A.
Asumsi Dasar Self Management
Perubahan tingkah
laku yang didasarkan pada kemauan, kesadaran dan kemampuan individu sendiri
akan lebih tahan lama. Karena individu menganggap bahwa keberhasilan tersebut
bukan terjadi atas usahanya sendiri dan ada campur tangan orang lain yang
berupa stimulus lingkungan, tetapi usaha diri sendirilah yang lebih
berpengaruh.
B.
Pengertian Self Management
Ada beberapa
definisi dari self management, diantaranya “Self-management adalah proses
dimana kilien mengarahkan sendiri perubahan tingkah lakunya dengan srategi
terepeutik atau beberapa kombinasi strategi”. Self-management sebagai kontrol
dari respon tertentu melalui stimulus yang dihasilkan dari respon lain pada
individu yang sama yaitu melalui stimulus yang dibangkitkan oleh diri sendiri. Self-management berkenaan dengan
kesadaran dan keterampilan untuk mengatur keadaan sekitarnya yang mempengaruhi
tingkah laku individu (dalam Lutfi Fauzan, 1992:35).
Dari beberapa
pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa. Teknik perubahan perilaku
self management merupakan salah satu dari penerapan teori modifikasi perilaku
dan merupakan gabungan teori behavioristik dan teorikognitif social. hal ini
merupakan hal baru dalam membantu konseli menyelesaikan masalah karena didalam
tekhnik ini menekankan pada konseli untuk mengubah tingkah laku yang dianggap
merugikan yang sebelumnya menekankan pada bantuan orang lain.
C.
Karakteristik Self Management
Karakteristik dari
self management, yaitu diantaranya:
1.
Kombinasi
dari strategi mengelola diri sendiri biasanya lebih berguna dari pada sebuah
strategi tunggal.
2.
Penggunaan
strategi yang konsisten adalah esensial.
3.
Penggunaan
penguatan diri sendiri merupakan komponen yang penting.
4.
Tunjangan
yang diberikan oleh lingkungan harus dipertahankan.
5.
Perlu
ditetapkan target yang realistis dan kemudian dievaluasi.
6.
Dukungan
lingkungan mutlak perlu untuk memelihara perubahan-perubahan yang merupakan
hasil dari suatu program self management.
D.
Tujuan Self
Management
Tujuan dari self
management adalah pengembangan perilaku yang lebih adatif dari konseli. Konsep
dasar dari self management adalah:
1.
Proses
pengubahan tingkah laku dengan satu atau lebih strategi melalui pengelolaan
tingkah laku internal dan eksternal individu.
2.
Penerimaan
individu terhadap program perubahan perilaku menjadi syarat yang mendasar untuk
menumbuhkan motivasi individu.
3.
Partisipasi
individu untuk menjadi agen perubahan menjadi hal yang sangat penting.
4.
Generalisasi
dan tetap mempertahankan hasil akhir dengan jalan mendorong individu untuk
menerima tanggung jawab menjalankan strategi dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Perubahan
bisa dihadirkan dengan mengajarkan kepada individu menggunakan ketrampilan
menangani masalah.
Agar individu secara
teliti dapat menempatkan diri dalam situasi-situasi yang menghambat tingkah
laku yang mereka hendak hilangkan dan belajar untuk mencegah timbulnya perilaku
atau masalah yang tidak dikehendaki. Dalam arti individu dapat mengelola
pikiran, perasaan dan perbuatan mereka sehingga mendorong pada pengindraan
terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan hal-hal yang baik dan benar.
E.
Prinsip Self
Management
Beberapa prinsip
dalam teknik self-management diantaranya:
1.
Self
regulation, individu cenderung menjadi waspada ketika perilaku mereka
mendatangkan konsekuensi yang tidak diharapkan.
2.
Self
kontrol, individu tetap memiliki komitmen dan menjalankan program perubahan
perilaku meskipun disalah satu sisi individu mengalami konsekuensi yang tidak
mengenakan bagi dirinya.
3.
Self
attibution, individu percaya bahwa dirinya bertanggungjawab atas terjadinya
sesuatu dan yakin kesuksesan yang diraih karena kemampuan personalnya.
F.
Manfaat Self
Management
Manfaat dari
teknik self-management diantaranya sebagai berikut:
1.
Membantu
individu untuk dapat mengelola diri baik pikiran, perasaan dan perbuatan
sehingga dapat berkembang secara optimal.
2.
Dengan
melibatkan individu secara aktif maka akan menimbulkan perasaan bebas dari
kontrol orang lain.
3.
Dengan
meletakkan tanggung jawab perubahan sepenuhnya kepada individu maka dia akan
menganggap bahwa perubahan yang terjadi karena usahanya sendiri dan lebih tahan
lama.
4.
Individu
dapat semakin mampu untuk menjalani hidup yang diarahkan sendiri dan tidak
tergantung lagi pada konselor untuk berurusan dengan masalah mereka .
G.
Kelebihan dan Kekurangan Self Management
1. Kelebihan
a.
pelaksanaannya yang cukup sederhana.
b.
penerapannya dikombinasikan dengan beberapa pelatihan yang lain.
c.
Pelatihan ini dapat mengubah perilaku individu secara
langsung melalui perasaan dan sikapnya.
d.
Disamping dapat dilaksanakan secara perorangan juga dapat
dilaksanakan dalam kelompok.
2.
Kekurangan
a.
Tidak
ada motivasi dan komitmen yang tinggi pada individu.
b.
Target
perilaku seringkali bersifat pribadi dan persepsinya sangat subyektif terkadang
sulit dideskripsikan, sehingga konselor sulit untuk menentukan cara memonitor
dan mengevaluasi.
c.
Lingkungan
sekitar dan keadaan diri individu dimasa mendatang sering tidak dapat diatur
dan diprediksikan dan bersifat komplek.
d.
Individu
bersifat independen.
e.
Konselor
memaksakan program pada konseli.
f.
Tidak
ada dukungan dari lingkungan.
H.
Tahap-tahap atau Langkah-langkah Self Management
Menurut Gantina
(2011), self management biasanya dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Tahap monitor diri atau observasi diri
Pada tahap ini
konseli dengan sengaja mengamati tingkah lakunya sendiri serta mencatatnya
dengan teliti. Catatan ini dapat menggunakan daftar cek atau catatan observasi
kualitatif. Hal-hal yang perlu diperhatikan konseli dalam mencatat tingkah
lakunya adalah frekuensi, intensitas, dan durasi tingkah laku.
2.
Tahap evaluasi diri
Pada tahap ini
konseli membandingkan hasil catatan tingkah laku dengan target tingkah laku
yang telah dibuat oleh konslei. Perbandingan ini dilakukan untuk mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi program. Bila program tersebut tidak berhasil maka
perlu ditinjau kembali program tersebut, apakah target tingkah laku yang
ditetapkan memiliki ekspektasi ynag terlalu tinggi, perilaku yang ditargetkan
tidak cocok, atau penguatan yang diberikan tidak sesuai.
3.
Tahap pemberian penguatan, penghapusan, dan hukuman
Pada tahap ini
konseli mengatur dirinya sendiri, memberikan penguatan, menghapus, dan
emmberikan hukuman pada diri sendiri. Tahap ini merupakan tahap yang paling
sulit karena membutuhkan kemauan yang kuat dari konseli untuk melaksanakan
program yang telah dibuat secara kontinyu.
I.
Relevansi Self Management
Pada dasarya self
management merupakan salah satu penerapan teori modifikasi perilaku gabungan behavioristik
dan kognitif sosial. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan pada beberapa
masalah terkait dengan diri sendiri dimana tingkah laku dapat dirubah
berdasarkan kemauan sendiri. Self management dapat digunakan untuk meningkatkan
prestasi belajar, mengontrol berat badan, mengurangi kebiasaan merokok,
kebiasaan belajar yang buruk, kecemasan, dan mengurangi kebiasaan berkata
jorok.
Menurut
Gantina (2011), masalah-masalah yang dapat ditangani dengan menggunakan teknik
self-management diantaranya adalah;
1.
Perilaku yang tidak berhubungan dengan orang lain tetapi
mengganggu orang lain dan diri sendiri.
2.
Perilaku yang sering muncul tanpa diprediksi waktu
kemunculannya, sehingga kontrol dari orang lain menjadi kurang efektif. Seperti
menghentikan merokok dan diet.
3.
Perilaku sasaran terbentuk verbal dan berkaitan dengan
evaluasi diri dan kontrol diri. Misalnya terlalu mengkritik diri sendiri.
4.
Tanggung jawab atau perubahan atau pemeliharaan tingkah
laku adalah tanggung jawab konseli. Contohnya adalah konselin yang sedang
menulis skripsi.
J.
Penerapan Self Management dalam
pembelajaran
Kesadaran untuk
membuat perilaku lebih baik dari biasanya memang sulit, salah satu teknik untuk
mengubahnya yaitu dengan teknik self management. Prosedur aplikasi dalam
melakukan teknik ini, yaitu:
1.
Melakukan
pemantauan diri dan pengamatan. Memantau
kegiatan sehari-hari perilaku apa saja yang telah kita amati, melakukan
pengamatan dengan cara misalnya mencatat perilaku-perilaku yang ingin diubah,
perilaku-perilaku yan ingin ditingkatkan.
2.
Mengimplementasikan
strategi pengendalian diri seperti, perencanaan lingkungan (modifikasi
perilaku), pemberian tugas. Perencanaan
lingkungan melibatkan memodifikasi keadaan yang mendahului atau menimbulkan
suatu tingkah laku, melalui perencanaan lingkungan seseorang akan belajar
mengenali dan memodifikasi tingkah laku. Perencanaan lingkungan ini mencakup
lingkungan keluarga konseli, lingkungan sekolah dan lingkungan kegiatan. Tidak
selamanya lingkungan memberi dukungan terhadap strategi pengendalian diri yang
dilakukan oleh konseli, oleh karena itu konseli dibantu oleh konselor
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegagalan modifikasi
lingkungan. Misalnya dengan, memikirkan kompensasi-kompensasi yang akan
dilakukan jika tidak berhasil menjalankan strategi awal, meminta tolong kepada
orang tua, teman, guru untuk selalu membantu konseli dalam menjalankan strategi
pengubahan tingkah laku yang ia jalankan.
3.
Pemrograman
seperti, kelola internal (self reinforcement, kritik diri), konsekuensi
eksternal (kontrak pribadi dan pemberian hak-hak istimewa pada diri). Perilaku pemrograman adalah
konsekuensi mengubah perilaku bukannya suatu peristiwa yang mendahului
perilaku. Contoh perilaku pemrograman sebagai konsekuensi perilaku internal
adalah penggunaan self-pujian, megkritik diri dan memberikan kesan senang atau
tidak senang terhadap citra mental. Sedangkan sebagai konsekuensi perilaku
eksternal adalah mencakup kontak pribadi misalnya, (jika saya melakukan…., maka
saya akan mendapatkan….), dan pemberian token economi. Hal ini akan sangat
efektif dalam membantu konseli untuk melakukan pengubahan perilaku dan
mempertahankannya.
Contoh aplikasi teknik
self-management dalam konseling
Memberikan Pemahaman
yang Tepat Terhadap Masalah pengelolaan waktu Belajar dengan Menggunakan
Tekhnik Self management
a. Identitas Layanan:
Fungsi : Pemahaman dan perbaikan tingkah laku
Layanan : Konseling individual
Sasaran : Pelajar kelas XI (Rani)
Masalah : Kesulitan mengatur waktu belajar
Sumber/media : Data pribadi siswa/ 2 tempat duduk
Waktu : 2 x 45 menit
b. Wawancara Awal
1) Identitas konseli:
Nama : Rani
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat / tanggal lahir : Malang / 03 Maret 1991
Kelas : XI
Hari / tanggal : jum’at, 02 Oktober 2008
Pertemuan ke : 1 (pertemuan)
2) Data konseli yang telah
diketahui:
a) Anak ke 1 dari 2 bersaudara
b) Pekerjaan Ayah adalah
wiraswasta, pekerjaan ibu adalah ibu rumahtangga
c) Pendidikan ayah S1 dan
pendidikan ibu SMA
d) Rani selalu selalu masuk dalam 5
besar juara di kelas.
3) Ilustrasi cerita
Rani adalah siswa
kelas dua SMA di salah satu sekolah negeri di Malang. Dia adalah siswa yang
sangat pintar, semenjak SD sampai kelas 1 SMA dia selalu mendapatkan juara
satu. Ketika kelas dua SMA dia diajak oleh temannya untuk mengikuti sebuah
organisasi intra sekolah dan ektrakurikuler bola basket. Karena Rani pintar dan
cerdas, akhirnya iapun menjadi anggota organisasi yang cukup populer disekolah
dalam waktu yang relatif singkat. Pada awal keanggotaan dia merasa nyaman,
senang, dan bisa menyeimbangkan antara belajar disekolah, dirumah, dan kegiatan
organisasinya. Lama-kelamaan hampir semua teman-teman diorganisasi membutuhkan
dia dan kegiatan-kegiatan yang ada diorganisasi membuat dia semakin
sibuk,bahkan sering meninggalkan kelas dan waktu belajar dirumah menjadi
berkurang. Rani hanya memiliki waktu belajar dirumah tidak lebih dari 1,5 jam
setiap harinya. Ia harus berlatih bola basket selama 2 jam setiap sore hari
5kali seminggu. Mengerjakan tugas-tugasnya di OSIS atau hanya sekedar berada di
base camp setelah jam sekolah selesai setiap harinya. Dia jarang mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru, sering terlambat masuk kelas, dan kurang aktif
dalam mengikuti proses belajar dikelas. Prestasi belajar Rani menurun.
Puncaknya ketika pembagian raport, nilainya menurun drastis. Mengetahui hal ini
orang tua Rani sangat terkejut dan memintanya untuk memperbaiki nilai raportnya
disemester depan atau dia tidak boleh mengikuti kegiatan organisasi lagi. Saat
ini Rani ingin sekali dapat mengatur waktunya sehingga kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler dan belajarnya dapat seimbang dan prestasi belajarnya dapat
kembali meningkat.
4) Situasi Masalah:
a) Konseli datang ke ruang konselor
atas kehendak sendiri
b) Konseli adalah anak pertama dari
2 bersaudara
c) Setiap sore konseli mengikuti
latihan Basket selama 2 jam, 5 kali satu minggu.
d) Konseli mengikuti kegitan
intrakurikuler (OSIS) atau hanya sekedar berada di base camp sepulang sekolah
setiap harinya.
e) Rata-rata konseli hanya dapat
belajar dan mengerjakan tugas selama1,5 jam sehari.
f) Konseli mengalami kebingungan
karena kurang bisa mengatur waktu belajarnya sehingga membuat prestasi
belajarnya menurun.
5) Prioritas Masalah: Prestasi belajar Rani menurun
6) Kompetensi:
a) Konseli mampu belajar teratur
dan menambah waktu untuk belajar.
b) Konseli mampu meningkatkan
prestasinya pada semester depan.
7) Tujuan
a) Umum: Agar konseli mampu
menyeimbangkan antara waktu untuk mengikuti kegiatan intrakurikuler ataupun
ekstrakurikuler dengan waktu belajar.
b) Khusus:
· Agar konseli mampu mengelola
waktu belajarnya.
· Agar konseli dapat meningkatkan
perestasi belajarnya.
8) Indikator Pencapaian Tujuan:
a) Konseli dapat mengatur waktu
belajar dan kegiatan organisasi sehingga keduanya dapat berjalan seimbang.
b) Konseli dapat meningkatkan
prestasi belajar dengan indikasi nilai raportnya meningkat pada semester depan.
9) Orientasi teknik
a) Rasional teknik.
Untuk mengubah
tingkah laku konseli digunakan tekhnik self-management agar konseli dapat
mengubah kebiasaan belajar yang kurang baik dan mengelola waktu antara belajar
dan organisasi dengan seimbang sehingga konseli dapat tetap aktif diorganisasi
dan prestasi belajarnya tetap baik bahkan meningkat.
b) Proses secara umum
Dalam proses self
management konselor dan konseli membuat kontrak.Kontrak merupakan kesepakatan
untuk menjalani program perubahan perilaku yang dibuat oleh konselor dan
konseli. mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya.Kemudian
dilanjutkan dengan tahap observasi.Konselor memberikan tugas kepada individu
untuk mencatat segala tingkah lakunya (frekuensi kemunculan tingkah laku,
durasi). Selanjutnya individu melakukan evaluasi yang dibantu oleh konselor.
Dalam hal ini, konseli melakukan perbandingan antara apa yang seharusnya
dilakukan dengan apa yang telah dilakukan. Setelah mengevaluasi berhasil
tidaknya program, maka konselor akan memberikan reinforcement atau punishment
pada konseli. Reinfocement diberikan jika tingkah laku yang diinginkan muncul
namun jika tidak muncul sama sekali maka konselor akan memberikan punishment
pada konseli sesuai dengan kesepakatan.
10) Aplikasi
Di salah satu
sekolah pada saat jam istirahat, seorang siswi datang ke ruang BK untuk
melakukan konseling. Ia (Rani) merasa kesulitan dalam menyeimbangkan antara
organisasi dan belajar.Tugas-tugas rani di OSIS dan latihan bola basket yang
harus dia lakukan 5 kali dalam satu minggu membuat Rani mengalami masalah dalam
mengelola waktu belajar.Rani lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan
ekstra kurikuler ataupun intrakurikuler dari pada belajar.Hal ini lama kelamaan
membuat prestasi belajarnya terus menurun.
K.
Verbatim Konseling
dengan teknik Self Management
Subjek
|
Dialog
|
Teknik
|
||
Konseli
|
Tok..tok.. (mengetuk pintu ruang
konseling) assalamu’alaikum...
|
|||
Konselor
|
Wa’alaikumsalam...
Oh,… Rani,mari silahkan masuk.
(menghampiri dan menjabat tangan konseli)
Silahkan duduk di kursi yang kamu sukai.
Di sini atau di situ.
|
Opening,
Penciptaan hubungan baik
|
||
Konseli
|
Iya bu, terima kasih. Saya disini saja.
(konselor dan konseli duduk)
|
|||
Konselor
|
Bagaimana kabar Rani hari ini?
|
Lead
|
||
Konseli
|
Ehm….. ya, beginilah bu..
|
|||
Konselor
|
Oh ya,,, Bagaimana kegiatanmu di Osis?
Saya dengar kemarin kamu baru terpilih sebagai ketua osis yang baru?
|
lead khusus, topik netral
|
||
Konseli
|
Ah, ibu, itu kan Cuma kebetulan saja…
(tersipumalu)
|
|||
Konselor
|
Kemarin ibu juga melihat kamu dalam acara
perpisahan kelas. Kamu menjadi ketua pelaksananya?! Wah pidato kamu sangat
bagus, kalimatnya jelas dan syarat makna. Darimana kamu belajar berpidato
sehingga hasilnya bisa luar biasa seperti kemarin ..?? Ibu bangga padamu.
|
|||
Konseli
|
Hehe…, Ibu ini sukanya membuat saya GR aja.
………(silence)
ehm….. ehm…. sebenarnya gini Bu, Tapi…
(agak ragu)
|
|||
Konselor
|
Ibu mengerti apa yang kamu rasakan saat
ini, Rani tak perlu takut karena apa yang akan kita bicarakan nanti sifatnya
rahasia, jadi masalah ini hanya Ibu dan Rani yang mengetahui.
|
Acceptance, Pengalihan ke topik inti
|
||
Konseli
|
Baiklah bu... Sebenarnya saya punya
masalah (sambil agak menunduk). Ibu tahu kan selain aktif di Osis, saya juga
aktif di organisasi bola basket. Saya merasa menjadi sangat sibuk dan hanya
punya waktu untuk sedikit belajar, bahkan terkadang saya harus meninggalkan
kelas. Dengan mengikuti berbagai organisasi saya merasa mendapatkan banyak
pengalaman dan juga teman-teman baru. Akan tetapi, akhir-akhir ini saya
sangat sulit untuk mengatur waktu belajar saya. Biasanya saya baru akan
sampai dirumah pukul 18.30, kemudian melihat TV sampai pukul 20.30. Kemudian
baru saya belajar atau mengerjakan tugas. Saya sebenarnya ingin segera
belajar tapi acaranya sangat menarik. Terkadang saya juga tertidur saat
belajar dirumah karena merasa kecapekan Saya bingung pak bagaimana mengatur
waktu agar bisa lebih banyak belajar lagi?”
|
|||
Konselor
|
Bingung?
|
Restatement
|
||
Konseli
|
iya bu, Saya bingung bagaimana mengatur
waktu. Saya tidak ingin prestasi saya terus menurun, dan saya juga ingin
kegiatan organisasi saya tetap berjalan dan tidak menggangu kegiatan belajar
saya.
|
|||
Konselor
|
Pada intinya kamu memiliki bangak
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakulikuler yang sangat banyak sehingga kamu
kurang bisa mengatur waktu untuk belajar??”
|
Clarification
|
||
Konseli
|
Iya. Benar sekali Bu. Saya merasa seperti
kekurangan waktu untuk belajar”
|
|||
Konselor
|
Ya.. ya… (sambil mengangguk-anggukkan
kepala)
Dari apa yang telah kamu kemukakan tadi,
ibu dapat menyimpulkan bahwa intinya kamu kurang bisa mengelola diri dalam
hal pengaturan waktu antara waktu belajar dengan kegiatan ekstrakulikuler
kamu di sekolah sehingga prestasi kamu menurun.
|
Summary bagian
|
||
Tiga
hari kemudian (saat jam istirahat)
|
||||
Konseli
|
Assalamu’alaikum... ( sambil mengetuk pintu )
|
|||
Konselor
|
Wa’alaikumusasalam... ( sambil membuka pintu )
O… Rani, Mari silahkan masuk…. (menjabat tangan) |
Opening, membangun rapport
|
||
Konseli
|
Terima kasih bu.. (langsung menuju
ketempat duduk)
Ini Bu…., saya mau menyerahkan daftar
kegiatan yang telah saya lakukan kemarin Bu.. (Sambil menyerahkan kertas)
|
|||
Konselor
|
... (Menerima sambil membaca)
Di sini Rani mencatat bahwa kegiatan
belajar Rani lebih sedikit dari pada mengikuti kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. Rani hanya belajar kira-kira 1,5 jam perhari, latihan bola
basket 5 kali seminggu hingga pukul 18.00. Dan sepulang sekolah rani
mengerjakan tugas-tugas Osis atau hanya sekedar berada di kesekretariatan
hingga pukul 15.30.Melihat TV sepulang berlatih basket sampai pukul 20.30,
baru kemudian belajar atau mengerjakan tugas. Disini Rani juga menyebutkan
biasanya teman-teman Rani bermain ke rumah secara kondisional.
Menurut Rina apa yang seharusnya Rina
lakukan?
|
Lead umum
|
||
Konseli
|
Mungkin saya harus lebih meningkatkan
belajar saya dan mengurangi kegiatan organisasi saya dengan membuat jadwal
dan saya harus disiplin dengan jadwal yang saya buat. Tapi saya bingung Bu
bagaimana saya merumuskan jadwal, saya pernah membuatnya namun prestasi saya
tetap menurun.
|
|||
Konselor
|
Tepat sekali, itu ide bagus. Ibu setuju
mengenai perumusan jadwal.Ibu percaya dan yakin kali ini kamu pasti bisa.
Baiklah, sekarang Ibu akan membantu Rani untuk merumuskan jadwal yang tepat
agar waktu kamu seimbang antara waktu belajar dan kegiatan ekstrakurikuler
sehingga prestasi kamu dapat meningkat kembali.
|
Approval, prediction
|
||
Konseli
|
... (Menganggukkan kepala)
|
|||
Konselor
|
Begini, sekarang mulailah mencatat semua
kegiatan Rani selama sehari penuh. Catatlah secara cermat semua kegiatan
mulai dari waktu dan berapa kali Rani melakukan kegiatan itu. Ibu beri waktu
untuk Rani mencatat semua kegitan Rani selama sehari penuh. Rani dapat
melakukannya?”
|
Pemberian tugas, lead
|
||
Konseli
|
Hem…. (Berfikir Sejenak) Saya rasa bisa
Bu
|
|||
Konselor
|
Jangan mengatakan saya rasa. Dapatkah
Rani mengatakan “saya bisa melakukannya?”
|
Affirmation
|
||
Konseli
|
Ya, saya bisa melakukannya.
|
|||
Konselor
|
Melihat catatan kamu yang tadi setelah
pelajaran disekolah berakhir, kamu langsung mengikuti kegiatan ekstra
kurikuler, kemudian sesampainya dirumah kamu tidak langsung belajar tetapi
menonton tv terlebih dahulu, bahkan bisa sampai malam bila acaranya menarik.
Pola inilah yang harus dirubah. Buatlah jadwal kegiatanmu selama sehari
penuh, mulai dari pagi hari sampai malam hari. misalnya bangun pagi jam 4,
sholat dan seterusnya.
|
Summary, modifikasi lingkungan
|
||
Konseli
|
Ok.. Saya mengerti Bu.
(Konselor menunggu konseli yang tengah
merumuskan jadwal dengan tujuan agar dapat memantau apakah jadwal tersebut
sudah tepat atau tidak)
sudah selesai Bu,,,
|
|||
Konselor
|
... (Melihat jadwal yang konseli buat)
Berlatih bola basket 3 kali seminggu,
berada dikesetariatan Osis 4 kali seminggu hingga jam 3 sore, pulang dan
istirahat hingga pukul 16.00, ngobrol dengan teman yang main kerumah 15
menit, kemudian berangkat bermain basket, istirahat, dan belajar dari pukul
19.15 hingga pukul 21.30, ditambah pagi setelah sholat subuh dari pukul
04.30-05.35.
Hem… (mengangguk anggukkan kepala)
baiklah jadwal yang kamu buat sudah cukup
sesuai dan proporsi waktunya juga cukup seimbang, antara kegiatan
ekstrakurikuler, kegiatan belajar, waktu istirahat dan juga waktu bermain
kamu. Selanjutnya kita akan menyusun konsekuensi jika Rani melanggar jadwal
yang telah kita rumuskan ini.
|
|||
Konseli
|
Hem….. ya.. ya.. (sambil
mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti)
Jika saya melanggar jadwal yang telah dibuat
maka saya tidak boleh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler selama 2 hari dan
menggantinya dengan belajar di rumah. Bila ada teman yang bermain kerumah
atau acara TV sangat menarik dan saya harus melihatnya di saat waktu belajar,
maka saya akan menambah waktu belajar saya di waktu lain sebagai gantinya.
Dan bila saya ada dikesekretariatan Osis melebihi jadwal tanpa ada urusan
yang sangat penting dan mendesak maka saya harus membayar token ekonomi 15
ribu rupiah. Bila saya dapat menjalankan jadwal belajar sesuai dengan jadwal
dan prestasi saya dapat meningkat maka saya berhak untuk berlibur ke Bali
pada libur semester depan.
|
Self-Reinforcement
|
||
Konselor
|
Kamu telah memilih sendiri punishment dan
reinforcement dari kontrak yang telah kita sepakati. Ibu percaya kamu dapat
melaksanakannya dengan baik. Ibu yakin Rani akan jujur atas apa yang Rani
lakukan.”
|
|||
Konseli
|
Saya akan berusaha bu,,,
|
|||
Konselor
|
Seminggu lagi kita akan melakukan
evaluasi kegiatan kamu, apakah kamu benar–benar menerapkan jadwal tersebut
dengan baik atau tidak. Dan agar
treatment ini dapat berjalan dengan lebih lancar ibu akan menginformasikan
hal ini pada kedua orang tuamu agar ketika kamu berada dirumah, mereka bisa
membantumu dan memantaumu untuk menaati semua jadwal yang telah kamu buat”
|
Termination
|
||
Konseli
|
Baiklah bu. Terima kasih banyak atas
bantuannya. Saya juga akan meminta bantuan teman saya untuk mengingatkan bila
saya berada di kesekretariatan Osis atau berlatih basket melebihi jadwal.
Saya mohon izin untuk segera kembali ke kelas.
|
|||
Konselor
|
O.. iya silahkan… Semangat ya ran?!
(tersenyum hangat sambil mengantarkan kepintu)
|
|||
Konseli
|
Assalamualaikum....
|
|||
Konselor
|
Waalaikumsalam....
|
|||
Daftar pustaka:
1.
Jones,
Richard Nelson. 2011. Teori dan Praktik
Konseling dan Terapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
2.
Komalasari,
G. et al. Teori dan Teknik Konseling.
Jakarta: Indeks
3.
Lutfifauzan. 2009. Praktik
Teknik Konseling Self Management. On line at http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/12/23/praktik-teknik-konseling-self-management/ [accessed at 21/12/2011]
4.
Lutfifauzan. 2009. Format
Skenario. On line at http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/12/23/format-skenario/ [accessed at
21/12/2011]