Pelaku
|
Dialog
|
Teknik
|
Konseli
|
“Assalammu’alaikum”
(sambil mengetuk pintu ruangan BK)
|
|
Konselor
|
“Wa’alaikumsalam”
(diucapkan setelah membuka pintu ruangan BK)
|
|
Konseli
|
“Selamat
pagi, Bu!” (sambil tersenyum)
|
|
Konselor
|
“Selamat
pagi Lala, ayo silahkan masuk (dengan menjabat tangan Lala). Silahkan duduk
Lala! Pilih kursi yang menurutmu nyaman untuk duduk.”
|
Opening
|
Konseli
|
“Terima
kasih Bu, saya duduk disini saja.”
|
|
Konselor
|
“Baiklah kalau begitu.”
“Habis pelajaran apa tadi
La?”
|
Topik
Netral
|
Konseli
|
“Tadi
habis pelajaran Sosiologi Bu.”
|
|
Konselor
|
“Kemarin
kan sekolah kita ini mengadakan berbagai lomba dalam rangka peringatan hari
kemerdekaan. Nah kelasmu ikut lomba apa saja?”
|
|
Konseli
|
“Kemarin
kelas saya mengikuti lomba menghias kelas dan juga lomba parade band, Bu.”
|
|
Konselor
|
“Wah,
pasti seru sekali ya... Kedatangan Lala disini mungkin ada yang akan
dibicarakan dengan Ibu.”
|
Kalimat
Jembatan
|
Konseli
|
“Iya
Bu. Saya ingin meminta nasihat dan solusi dari Ibu.”
|
|
Konselor
|
“Mmm..ya.
Alangkah lebih baiknya kalau kita bicarakan bersama agar diperoleh pemecahan
yang terbaik. Bagaimana, dapat dimengerti?”
|
Role
Limit
|
Konseli
|
“O-oh...
Iya Bu. Saya mengerti.”
|
|
Konselor
|
“Silahkan
Lala dapat mulai bercerita.”
|
|
Konseli
|
“Gini
Bu, saya kurang PD jika harus tampil di depan umum apalagi dalam acara yang
besar seperti kemarin Bu. Saya tidak mengikuti lomba satupun. Sebetulnya saya
sendiri juga bingung bu dengan apa yang saya alami. Saya merasa diri saya
sangat malu dengan teman-teman saya jika saya disuruh berbicara, rasanya
canggung sekali. Apakah ini karena saya belum bisa beradaptasi dengan
lingkungan sekolah saya ini? Saya merasa diri saya hanya sendirian.”
|
|
Konselor
|
“Merasa
hanya sendirian?”
|
Restatement
|
Konseli
|
“Iya
Bu. Saya merasa tidak memiliki teman yang sangat akrab sekali dengan saya.
Yang bisa saya ajak untuk cerita, curhat, bercanda.”
|
|
Konselor
|
“Apa
yang kamu rasakan dan membuat kamu berfikir seperti itu?”
|
Lead
|
Konseli
|
“Saya
merasa tidak PD untuk bergaul dengan teman-teman. Jadi saya merasa takut
untuk bergaul apalagi ngobrol maupun bercanda bersama dengan teman-teman
baru. Saya takut mereka menolak saya. Dulu saya pernah punya pengalaman tidak
menyenangkan waktu saya masih SMP. Saat saya berusaha berteman dengan
seseorang, dia malah menolak dan mengacuhkan saya, saya kecewa sekali Bu saat
itu, Sejak kejadian itu saya jadi merasa minder dan tidak PD saat harus
memulai hubungan dengan orang lain atau lingkungan baru.”
|
|
Konselor
|
“Ibu
mengerti apa yang kamu rasakan. Yang kamu butuhkan dan inginkan adalah ingin
merasa nyaman dan PD dalam bergaul bersama teman- teman?”
|
Acceptance
|
Konseli
|
“Iya
Bu. Saya sedih sendirian terus menerus, tetapi ketika saya ingin memulai
berkomunikasi dan bercanda dengan mereka saya merasa sangat canggung sekali
Bu.”
|
|
Konselor
|
“Iya,
Ibu paham perasaanmu. Lala, Setiap orang yang belum mencoba tidak akan tahu
bagaimana hasilnya. Jika kamu berani untuk memulai menyapa atau memulai
pembicaraan dengan mereka, tidak mustahil nanti mereka akan merespon dengan
baik. Dan mungkin sebenarnya mereka ingin sekali berteman akrab dengan kamu.
Perasaan trauma karena ditolak oleh temanmu itu adalah masa lalu, siapa tahu
peristiwa yang kamu hadapi tidak sama seperti peristiwa yang kamu alami dulu.
Sehingga perasaan takut dan kecewa itu tidak perlu kamu rasakan sampai
sekarang, jadi kamu bisa lebih percaya diri dan tidak takut lagi berteman
dengan orang-orang yang baru.”
|
Factual
Prediction,
Prediction
Reassurance.
|
Konseli
|
“Iya
Bu, Saya mengerti apa yang Ibu maksudkan. Tapi saya masih sangat sulit
mengubah perasaan saya. Saya sulit memulai pembicaraan dengan teman atau
merespon ajakan mereka, saya bingung harus memulai dengan sikap bagaimana,
dimulai darimana, dan dengan perkataan seperti apa”
|
|
Konselor
|
“Baiklah,
karena kamu merasa kesulitan dengan hanya memikirkan atau membayangkan solusi
permasalahanmu, kita akan memainkan permainan peran. Hal ini dapat membantu
kamu untuk memahami dengan lebih mudah bagaimana untuk dapat bertingkah laku
dengan tepat dalam bergaul dengan teman-temanmu. Pemeranan tingkah laku ini
dapat diperankan oleh saya sendiri, atau kamu ingin salah seorang temanmu di
kelas untuk bermain peran bersama kita.”
|
|
Konseli
|
“Mmm...
saya akan pilih seorang teman saja di kelas Bu,..…”
|
|
Konselor
|
“Baiklah,
kalau kamu ingin bantuan seorang teman untuk bermain peran bersama kita tidak
apa-apa. Ibu tekankan disini adalah bagaimana kamu dapat memahami dan
mengambil pelajaran untuk mencontoh setiap perilaku positif yang akan
ditunjukkan oleh model kita nanti”
|
|
Konseli
|
“Iya
Bu, saya rasa saya sudah tahu siapa yang bisa membantu saya, Ani saja Bu, dia
teman sebangku saya.”
|
|
Konselor
|
“Oke...
Untuk sementara ini dari pembicaraan kita dapat disimpulkan bahwa kita telah
membahas masalah kamu yaitu tidak percaya diri. Lalu kamu merasa kesulitan
dengan hanya memikirkan atau membayangkan solusi permasalahanmu, sehingga
kita akan memainkan permainan peran.”
“Berhubung
bel akan berbunyi sebentar lagi, maka marilah kita akhiri pertemuan kali ini.
Ibu menunggu kedatanganmu bersama Ani ya La...”
|
Summary
Bagian,
Termination.
|
Konseli
|
“Iya
Bu. Terima kasih ya Bu. Besok saya akan menemui Ibu bersama Ani. Baiklah Bu
saya pamit dulu, Assalamu’alaikum”
|
|
Konselor
|
“Iya
La. Wa’alaikumsalam.”
|
|
|
|
|
|
Keesokan
harinya
|
|
Konseli
|
“Assallamu’alaikum”(datang
bersama Ani ke ruangan BK, mengetuk pintu dan juga memberikan salam )
|
|
Konselor
|
“Wa’alaikumsalam,
mari silahkan masuk”(sambil menjabat tangan mereka dengan bergantian sambil
mempersilahkan duduk) silahkan pilih tempat duduk ditempat yang kalian suka
dan kalian rasa nyaman”
|
Opening
|
Konseli
|
“Iya
Bu, saya duduk di sini saja Bu.”(Ani mengikuti Lala dibelakangnya)
|
|
Konselor
|
“Hallo
Ani, bagaimana perasaanmu saat menuju ke ruangan ini?.”
|
Topik
Netral
|
Teman
Konseli (Ani)
|
“Saya
deg-degan Bu,, heee...”
|
|
Konselor
|
“Apakah
kamu sudah diberi tahu kenapa kamu diajak kesini oleh Lala?”
|
|
Teman
Konseli (Ani)
|
“Sudah
Bu, Lala sudah memberitahukan saya kok. Saya ikhlas untuk membantunya berubah
ke arah yang lebih baik lagi.”
|
|
Konseli
(Lala)
|
“Terima
kasih ya Ani.”
|
|
Konselor
|
“Alhamdulillah
ya, sesama teman alangkah baiknya saling membantu dan memudahkan seperti ini.
Dengan kedatangan Ani ini, selanjutnya kita akan memerankan skenario ini.
Lala membutuhkan contoh dari Ani untuk memerankan peran sebagai Lala dulu.
Ibu akan menjadi temanmu yang mencoba ingin berteman dan bergaul denganmu,
dan nanti silahkan Ani merespon Ibu ya?!”
|
|
|
(menyalurkan
demonstrasi model tersebut dalam urutan skenario)
|
|
Konselor
|
“Kita
mulai ya Ani. Sekarang kamu menjadi Lala. Siap?”
|
|
Teman
Konseli (Ani)
|
“Iya
Bu.. Saya siap.”
|
|
|
|
|
Konselor
(sebagai teman)
|
“Selamat
pagi La, kenapa kamu sendirian di kelas? Kenapa
tidak bergabung dengan teman-teman di kantin?” |
|
Ani
(sebagai Lala)
|
“Aku…Aku
tidak. Tidak ada apa-apa kok,”(Ani tetap duduk)
|
|
Konselor
(sebagai teman)
|
“Hei,
pasti menyenangkan bergabung dengan teman-teman di kantin. Kita bisa saling
bercerita, tertawa, akan semakin mengenal dan menyayangi. Ayo, kutemani kamu
kesana,”
|
|
Ani
(sebagai Lala)
|
“Mmm…Baiklah
aku ikut denganmu. Tapi nanti temani aku ya? Aku belum begitu dekat dengan
teman-teman,”
|
|
Konselor
(sebagai teman)
|
“Ooo,
dengan senang hati Lala,” (tersenyum)
|
|
|
|
|
Konselor
|
“Oke..
Terimakasih Ani. Kamu boleh duduk.”
(duduk)
“Nah Lala, apa yang bisa kamu amati, pahami, dan simpulkan dari contoh adegan
tadi?”
|
|
Konseli
|
“Mmm...
Ternyata sebenarnya tidak begitu menakutkan untuk memulai bergaul dengan
mereka, Bu. Mungkin sebenarnya mereka juga mengharapkan saya untuk bersama
mereka seperti tadi. Berarti…tidak semua orang menunjukkan respon yang sama
seperti pengalaman yang saya alami dulu yang tidak mengenakkan?”
|
|
Konselor
|
“Iya,
kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi kalau kita tidak mencobanya
terlebih dahulu. Banyak hal-hal positif dan menyenangkan yang bisa kamu
dapatkan bersama teman-temanmu yang baru.”
|
|
Konseli
|
“Ehmm…”(mengangguk-ngangguk)
|
|
Konselor
|
“OK.
Setelah kamu mengamati Ani memainkan peranmu tadi, sekarang kamu berani kan
untuk memainkan peranmu sendiri? Menunjukkan sikap-sikap dan tingkah laku
yang lebih positif, seperti Ani tadi,”
|
|
Konseli
|
“Iya
Bu, InsyaAllah saya bisa.”
|
|
Konselor
|
“Ya
sudah, ayo kita ulangi peranan itu tadi. Kamu perankan sebagi dirimu sendiri.
Jika ditengah adegan ini kamu merasakan perasaan cemas atau kesulitan
merespon, maka kamu boleh diam dulu, jangan mengucapkan apa-apa untuk
menetralisir perasaan itu, ok?”
|
|
Konseli
|
“Baik
Bu,”
|
|
|
|
|
|
(adegan
diulangi dengan konseli memainkan perannya sendiri)
|
|
Konselor
(sebagai teman)
|
“Selamat
pagi Lala, kenapa kamu sendirian disini? Kenapa tidak bergabung dengan
teman-teman di kantin?”
|
|
Konseli
|
(Terdiam
sejenak, lalu berkata)”Aku…Aku tidak ingin,”
|
|
Konselor
(sebagai teman)
|
“Hei,
pasti menyenangkan bergabung dengan teman-teman. Kita bisa saling bercerita,
tertawa, kita akan semakin mengenal dan menyayangi. Ayo, kutemani kamu
kesana,”
|
|
Konseli
|
“Ehmm…Baiklah
aku ikut dengan mu. Tapi nanti temani aku ya? Aku belum begitu dekat dengan
teman-teman.”
|
|
Konselor
(sebagai teman)
|
“O,
dengan senang hati Lala,”(tersenyum).
|
|
|
|
|
Konselor
|
”Nah
itu kamu bisa melakukannya, bagaimana perasaanmu saat kita bermain tadi?”
|
|
Konseli
|
“Saya
agak takut memulainya Bu, tapi setelah saya coba, tidak seburuk yang saya
bayangkan”
|
|
Konselor
|
“Dengan
kata lain perasaan takutmu untuk memulai hubungan dengan orang lain sudah
agak berkurang?”
|
Clarification
|
Konseli
|
“Iya
Bu. Setelah menemukan hal yang positif, perasaan takut saya jadi berkurang,”
|
|
Konselor
|
“Ya,
sekarang yang perlu kamu lakukan coba kamu terapkan tingkah laku tadi dengan
teman-temanmu nanti di kelas,”
|
|
Konseli
|
“Iya
Bu, saya akan berusaha untuk mencobanya Bu”
|
|
Konselor
|
“Baiklah,
sebagai kesimpulan akhir dari pembicaraan kita, dapat Ibu kemukakan bahwa
Lala mempunyai masalah yaitu tidak percaya diri dalam bergaul dengan teman.
Setelah kita melakukan permainan peran tadi, Lala akan berusaha menerapkan
tingkah laku tadi dengan teman-temanmu nanti di kelas.”
“Ibu
rasa cukup pertemuan hari ini, Ibu juga sebentar lagi ada rapat. Kalian bisa
kembali ke kelas, Ibu tunggu perkembangannya dari kamu La. Untuk Ani, terima
kasih sudah membantu”
|
Summary
Keseluruhan,
Termination.
|
Teman
Konseli (Ani)
|
“Iya
Bu, sama-sama,” (tersenyum)
|
|
Konseli
|
“Terima
kasih Bu atas bantuannya, saya akan segera memberi kabar pada Ibu, terima
kasih Bu,”
|
|
Konselor
|
“Sama-sama.
Jika kalian ada yang ingin dibicarakan atau mungkin sekedar curhat, kalian
bisa menemui Ibu.”
|
|
Konseli
|
”Terima
kasih Bu, kami mohon diri.
Assalamulaikum…” (sambil berdiri, berjabat tangan lalu berjalan menuju pintu keluar ruangan BK) |
|
Konselor
|
“Iya,
sama-sama, Wa’alaikumsalam”
|
|