Who Am I part 2
opening BGM : Storia - Kalafina
Semakin aku mencoba mengingatnya, hal-hal yang aku lupakan, semakin
aku merasa sakit kepala yang teramat sangat, seolah-olah ada bagian dari
diriku yang menolak mengingatnya kembali.
Aku lalu teringat kata-kata Taranata untuk mencoba rileks. Aku
melangkahkan kakiku menuju ruangan tidur, aku ingin pergi kekamarku dan
mungkin bisa lebih rileks disana.
Aku membuka pintu kamarku, dan melihat kedalam. Kamarku ga ada
perubahan setelah aku pergi tadi pagi. Ya sih, mana mungkin bisa
berubah.
Aku berjalan menuju ke meja belajar yang berada di dekat jendela
kamar yang masih tertutup tirai. Aku lalu duduk didepan meja belajar
itu. Aku memejamkan mata dan berusaha rileks, mungkin ada sesuatu yang
bisa aku ingat. Aku membuka mata kembali dan tidak mendapati ada
perubahan apa-apa dalam ruangan kamarku, kecuali…
Aku melihat diatas meja belajarku ada dua buah dadu. Aneh..
Sepertinya dadu ini ga ada sebelumnya. Aku mencoba mengambil kedua buah
dadu itu dan sebuahsinar terang membutakan mataku.
Aku mendapati diriku berada di ruangan utama, tapi dengan sedikit
perbedaan. Keadaan di ruang utama tidak seramai biasanya. Klinik masih
berada di tempat yang sama. Bahkan tingkat dua pun masih ada. Aku berada
di belakang seorang gadis yang mengenakan jubah panjang. Gadis itu
tengah berjongkok. Aku melihat Silvergin datang menghampirinya.
“bagaimana?” tanyanya dengan wajah berseri
“Kalo dibuat seperti ini kyanya boleh juga,” gadis itu berkata. Ia lalu berdiri
“Bagaimana caranya?” Tanya Silvergin
“Jadi kalau kedua dadu ini dilempar,” gadis itu melempar kedua
dadunya dan membiarkannya jatuh ke lantai. “Saat ia jatuh, akan
membentuk angka, jadi ga akan ada yang tertukar ,” jawab gadis itu.
Silvergin nampak terkagum-kagum, ia lalu menghampiri beberapa orang yang berdiri di belakangku.
“hey,hey, Tezu dah buat alat buat kita main roll,” ujarnya.
Tezu? pikirku.
Gadis itu berbalik dan aku sangat kaget melihatnya.
Bukan hanya perawakan yang sama, bahkan wajah aku dan dia benar-benar
sama persis. Yang berbeda adalah saat ini aku mengenakan baju kaos dan
celana panjang, sedangkan gadis itu mengenakan jubah seperti yang
pertama kali aku pakai saat datang ke ruangan ini.
Gadis itu berjalan menembusku, seolah aku hanyalah sebuah bayangan.
“Gimana? mau dicoba?” tanyanya.
Ia memberikan dua buah dadu lainnya ke Silvergin dan beberapa
temannya. Gadis itu lalu melemparnya dan dadu itu berubah menjadi angka
saat menyentuh lantai. Silvergin mengikutinya dan disusul yang lain.
“71, aku menang,” gadis itu berkata riang.
“Wah, bruntung banget tezu,” seorang gadis berkata, wajahnya terlihat
samar-samar tapi aku bisa melihat rambutnya yang panjang dan pakaian
yng dikenakan terlihat agak keunguan.
“Jangan nanya hal pribadi yah, tezunyan,” seorang gadis lagi berkata,
lagi-lagi wajahnya terlihat samar, tapi aku bisa melihat ia tengah
mengenakan lingerie warna putih.
“Hmm.. enaknya nanya apa yah?” gadis itu terlihat tersenyum.
Aku mencoba melangkah mendekati mereka, tapi lagi-lagi sebuah sinar terang membutakan mataku.
Saat aku membuka mata, ternyata aku sudah kembali ke kamarku dengan kedua buah dadu tergenggam erat ditanganku.
Aku menatap kedua dadu itu. Ternyata memang benar kalau aku pernah
datang kesini. Tapi kenapa aku sama sekali gak ingat apapun soal ini.
Apa mungkin kalau itu adalah orang yang lain?
Tapi itu juga ga mungkin karena dalam setiap game pasti bila ada yang
sudah menggunakan sebuah nick gak akan ada yang bisa menggunakan nick
yang sama.
Dipikir seperti apapun juga percuma, batinku, aku kurang petunjuk,
mungkin aku bisa meminta bantuan dari orang lain mengenai ini.
Aku baru saja hendak menaruh dadu itu dalam laci ketika aku melihat
bayangan gadis itu disamping tempat tidurku. Ia sepertinya baru saja
bangkit dari tempat tidur dan berjalan menembus pintu.
Aku langsung bangun dari dudukku dan mengejarnya. Aku membuka pintu,
dan melihat ke arah lorong. Lorong ruang tidur nampak sepi dan tidak ada
orang, sepertinya semua masih ada di ruang utama.
Tapi kemudian aku dapat melihat bayangan jubah gadis itu yang
berbelok ke arah ruang utama, sekuat tenaga aku berlari mengejarnya.
Begitu sampai ke ruang utama, aku tidak mendapati gadis itu dimanapun. Ia seperti menghilang begitu saja.
“Kamu nyari siapa Tez?” aku mendengar suara Nigi dibelakangku.
Aku berberbalik.
“Owh… ga kok, tadi aku pikir aku lihat orang yang aku kenal disini.”
“Loh, bukannya kamu baru datang kesini? mang kamu punya kenalan disini?” Tanya Nigi
“Ga sih, tapi tadi kayanya ada orang yang aku kenal, ato mungkin Cuma imajinasiku saja kali yah,” aku menjawab sambil tersenyum.
“Yah, mungkin saja ada yang kamu kenal, kan terkadang kami suka
mampir ke bagian game, dan kami berinteraksi dengan orang-orang yang ada
di dunia luar melalui game itu,” ujar Nigi.
“Maksudnya?”
“Ya ampun Tez, masa ga paham juga, game online yang biasa dimainkan
itu, ga semuanya Cuma sekadar game maya, Diantara character itu ada juga
yang real seperti kami, kami terluka atau mungkin terbunuh dan
mengalami sakit yang lama sebelum dibangkitkan kembali. Begitu
seterusnya,” ujar Nigi
Aku hanya bisa terdiam mendengarnya. Jadi selama ini..
“Nigi chaaaaannnn,” suara Charaz menyadarkan ku
“Ada apa lagi Cha,” jawab Nigi.
“Nee.. kalo Cha seperti ini bagaimana?” Charaz merubah penampilannya
dengan mengenakan kemeja putih dan celana panjang serta rompi merah
dengan kacamata dan rambut panjang warna merah.
“Kaya nenek-nenek,” jawab Nigi
“Nee.. kalo begini?” Charaz merubah lagi penampilannya menjadi
berambut hitam pendek dan memakai jas serta celana panjang berwarna
hitam.
Aku meninggalkan Nigi dan Charaz yang masih sibuk merubah penampilannya.
Aku melihat sekeliling dan mendapati Kyu Dna yang sedang duduk sendirian sambil membaca majalah. Aku lalu menghampirinya.
“Kyu, kau tidak sedang sibuk kan?” tanyaku
Kyu meletakkan majalahnya. “Tidak kok, ada apa Tezuka san?”
Aku lalu duduk didepannya. “Aku bisa minta bantuanmu?”
“Bantuan apa?”
Aku meletakkan kedua buah dadu yang ada dalam genggamanku ke atas meja.
“Sepertinya benda ini terkait dengan ingatanku yang hilang,” ujarku
“Ingatan yang hilang?” tanyanya.
“Ya, sepertinya aku pernah datang ke tempat ini, tapi entah kenapa
aku ga bisa mengingatnya, dan ada beberapa orang yang mengenali aku. Aku
harus tahu apa itu benar-benar aku atau tidak,” jelasku.
Kyu hanya memandangku.
“Baiklah.,” Ia mengambil kedua dadu itu.
“Benda ini adalah yang dulu dipergunakan dalam permainan Roll. Aku
memang belum pernah ikut, tapi aku tau kalo permainan itu berhenti
sekitar 3 bulan lalu, tepat pada saat hilangnya salah seorang penghuni
disini,” jelas Kyu
“aku juga tau hal itu, tapi aku hanya ingin tau siapa yang
menggunakan ini. Apa memang aku pernah berada disini sebelumnya,”
ujarku.
“Baiklah, aku akan cari tau tentang permainan terakhir yang dimainkan disini,” Ujar Kyu
“Permainan terakhir tiga bulan yang lalu, aku ikut,” ujar seorang
pemuda. Ia memiliki rambut agak keabu-abuan. “Tiga bulan yang lalu, yang
ikut aku, Shani, Eukaristia dan Tezuka Ayumu,” sambungnya.
“Hyuukaz3, apa kau yakin?” Tanya Kyu
“Ya, tapi mungkin untuk lebih jelasnya, kamu bisa tanya ma Eukaristia.”
“Tapi kan kamu juga ikut saat itu?” Tanyaku
“Ya, tapi aku ga ingat.”
“Tapi kau ingat kalau kau ikut permainan itu kan?” Tanya Kyu
“Benar, aku ingat kalau aku pernah ikut, tapi aku ga ingat bagaimana
aku ikut…” Hyuukaz3 terdiam. “Aku sekarang ga ingat kenapa aku bisa
ingat hal yang aku harusnya ga ingat,” Ia lalu berjalan menjauhi kami
sambil bergumam sendiri.
“Maksudnya tadi apa?” Tanyaku bingung
Kyu hanya tersenyum, “Tenang saja, nanti aku akan tanya kepada para
pelaku yang Hyuu sebut, setelah ada hasilnya, aku akan laporkan padamu,
bagaimana?”
“Baiklah, tolong yah, Kyu,” pintaku
“Permintaanmu kuterima, Tezuka san,” Kyu kembali tersenyum.
Aku bangkit dari dudukku dan kembali berjalan menuju ruangan tidur.
Saat itu aku melihat Baka Hyde yang baru keluar dari klinik, ia nampak
tergesa-gesa menuju ruang pertemuan di lantai dua. Tak berapa lama
kemudian aku juga melihat Cherie keluar dari klinik. Ia sempat menatapku
lalu tersenyum dan melanjutkan langkahnya menyusul Baka Hyde ke ruang
Pertemuan dai lantai 2.
‘Mungkin mereka ingin membahas soal penyerangan hari ini,’ pikirku.
Aku menatap pintu ruangan pertemuan di lantai dua. Sempat terlintas
dalam pikiranku untuk mengetahui apa yang mereka bicarakan, tapi
kemudian aku tidak memedulikannya.
Tapi tiba-tiba terdengar suara dalam kepalaku.
“Maaf aku terlambat, aku baru bangun.” Seperti terdengar suara Baka Hyde berbicara
Aku menatap ke arah ruangan pertemuan.
‘Apa mungkin aku mendengar suara dari ruangan itu?’
Aku mencoba berkonsentrasi, dan lagi-lagi aku merasakan sebuah sinar
terang, tubuhku menjadi lemas dan aku bisa mendengar suara Nigi
berteriak “Tez!!!”
Saat aku membuka mata, aku berada dalam sebuah ruangan yang berwarna
krem. Aku merasakan tubuhku melayang dan aku melihat kedua tanganku
tembus pandang, belum sempat mengatasi kekagetanku, aku melihat sebuah
meja panjang berbentuk oval dan ada beberapa orang duduk mengelilingi
meja tersebut.
Aku bisa melihat Baka Hyde, Shinigami chan, Urahara, Cherie, Sinc,
Seiryu, Shino, Sora, Yauchi, Dhe, dan Kyu tampak duduk mengelilingi meja
itu.
“jadi maksudmu, sepertinya kali ini mereka menyerang lebih teratur?” tanya Baka Hyde
“Aku sudah melihat data yang aku dapat dari Seiryu, dan sepertinya ga salah lagi, mereka berada dalam satu komando,” jawab Sinc
“Disaat yang besar menyerang, mereka membuat lubang yang terus membesar saat benturan dilaksanakan,” jelas Seiryu
“Dan mereka juga mengutus penyusup data yang banyak untuk membuat aku atau dhe tidak menyadarinya,” ujar Sinc.
“Sepertinya memang musuh kita lebih pintar kali ini,” ujar Baka Hyde.
“Aku rasa bukan itu, sepertinya mereka datang serentak karena mengincar sesuatu ditempat kita,” ujar Urahara
“Maksudmu?”
“Mereka mencari sesuatu yang menjadi target mereka, dan seperti
kucing yang mencium bau ikan, mereka akan mencari dimana ikan itu
berada,” jawab Urahara
“Tapi aku bukan yang mereka incar nyaaww,” Shinigami chan protes.
“Jadi siapa target mereka?” tanya Baka Hyde.
“Tunggu sebentar, apa mungkin ini maksud Ura,” Cherie lalu memunculkan data di sebuah layar hologram.
Sinc nampak agak terkejut, “darimana data ini Che?”
“Ini kudapatkan saat memeriksa tubuh teman baru kita,”
“Bisa dijelaskan soal ini, aku ga begitu paham soal data,” Baka Hyde berkata.
“Setiap orang yang masuk virtual ini pasti mempunyai kode tersendiri,
bisa dibilang mirip dengan dna kita di dunia nyata. Tapi bedanya, kode
ini berbentuk binary, namun cuma ada satu setiap character, jadi ga
mungkin ada yang sama,” Jelas Cherie.
Semua nampak mendengarkan termasuk aku.
“Dan saat memeriksa dia, aku merasa kalau aku mengenal kode ini,”
Cherie lalu membandingkan data tersebut dengan sebuah data lainnya yang
sama persis.
“Itu sama persis kan?” Tanya Baka Hyde.
“Betul, ini sama persis, tapi berasal dari dua orang yang berbeda,”
Semua nampak terkejut, “Tapi itu ga mungkin kan Che?” tanya Sora
“Itu juga yang membuatku heran, karena yang disebelah kanan adalah
data yang baru aku peroleh tadi siang, dan yang disebelah kiri adalah
data yang aku peroleh 3 bulan yang lalu,” ujar Cherie.
“3 bulan?”
“Memangnya siapa dia?” Tanya shino
“Namanya Tezuka Ayumu, sama dengan teman baru kita,”
“Tapi dia bilang kalo dia baru saja datang kemari,” ujar Hyde
“Itulah yang membuatku heran, soalnya data ini sepertinya ga ada
perubahan sama sekali. Seolah-olah selama 3 bulan itu, kondisinya tidak
berubah, seperti….” Cherie terdiam sejenak.
Semua menunggu Cherie melanjutkan.
“Sepertinya dia berada dalam kondisi mati suri, dan baru saja bangun kembali,” ujarnya.
Aku kaget mendengarnya.
Kyu meletakkan dadu yang tadi aku berikan,” tadi dia memintaku untuk memnyelidiki hal ini,”
“Itu kan, yang biasa digunakan dalam Roll,” ujar Yauchi
“Benda ini ada dalam pemilikannya?” Sinc bertanya.
“Ya, tapi dia mengaku tidak ingat mengapa bisa memilikinya,” jawab Kyu
“Dua orang yang terpisah 3 bulan lamanya, tapi tidak mempunyai ingatan apapun akan masing-masing,” Ujar Dhe
“Terlalu kebetulan bagiku, apalagi kode itu ga mungkin bisa dimiliki orang yang sama, kita harus menyelidiki hal ini,” ujar Sinc
“dan sepertinya para penyerang kita memang menuju ke ruang utama tempat ia berada tadi siang,” tambah Seiryu.
Aku makin ga bisa mempercayai hal ini.
“Aku dan Sora akan mencari info diluar, mungkin ada yang bisa kami gunakan,” ujar Shino.
“Lebih baik begitu, daripada hal ini menjadi beban pikiran seseorang,
dan membuatnya makin tertekan,” Aku merasa Urahara memandangku saat
mengatakan itu.
“Nyaaw..” aku mendengar suara Shinigami chan dan merasa tubuhku
tertarik kebelakang menembus dinding ruang pertemuan dan lagi-lagi
sebuah sinar terang membutakan mataku.
Aku membuka mataku dan mendapati aku berada di ruangan klinik.
“Ah, kau sudah sadar,” aku melihat Sugar menghampiriku.
“Tez, kamu ga apa-apa??” Nigi langsung berada disamping Sugar.
“Sedikit lemas saja,” jawabku.
“Kamu ngagetin aku deh.. Jangan pingsan kaya gtu yah?” ujarnya cemas
Aku hanya tersenyum, sementara dalam benakku semua perkataan di ruang
pertemuan tadi masih tidak dapat dipercaya. Sebenarnya aku ini siapa??
Closing BGM : Serenato - Kalafina