Rabu, 16 Mei 2012

AF -- CHAPTER III PART 2

A NEW BEGINNING?? part 2

Opening BGM : Epick High - Fan

“Tezu, jangan bercanda ah, kan kamu datang terakhir kesini, tiga bulan yang lalu, sebelum terjadi …,” ia terdiam sejenak,” …. terjadi hal itu dan kita berpisah,” matanya menerawang sedih.
“Apa kamu yakin ga salah orang?” Aku kembali bertanya.
“Apa-apaan sih Tezu, jangan bilang kamu lupa ma aku? Aku Silvergin, kita bersahabat baik, dan dia,” Silvergin menunjuk ke arah pemuda berambut merah, “dia itu Bearserker, kamu sering meledeknya jadi Beruang. Dan aku yakin pasti kamu ga bakal lupa dengan Nchex, kalian sering bicara berdua hingga nyaris membuatku cemburu, Jangan bilang kamu lupa semua itu,” Silvergin memegang erat kedua bahuku.
“Aku rasa kamu beneran salah orang, soalnya aku baru saja datang kesini,” ujarku sambil agak meringis kesakitan
“Ga mungkin! kamu Tezuka Ayumu kan? Aku ga salah kan?!” Silvergin menatapku
“Ya, bener, tapi aku baru pertama kali datang kesini, sumpah,” ujarku
“Sil chan, sudahlah, jangan bersikeras begitu, kasihan dianya,” Pemuda berambut panjang itu lalu melepaskan pegangan silvergin ke bahuku dan membawanya agak menjauh.
“Ga mungkin ia lupa ma aku, apa yang mereka lakukan pada dia, Nchex?” Silvergin terlihat sedih.
Pemuda berambut merah yang ditunjuk Silvergin sebagai  Bearserker menghampiriku dan bertanya dengan hati-hati, “kamu beneran ga inget tentang kami?”
“Aku beneran baru bertemu kalian kok. Apa kamu juga ga percaya?” tanyaku
“Ah, bukan, hanya memastikan saja,” ujarnya.
Aku melihat ke arah silvergin yang masih ditenangkan oleh pemuda yang dipanggil Nchex dan Hotaru.
“Memang orang yang kalian cari, sama seperti aku yah?” tanyaku
“Bisa kau bilang begitu, selain wajah dan nama yang sama persis, dia juga sahabat baik kami semua, tapi ada sebuah insiden yang akhirnya membuat kami terpisah,” jelas Bearserker.
“Kalian bertengkar? Atau terjadi sesuatu dengannya?”
“Yang kedua. Lebih tepatnya dia diambil paksa dari kami saat kami sedang lengah, dan sejak saat itu kami ga pernah bisa bertemu dengannya lagi. Hanya Silvergin yang percaya kalo suatu saat dia akan kembali kesini, makanya kami hampir tiap hari menjelajah ruangan lain mencari jejaknya. Dia sepertinya sangat kecewa begitu tau kalau kau bukan seperti yang dia kira.”
“Aku minta maaf, kalau aku mengecewakan kalian, tapi aku benar-benar ga ingat kalau pernah bertemu dengan kalian,” sesalku
“gak apa-apa kok. Jangan dipikirkan, senang bekenalan denganmu,” Bearserker mengulurkan tangannya.
Aku tersenyum dan menjabat tangannya. “sampaikan salamku ke Sil juga yah.”
Bearserker tersenyum, “Caramu memanggil dia juga sama. Nyaris ga ada beda,”
“Anggap saja aku pengganti teman kalian itu, Sampai nanti,” pamitku dan melangkah kedalam.

Pada saat itu aku merasakan telingaku berdengung, seperti gelombang suara tinggi terdengar dalam kepalaku. Aku menutup telingaku , karena kupikir mungkin hanya gangguan angin biasa. Tapi makin lama terasa makin kencang, dan membuat kepalaku terasa sakit hingga aku jatuh berlutut.  Samar-samar aku mendengar Sinc berseru, “Shit.. Incoming Attack!!”

Aku mendengar suara sirine dibunyikan dan semua yang berada di lapangan berhamburan kedalam ruangan. Dari pepohonan aku bisa melihat beberapa monster mulai keluar. Ada yang berbentuk serigala, namun berdiri diatas kedua kakinya, Ada pula yang berupa mumi dengan armor lengkap, zombie, bahkan kerangka manusia dengan pedang dan perisai, aku seperti berada dalam sebuah game online yang biasa aku mainkan.

Aku bisa mendengar Silvergin berteriak, “Ungsikan semua!” ia lalu menghambur ke arah monster itu dan berubah menjadi serigala besar berwarna keperakan, dengan taring dan cakarnya, ia berusaha menghalau monster yang mendekat. Namun ia langsung kewalahan dengan jumlah moster yang semakin banyak. Lalu aku melihat sekelebat bayangan Rena yang berlari dari dalam.

“Hota Bego, pake ini!” serunya sambil melempar sebuah pedang ke arah Hotaru.
Hotaru menerimanya, “Heh, anak kecil, hebat juga kamu bisa menemukan item seperti ini, tapi lain kali bilang aku bego, kubakar kamu.” Begitu berada di tangan Hotaru, pedang itu lalu membara dan mengeluarkan api.
“Coba aja kalo bisa,” ledek Rena.

Hotaru dan Rena langsung membantu Silvergin. Sementara Bearserker melindungi Nchex yang sedang membantu Mizz mengungsikan semua penghuni ke dalam.
Aku sendiri ga sadar bahwa ada monster yang mendekat ke arahku, begitu ia mengayunkan pedangnya tiba-tiba sebuah panah melesat dan membakar monster itu menjadi abu.

“Bun.. eh, Tezu, kamu ga apa-apa?” tanya Len. Ditangannya terdapat busur panah. Ia membantuku berdiri.
“Terima kasih, Len chan,” ujarku.  Aku mencoba berdiri walau kepalaku masih sangat pusing.

“Kita lebih baik kedalam, lebih aman,” ujarnya. Ia lalu menuntun aku ke dalam berbarengan dengan sisa penghuni yang lain. Aku masih sempat melihat Bearserker menghempaskan beberapa zombie dengan tangan kosong. Silvergin yang melawan walaupun ia tengah terluka. Begitupun dengan Rena dan Hotaru. Dan Mizz yang walau disibukkan dengan pemindahan penghuni, tapi masih sempat membunuh beberapa monster dengan kunainya.

Saat itu aku merasa tanah tempatku berpijak bergetar. Pohon-pohon di sisi luar mulai tumbang. Dan pada saat itu aku melihat monster yang begitu besar. Bentuknya seperti Raksasa dengan topeng seperti yang biasa dipakai oleh mumi mesir. Disampingnya juga muncul seekor serigala besar yang berdiri diatas kedua kakinya dan berwarna kecoklatan dengan gelang besi di salah satu tangannya. Seakan dua monster raksasa itu belum cukup, masih ada satu monster yang juga sama besarnya, bentuknya menyerupai seekor kambing besar yang juga berdiri diatas kedua kakinya dan membawa sabit panjang.

“Mundur semua!”
Aku bisa mendengar teriakan Yauchi dari dalam.
Aku duduk di salah satu bangku, dibantu oleh Len. Aku melihat sekeliling, sebagian besar penghuni yang berada diluar duduk mengelompok di sudut ruangan. Ada yang terlihat ketakutan, ada juga yang waspada akan sekelilingnya.
“Mizz!” aku mendengar teriakan Hotaru
“Semua sudah masuk!” balas Mizz Fly44
“Ayo, mundur!” Hotaru dan Rena mulai berlari kedalam tapi serangan dari para musuh tetap ga berkurang, Mereka terpaksa bersusah payah berusaha melarikan diri sambil terus melawan. Silvergin kembali berubah menjadi manusia kembali dan berlari sekuat tenaga menerobos kawanan zombie.

“Apa-apaan ini?!” Sinc kembali mengumpat, “Kenapa pada saat seperti ini, sih? Dhe, tolong shieldnya, aku harus mengurus para penyusup sialan ini,” ujarnya.
Dhe Bsblover yang tadinya sedang membantu Cherie dan Sugar memeriksa para penghuni lainnya segera meletakkan ipodnya di meja, Ipod itu langsung berubah menjadi sebuah keyboard panjang. Dhe sendiri lalu terbungkus dalam sebuah kapsul. Sebuah kacamata virtual terpasang dimatanya.

“Cepat masuk! Shield akan diaktifkan, kalau kalian tetap diluar aku ga bisa jamin loh,” ujar Dhe

Pada saat itu ruangan berguncang, seolah-olah batu besar dijatuhkan ke atas atap ruangan. Beberapa gadis mulai berteriak ketakutan. Tak berapa lama ruangan kembali berguncang, kali ini butiran debu kecil berjatuhan dari atas ruangan.
Yauchi langsung bersiap, “Aku akan menghalau yang besar untuk sementara, suruh mereka segera masuk,” ujarnya.

“Kyu, tolong bantu Yauchi, kau sudah tau cara menggunakan basis datanya Sinc kan?” ujar Dhe.

“Yupz,” Kyu lalu memakai kacamata virtual yang sama dengan Dhe, sebuah layar hologram muncul dihadapannya, kedua tangannya dengan lincah mulai memilih-milih data,“kapanpun kau siap, Yau,” ujarnya.

“Mode tempur yang biasa, Kyu, tapi armornya dinaikin dan pakai senjata yang lebih ringan saja,” Yauchi memakai helm khusus, dari helm itu keluar beberapa kabel yang langsung tersambung ke tangan dan kaki Yauchi. Salah satu kabelnya juga terhubung dengan layar hologram Kyu.

“Ready,” ujar Kyu.
Sebuah bayangan robot yang sangat besar mulai muncul dari tempat Yauchi berdiri. Ia terus membesar dan berjalan keluar ruangan. Begitu sampai di lapangan, Robot itu mulai menjelma nyata. Penampilannya mirip dengan Mecha yang biasa aku tonton dulu.
Mecha yang dikendalikan Yauchi mulai bertempur dengan ketiga Monster Raksasa diluar.

“Ayo cepat!” seru Dhe.
“Aku juga pengennya gitu, Dhe, tapi mereka ini menghalangi jalanku,”Protes Hotaru sambil terus menebas mumy yang menghalanginya.

Ruangan kembali bergetar.
Bearserker dan Nchex akhirnya sampai ke dalam ruangan. Mereka terlihat kelelahan. Silvergin masih berupaya menembus kawanan zombie yang menghalangi jalannya.

Tiba-tiba gelombang air pasang melanda dan menghempaskan musuh yang ada disekeliling Hotaru dan Rena. “Ayo cepat,” Sora tampak berdiri di pintu dari kedua tangannya mengalir air yang tadi menghempaskan musuh-musuh Hotaru dan Rena.

“Aku gak bisa menahannya lebih lama lagi nih,” ujarnya.
Hotaru dan Rena lalu mulai berlari ke arah ruangan, terkadang mereka melompati musuh yang menghalangi jalan mereka.
“Sil, cepat!” seru Dhe.
Ruangan kembali bergetar lagi, sebuah lubang mulai tampak di bagian atas ruangan.
“SIL!”
“Aktifkan saja!!” ujar Silvergin
“Kamu masih diluar, SIL! Cepat Masuk!!” seru Dhe.
“Tinggalkan aku, Aktifkan cepat!!” Seru Silvergin.
Lubang diatas ruangan mulai membesar.
“Cepat!!” Silvergin berseru, bajunya sudah mulai berlumuran darah.
Saat aku melihat ke arah lubang itu, sakit kepalaku mulai menghebat lagi. Aku jatuh dari kursiku sambil memegang kepalaku.
“Pengaktifan Perisai dimulai,” terdengar sebuah suara.
“Dhe, dia masih diluar!” Bearserker berusaha keluar ruangan tapi ditahan oleh Dernew.

Begitu Hotaru dan Rena sampai kedalam, Sora lalu terjatuh lemas. Dan karena air yang menghalangi mereka menghilang, para moster mulai bergerak ke arah Silvergin berada.

“SIL!” Bearserker tampak berontak. Nchex yang sedang kelelahan berusaha mengumpulkan tenaga dan berdiri
“Pengaktifan perisai akan dimulai pada 3 detik lagi.. 2..”
“Aku harus keluar, aku harus menolongnya!” Bearserker kembali berontak.
“Ga perlu,  dia pasti selamat,” ujar Dernew.
“Apa maksudmu?” tanyanya.
“Lihat saja,”
Bearserker melihat ke arah Silvergin berada. Tapi tidak ada tanda-tanda keberadaannya. para monster pun sepertinya kembali berjalan menuju tempat kami semua berada.
“..1.. perisai diaktifkan.”

Sebuah gelombang ultrasonic menghantam para monster hingga terdorong jauh sampai keluar lapangan dan sebuah perisai tak terlihat nampak melindungi ruangan ini dan lapangan itu.

“Silver…gin.. “ Bearserker nampak lemas.
“Dia ada disini,” terdengar suara seorang gadis.

Seorang gadis nampak berdiri di tengah ruangan, pada awalnya aku pikir aku bermimpi ato sakit kepalaku nambah parah, tapi ternyata memang gadis itu mempunyai sepasang sayap bagai malaikat. Sayap putih halus itu membungkus bagian depan tubuhnya. Saat ia mengembangkan sayapnya, nampak bahwa gadis itu tengah menggendong seseorang. Seorang gadis berambut keperakan.

Closing BGM : A song Calling for You – SS501


Littlre snake pin