilan, masalah hubungan klien dengan anggota keluarganya, atau hubungan dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Pendamping social berupaya untuk membantu klien memecahkan masalah yang dihadapinya dengan memperhatikan bahwa klien adalah seseorang yang memiliki harga diri dan martabat.
3.     Pendamping sosial
Pendamping social sebagai orang yang bisa membantu klien, bantuannya dalam bentuk material, saran-saran yang membangun dan tepat untuk kepribadian klien. 
4.     Proses 
Proses pelaksanaan bimbingan sosial yang dilakukan oleh pendamping sosial dan klien. Pada dasarnya proses pelaksanaan bimbingan sosial perseorangan tidak jauh berbeda dengan bimbingan perseorangan pada layanan bimbingan dan konseling pada umumnya hanya saja dalam bimbingan sosial perseorangan tidak hanya bimbingan pada saran-saran tetapi juga ketrampilan untuk klien.

2.4  Prinsip-Prinsip Bimbingan Sosial Perseorangan
Adapun prinsip dasar pada bimbingan sosial perseorangan menurut Ilmawan (2011) adalah:
1.     Penerimaan
Penerimaan mempunyai arti bahwa seorang pendamping sosial seyogya menerima, menghormati, menghargai penerima layanan (klien) dengan segala permasalahan dan kondisi yang dialaminya tanpa syarat (Unconditional positive regard). Pendamping sosial tidak melakukan penilaian-penilaian negatif yang akan menganggu jalannya proses bimbingan sosial.
2.     Komunikasi (Keterbukaan )
Suasana keterbukaan dalam komunikasi antara pendamping sosial dengan klien dalam pelaksanaan bimbingan sosial perseorangan sangatlah diperlukan, karena penerapan prinsip ini akan mempermudah pencapaian tujuan bimbingan ini. Keterbukaan ini mempunyai arti antara pendamping sosial dan klien saling memberi informasi secara jujur dan menerima informasi dengan terbuka/lapang dada.
3.     Individualisasi
Pendamping sosial harus memahami, menerima bahwa klien sebagai pribadi yang unik, dalam arti berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
4.     Partisipasi
Prinsip partisipasi memiliki arti bahwa pendamping sosial harus ikut serta secara langsung dalam membantu mengatasi permasalahan klien. Hasil usaha bimbingan sosial juga tidak akan berarti apabila klien yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
5.     Kerahasiaan
Pelayanan bimbingan sosial ada kalanya berhubungan dengan klien yang mengalami masalah. Bagi klien yang bermasalah dan ingin menyelesaikan masalahnya akan sangat membutuhkan bantuan dari orang yang dapat menyimpan kerahasiaan yang dihadapi oleh klien. Oleh karena itu pendamping sosial harus mampu merahasiakan segala data, informasi yang diberikan oleh klien.
6.     Kesadaran diri
Sebagai pendamping sosial menyadari respon klien, bimbingan sosial merupakan relasi bantuan professional yang sudah selayaknya dilakukan secara professional juga, pendamping sosial mampu memotivasi klien untuk melakukan perubahan pada dirinya menjadi lebih baik.

2.5  Peranan Pendamping Sosial dalam Bimbingan Sosial Perseorangan
Pendamping sosial professional yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman menggunakan metode bimbingan sosial perseorangan ini akan menghindari sejauh mungkin bias-bias subyektifitas dan interest pribadi. Menurut Ilmawan (2011) beberapa peranan pendamping sosial professional yang menerapkan bimbingan perseorangan adalah:
1.     Broker, membantu memberikan pelayanan sosial kepada klien
2.     Mediator, menghubungkan klien kepada sumber-sumber pelayanan sosial
3.     Public educator, memberikan dan menyebarluaskan informasi mengenai masalah dan pelayanan sosial.
4.     Advocate, membela klien memperjuangkan haknya memperoleh pelayanan atau menjadi penyambung lidah klien agar lembaga merespon untuk memenuhi kebutuhan klien.
5.     Outreach, pekerjaan sosial mendatangi atau menjangkau pelayanan.
6.     Behavioral specialist, sebagai ahli yang dapat melakukan berbagai strategi atau teknis mengubah perilaku seseorang.
7.     Konsultan, memberikan nasehat kepada klien untuk memenuhi kebutuhan atau pemecahan masalah
8.     Konselor, mencarikan alternative yang dapat membantu klien dalam upaya mengatasi masalahnya

2.6  Proses Bimbingan Sosial Perseorangan
Pendamping social ketika membantu klien yang bermasalah dilakukan melalui satu proses, di mana pendamping tidak hanya begitu saja memberi bantuan, namun perlu mempelajari terlebih dahulu apa masalah klien yang sebenarnya. Proses itu biasanya dilakukan sebagai berikut : 
Pendamping dalam hal ini mendorong klien untuk mengungkapkan masalahnya. Sering kali orang mengalami kesulitan untuk mengungkapkan masalah yang sebenarnya, tetapi yang diungkapkan adalah masalah yang muncul. Oleh karena itu pendamping perlu mendorong klien untuk mengerti dan memahami masalah yang sebenarnya.
Apabila sudah diketahui masalahnya, maka pendamping bersama klien sama-sama merumuskan rencana bagaimana memecahkan maslah tersebut.Ø 
 Seandainya pendamping tidak sanggup untuk memabntu klien dalam memecahkan masalahnya, maka dia bias merujuk klien ke pendamping lain atau ke lembaga yang oleh pendamping dianggap mampu membantu masalah yang dihadapi klien. 

DAFTAR PUSTAKA 
Ilmawan, Khoirul. 2011. Metode Pekerjaan Sosial. Online. http://pekerjasosialtuban.wordpress.com/2011/04/. Diunduh tanggal 20 Maret 2012.

Pakpahan, Guf. 2011. Implementasi Program Pelayanan Sosial di Panti Sosial Bina Remaja “Nusa Putera” (Skripsi). Online. repository.usu.ac.id/bitstream/ChapterII.pdf. Diunduh tanggal 21 Maret 2012.

Rustanto, Bambang. 2009. Pekerjaan Sosial dan Bimbingan Sosial Perseorangan. Online. http://bambang-rustanto.blogspot.com/2009/12/bimbingan-sosial-perorangan.html. Diunduh tanggal 21 Maret 2012.

Littlre snake pin