Rabu, 16 Mei 2012

AF -- CHAPTER V PART 1

MY POWER IS… part 1
Opening BGM : Show me the Meaning of Being Lonely - BSB

Aku memutuskan untuk tetap berbaring di klinik, selain menghindari perhatian Nigi yang berlebih kalau aku memutuskan untuk keluar, aku juga merasa lebih nyaman disini. Sugar sudah memeriksaku, dan mengatakan kalau aku tidak mengalami masalah kesehatan apapun selain sedikit kelelahan. Tapi begitu melihat aku ga mau bangkit dari tempat tidurku, ia langsung menyarankan untuk aku lebih lama beristirahat diklinik dan berhasil mengusir Nigi keluar klinik.

Dari tempat aku berbaring, aku bisa melihat ranjang Silvergin, Dirinya masih diselimuti kubah yang berisi aliran energy, dan Nchex Rage yang masih setia menunggunya sambil kini mendengarkan lagu melalui earsetnya. Tadinya aku ingin bertanya padanya soal sikap Silvergin padaku, tapi setelah tadi aku mendengar semua di ruang pertemuan, aku merasa tidak ingin lagi mengetahui siapa diriku.

Aku mulai menyesal mengikuti ini semua, mungkin akan terasa lebih baik kalo aku tidak peduli akan email itu dan tetap seperti biasa, hingga aku ga perlu mengalami semua ini. Aku masih bisa bersama keluargaku, masih hidup normal, bukan di tempat ini, tempat dimana aku ga bisa keluar, tempat aneh dimana aku merasa asing.

Air mataku mulai menetes dan segera aku menghapusnya, aku ga mau terlihat lemah. Setidaknya aku harus terlihat kuat dihadapan mereka semua.

“Kamu ga apa-apa, Tezuka?” tanya Sugar. Ia baru saja selesai memeriksa keadaan Silvergin lagi.
“Tidak apa-apa, aku mungkin hanya lelah,” Jawabku.
“Ya sudah, kau boleh istirahat disini sampai kau merasa kuat,” Sugar lalu menuju meja kerjanya.

Aku menutup mataku dengan sebelah tanganku. Aku berusaha sekuat mungkin untuk tenang, dan tidak memikirkan semua hal yang baru aku dengar. Kepalaku masih terasa sangat pusing, namun dari kejauhan samar-samar aku mendengar sebuah alunan melodi yang merdu, dan aku merasa sangat rileks, tak berapa lama aku kemudian tertidur.

Aku membuka mata, dan sepertinya aku berada disebuah ruangan yang serba putih.
‘Mungkin aku bermimpi’ batinku.

Aku berjalan menyusuri ruangan yang serba putih itu. Lantainya, dindingnya semua serba putih. Dan tidak ada satupun jendela atau pintu diruangan itu. Aku terus berjalan hingga akhirnya aku melihat sebuah pintu kayu berwarna kecoklatan.
Sebenarnya aku sedikit ragu-ragu waktu ingin membuka pintu itu, tapi aku kemudian berpikir, toh ini hanya sebuah mimpi, apa ruginya.

Aku lalu membuka pintu itu dan sebuah sinar terang menyilaukan mataku, sehingga aku harus menggunakan tanganku untuk menghalangi sinar itu. Saat aku bisa melihat dengan lebih jelas, aku bisa melihat seorang gadis tengah duduk dikursi dengan kedua matanya tertutup sebuah kain putih. Yang lebih mengherankan adalah gadis itu mengenakan jubah yang sama dengan gadis yang ada dalam bayanganku. Dan setelah aku perhatikan lagi lebih jelas, gadis itu…. sepertinya adalah aku sendiri…

Aku segera berlari menuju tempat gadis itu duduk, aku mendekatinya, ia sepertinya  tengah menggumamkan sesuatu dan berulang terus menerus.

“sudah cukup… aku tidak ingin melakukan lagi… hentikan…”
“Hey!!” aku mengguncang bahu gadis itu. Tapi ia sepertinya tidak merespon apa-apa dan terus menerus menggumamkan kalimat yang sama.
“Kamu siapa?!” suaraku terdengar sangat kencang diruangan itu, tapi lagi-lagi gadis itu tidak merespon apa-apa dan tetap bergumam hal yang sama.
Aku lalu mencoba membuka kain yang menutup matanya, tapi sekuat apappun aku mencobanya, kain itu tetap tidak dapat terbuka.
“Percuma kau lakukan itu,” aku mendengar suara yang sangat kukenal.
Aku menoleh, dan aku melihat sosok gadis yang sama tengah berdiri di depan gadis yang tengah terikat ini.
Sosok aku yang lain lagi.
“Apa maksudmu percuma?” ujarku
“Bagian dirimu yang itu, ga akan mau melihat kenyataan yang ada, ia tidak berani menghadapainya dan terus berupaya menutupi semua,” Gadis itu mendekatiku.
“Bagaimana kau bisa ingin membuka ikatan itu padahal dirimu sendiri tidak menginginkannya,” lanjutnya.
Saat kami berhadapan, aku benar-benar seperti berhadapan dengan cermin. Wajahnya, Rambutnya, semuanya sangat mirip denganku.
“Aku ga ngerti semua perkataanmu,” ujarku.
“lagi-lagi kau menyangkal kan? Jauh didalam hatimu, kau tidak ingin mengingat semuanya, selalu aku yang membereskan semuanya, aku yang menangani semua, sementara kalian berdua bersembunyi dalam ketakutan kalian,” Gadis itu menatap tajam ke arahku, “Aku lelah harus terus membereskan kekacauan kalian, terutama kekacauan dia!” Gadis itu mendorong gadis yang terikat di bangku sampai terjatuh.
Namun gadis yang terikat itu seolah tidak peduli dan terus saja bergumam hal yang sama.
“Hey,” protesku. “apa-apaan sih kamu?”
Aku membantu mendirikan kembali kursi yang ditempati gadis yang terikat.
“Masih saja dengan sifat baik hatimu itu, kurasa,” ia tersenyum sinis.
“Kalian itu sebenarnya siapa?” tanyaku.
“Siapa?? Kamu masih bertanya kami ini siapa? Memang otakmu sudah bebal yah, jadi ga bisa menyimpulkan  hal semudah ini?” Ia mendorong keningku.
“Heeeeyyy! aku tau kalian memang mirip denganku, tapi mungkin saja kan dalam dunia ini ada dua char yang sama,” balasku.
“Setelah yang kamu dengar semua di ruang pertemuan tadi, kamu masih saja beranggapan seperti itu?” gadis itu menggelengkan kepalanya. “Atau mungkin bagimu itu penjelasan yang paling masuk akal?”
“Aku……….. ga tau…” ujarku ragu-ragu.
“kau sudah tau jawabannya, trus buat apa ditanyakan lagi? Supaya lebih pasti?”
“Mungkin..”
Gadis itu menghela nafas. “Aku ga mau ikut permainan bodoh ini, yang pasti kamu sudah tau siapa kami. Sekarang yang jadi masalah adalah apa kau sudah siap mengetahui kehadiran kami?”
“Aku ga inget semua yang pernah terjadi disini, mereka bilang aku sudah pernah ada disini,” ujarku lirih.
“salahkan semua pada sibodoh satu itu, dia gampang banget trauma dan langsung menutup diri, padahal pada awalnya dia juga yang membuat semua ini terjadi,” gadis itu menatap tajam kepada gadis yang sedang terikat di kursi.
“Dia.. maksudmu… ??” aku menjadi bingung.
“Sudahlah, yang penting sekarang kau sudah tau keberadaan kami berdua. Pada saat-saat tertentu memang biasanya kami berdua yang menangani tapi sejak si bodoh satu itu jadi membatu begitu, aku ga bisa menangani semuanya sendiri. Sekarang aku tanya padamu, kamu mau membantuku tidak?”
“membantu?”
“Jangan Cuma bisanya mengulang kata-kata deh, aku bisa jadi emosi nih.. Mau ato Tidak itu saja?!”
“Aku..”
“kamu mau keluar dari sini kan?”
“Ya..”
“Kalau begitu kamu harus membantuku,”
“membantumu…?”
“Ahh, kalian berdua benar-benar membuatku kesal!” Gadis itu nampak marah, persis seperti biasa aku marah saat aku gagal menyelesaikan quest di game online atau aku gagal dalam kuliah.
“Aku beneran ga ngerti,”
“Denger, aku mau kau mengingat semuanya oke, termasuk ingatan si bodoh ini, dia pasti punya catatan akan semuanya, kuncinya semua ada dalam ingatan si bodoh ini, kalau kau bisa membukanya, kau bisa menemukan segalanya. Untuk itu kau harus bisa mencari tau tentang dirinya, semakin kau bisa menerima dia, semakin kau tau tentang semua yang ingin kau tau,” jelas gadis itu.
“Semuanya? termasuk cara keluar dari tempat ini?”
“Semuanya. termasuk janji kepada Silvergin, dan orang –orang itu bisa keluar dari tempat ini juga,”
“kau tidak bohong kan?”
“Ya ampun! Kau pasti tau lah kalo aku bohong. Lagian aku sudah cape ngurusin masalah ini, tubuhmu juga pasti akan lelah kalo terus-terusan begini.”
“Tubuhku??” Sebelum gadis itu kembali protes akan kebiasaanku mengulang kata, aku buru-buru menambahkan, “ Tapi bagaimana caranya aku bisa mengetahui ingatanku yang hilang?”
“Penyelidikan yang kau buat dengan Kyu tidak akan banyak membantu,”
‘Dia bisa tau penyelidikanku?’ batinku
“Ya tentu saja aku tau, sudahlah berhentilah mengajukan pertanyaan bodoh seperti itu. Ada hal-hal yang dia sembunyikan dariku, dan itu hanya ada didalam ingatan para teman-temannya, Hal-hal yang mereka sembunyikan dan hanya bisa dilihat olehmu,”
“Tapi bagaimana caranya?”
“Aku akan memberitaukan padamu pengetahuan akan semua itu. Tapi hanya sebagian, pada saatnya nanti akan kuberikan spenuhnya, setelah aku merasa kau siap dan tidak membutuhkan aku lagi. Bila saat itu tiba, kau bisa bertanya langsung padanya,” gadis itu menatap ke arah gadis yang tengah terikat di kursi.
Berada dalam sebuah ruangan dengan dua orang diriku terasa benar-benar janggal. Gadis yang mirip aku itu lalu memegang kedua tanganku.
“Ini akan terasa menakutkan pada awalnya. Tapi aku minta kau jangan takut, kalau kau butuh bantuan, kau bisa datang kemari dan bertanya padaku,” ujarnya.
aku lalu merasa seperti sebuah bayangan gadis itu masuk kedalam diriku, saat itu aku melihat sekelebatan peristiwa, sangat banyak dan begitu cepat seperti sebuah film yang diputar dengan kecepatan sangat cepat, aku merasakan luapan emosi yang meledak-ledak, kemarahan, kekesalan dan sebuah perasaan hangat… seperti kerinduan akan seseorang. Lalu semua mendadak gelap.
Aku terbangun di klinik dengan tubuh penuh keringat.

Closing BGM : Red Moon - Kalafina


Littlre snake pin