A NEW BEGINNING?? part 3
OPENING BGM : LISTEN – K-ON OP
Cherie yang kini mengenakan baju serba ungu menghampiri gadis bersayap itu, “Bagaimana dia, Kang?”
“Pingsan, suster Cherie, tapi masih hidup kok,” ujar gadis itu.
“dia mengalami banyak luka, untung tidak ada yang serius,” Cherie terlihat lega setelah memeriksa Silvergin.
“Sugar, ayo kita bawa dia ke klinik,” ajak Cherie
“Oke,” Sebuah ranjang dorong lalu muncul didepan gadis bersayap itu. Ia lalu meletakkan Silvergin ke atas ranjang tersebut.
“Sudah lama ga melihat dirimu beraksi lagi, Kangaji Tenshi,” Baka Hyde menghampiri gadis bersayap itu.
Gadis itu tersenyum, “ aku juga sudah lama ga ngeliat kamu memakai jepit rambut sebanyak itu, BAKA Hyde.”
“Baka nya jangan ditegasin gtu dong,” protesnya. Gadis itu hanya tertawa.
Tiba-tiba terdengar jeritan Sugar.
Semua menoleh ke arah klinik. Ada beberapa orang yang mengenakan
topeng dan bersenjatakan pisau kecil tengah menyerang Sugar dan berusaha
melukai Silvergin yang tengah pingsan.
Sebuah cambuk melilit pegangan tempat tidur Silvergin dan menariknya menjauh tepat disaat ia hendak diserang.
Wanita berambut biru yang semalam aku lihat mengobrol dengan Yauchi,
yang menggunakan cambuk itu. Dengan sekali sentak ia melepaskan cambuk
dari pegangan tempat tidur Silvergin dan langsung menggunakannya untuk
menyerang orang-orang bertopeng yang ada didekatmya.
Para penyerang yang menyerang Sugar tiba-tiba terjatuh dan menghilang
menjadi debu. Di dekat Sugar ada seorang pemuda yang menggunakan dua
pedang, sepertinya ia yang baru saja melumpuhkan para penyerang itu.
“Makasih yah Shino,” ujar Sugar
“Ga masalah,” jawabnya.
Saat itu aku baru sadar kalau para penyerang bertopeng itu sudah ada
dimana-mana. Dan kepalaku pun makin terasa pusing. Aku hanya bisa
meringkuk di pojok ruangan sambil memegangi kepalaku dan melihat
perlawanan dari para penghuni ruangan.
Seorang gadis berambut panjang di counter makanan tampak berupaya
membuat pelindung bagi dia dan teman-temannya yang melindungi dari
setiap serangan dari para penyerang bertopeng.
Beberapa penyerang tampak mendekati Euka, “Ayo kemari,” goda Euka
sambil duduk diatas meja, ia masih mengenakan baju tidurnya yang sangat
seksi. Para penyerang itu makin mendekati Euka, saat mereka sudah cukup
dekat, dengan cepat Euka menggerakan jari tangannya dan para
penyerangnya terbelit benang yang tidak terlihat lalu lemas dan hancur
menjadi abu.
Aku juga melihat Jheea yang dengan lincah berkelit diantara para
penyerangnya, gerakannya sangat cepat dan begitu ia berdiri diam, Jheeea
lalu berkata, “Selamat tidur,” dan memberikan ciuman diudara, dalam
sekejap para penyerangnya hancur menjadi debu.
Len juga membantu dengan panahnya. Sementara dari lantai dua, para
penyerang mulai berjatuhan dalam keadaan terbakar dan hancur menjadi
debu saat menyentuh lantai dasar. Aku bisa melihat Ace yang tengah
bertarung dengan para penyerang di lantai dua
Tapi para penyerang seperti ga ada habisnya. Shino dan Dernew
berusaha melindungi Sinc yang masih berupaya menghambat para penyusup
yang berusaha masuk ke basis datanya.
Shino menggunakan kedua pedangnya untuk membasmi para penyerang,
sementara Dernew entah dari mana bisa mendapatkan senjata bagi dirinya.
“Sial! Mereka bisa respawn lagi,” ujar Dernew
“Dhe!” seru Sinc.
“Sedang kucari!” Balas Dhe. “Darimana mereka masuk? Ayo… jangan sembunyi..,” Dhe tampak sibuk meneliti dalam kapsulnya.
“Cepat!”
“Aku sedang berusaha!”
Para penyerang mulai muncul di dekat Dhe dan Kyu, Fuunay yang berdiri
di dekat mereka langdung berkonsenttrasi dan memunculkan pusaran angin
yang meliputi ia, Dhe, Kyu dan Yauchi. Setiap penyerang yang mendekati
pusaran tersebut langsung hancur menjadi debu.
Aku juga melihat Gyaboo yang menggunakan tuts piano di tasnya sebagai
alat music dan membuat para penyerangnya hancur, tapi ia tidak melihat
ada salah satu penyerang yang datang dari belakangnya.
“Gya, Awas!” aku mendengar suara Bakadayo dan aku sempat melihat ia
mendorong Gyaboo hingga jatuh dan berakibat ia terkena tusukan dari
penyerangnya.
“Baka kun!” seru Gyaboo
Saat akan menyerang kembali, tiba-tiba sebuah belati menusuk tubuh
orang bertopeng itu dan membuatnya hancur menjadi debu. Ternyata Kizaru
datang menolong mereka.
“kalian ga apa-apa?” tanyanya.
“aku ga apa-apa, tapi Baka-kun terluka,” ujar Gyaboo.
“Cuma tertusuk biasa kok, bukan masalah,” Bakadayo berusaha tersenyum. Darah mulai membasahi bajunya.
“Kau harus dirawat, kita ke tempat Cherie aja yah,” ajak Gyaboo
“Gak apa-apa Gya, kamu kembali focus aja ke penyerangan, ini hanya luka kecil kok,” ujarnya.
“Apanya yang luka kecil, darahnya banyak keluar tuh, ayo jangan banyak protes,” Gyaboo membantu Bakadayo berdiri.
Sebuah benturan benda keras terdengar diluar, aku bisa melihiat kalau
salah satu monster besar yang ada sudah menghilang menjadi abu.
“Yauchi, senjata baru sudah disiapkan,” ujar Kyu
“Okey, kita hancurkan mereka!” Yauchi terlihat bersemangat.
Aku hanya bisa mlihat saat mereka semua bertarung dan melindungi
teman-teman mereka yang lain. Hotaru, B3rserker dan Sora melindungi
Silvergin dan Cherie, walaupun mereka Nampak kelelahan.
Di pojok ruangan gadis berambut panjang yang membuat shield terlihat mulai kelelahan karena shieldnya mulai jadi tidak stabil.
“Hime chan, bertahanlah!” teman-temannya terus menyemangati gadis itu.
Gadis itu berusaha kembali focus tapi ia sempat lengah sejenak dan
mengakibatkan shieldnya hancur berantakan. Para penyerang menggunakan
kesempatan ini untuk menyerangnya langsung, tapi baru saja mereka
mendekati gadis itu, sebuah sinar berwarna ungu mengurung mereka dan
menghancurkan mereka jadi abu.
“kak Soran,” Gadis itu berkata.
“Gak apa-apa kan Hime?” ujar pemuda yang muncul dibalik sinar ungu itu.
“Makasih yah kak,”
“Sama-sama.”
Aku merasa tidak berdaya, saat melihat mereka semua bertempur, tidak
ada yang bisa kulakukan selain merasa sakit kepala ini. Aku ga punya
kekuatan apa-apa. Tidak seperti Nigi yang kini bergerak lincah walaupun
mengenakan armor besi dan membawa sabit panjang yang biasa digunakan
oleh Reaper. Aku juga tidak seperti Charazchan yang bisa tertawa-tawa
sambil membawa gergaji listrik dan menghabisi beberapa penyerangnya.
Atau seperti Heart Draw yang menggunakan pistol untuk membunuh
lawan-lawannya. Perasaan sedih kembali bergolak dalam dadaku.
‘Kumohon tolong, berhentilah.. Mereka bisa tewas kalau begini terus..’
Pada saat itu aku seperti mengingat akan suatu peristiwa, aku teringat seseorang berkata padaku
“Akan kuhancurkan semua yang penting bagimu, semua yang dekat denganmu, tanpa tersisa, kalau kau tidak menuruti perintahku,”
Aku berupaya mengingatnya lebih jauh, apa mungkin ini terkait dengan
perasaan sedih yang aku rasakan saat bertemu dengan Silvergin dan yang
lain, tapi semakin aku mencoba mengingat, kepalaku terasa semakin sakit
dan seperti terbelah dua.
Dan lagi-lagi aku tidak menyadari kerumunan penyerang yang mendekatiku.
“Tezu!” aku sempat mendengar suara Dernew. Tapi kemudian pandanganku
terhalang oleh sesuatu, sesuatu yang Nampak seperti sayap hitam besar.
Setelah aku perhatikan ternyata nyaris sama dengan sayap yang
dimiliki oleh gadis yang dipanggil Kangaji Tenshi, namun yang ini
berwarna hitam. Dan aku bisa yakin bahwa pemilik sayap hitam ini adalah
pemuda.
Dengan tanpa kesulitan ia menghabisi lawannya, dan anehnya serangan
yang ia lakukan tidak membuat lawan-lawannya muncul kembali. Sepertinya
ia membuat mereka hilang untuk selamanya.
“Kamu ga apa-apa Tezu?” Tanya pemuda itu.
Suaranya, wajahnya, entah kenapa aku merasa pernah bertemu dengannya
dan pernah mengenalnya. Pemuda itu menepuk kepalaku dengan lembut.
“Jangan dipaksakan untuk mengingat semuanya, pelan-pelan saja,” ujarnya.
Kalau orang lain mungkin aku sudah protes tapi aku hanya terdiam dan
anehnya sakit kepala yang aku rasakan menghilang. Begitu aku ingin
berterima kasih, pemuda itu sudah tidak ada dimanapun. Aku mencarinya
tapi tidak ketemu.
Sebuah dentuman besar kembali terdengar. Sepertinya Yauchi kembali berhasil memusnahkan satu musuh lagi.
“Aku menemukannya! Rasakan kalian!” Dhe terlihat puas.
“Rage, tolong bantu persiapannya,” pinta Baka Hyde.
“Okay,” Nchex segera mengeluarkan tongkatnya dan ditempat ia berdiri
mulai terbentuk pentagram dengan ukiran-ukiran bertulisan huruf yang
tidak aku mengerti. Pentagram itu makin membesar dan terus membesar
dengan titik pusatnya berada di tempat ia dan Baka Hyde berdiri. Setiap
penyerang yang terkena pentagram itu langsung hancur menjadi debu.
Semakin lama pentagram itu makin membesar hingga nyaris meliputi semua
area ruangan. Seluruh tubuh Baka Hyde mulai terlihat bersinar, Ia mulai
berkonsentrasi. Sinar yang meliputi tubuhnya makin terang,
“yauchi, kita mundur sekarang, mereka sudah mulai persiapan Erase,” ujar Kyu
“Okey,” jawab Yauchi
Getaran kecil sempat terasa sewaktu Mecha yang dikendalikan yauchi
berbalik arah menuju ruangan, Begitu memasuki ruangan, Mecha itu mulai
menjadi transparan dan mengecil hingga akhirnya menghilang di tempat
Yauchi berdiri.
Pada saat yang bersamaan, pentagram yang dibuat oleh Nchex akhirnya
sudah sebesar ruangan tempat kami berada, dan sinar terang yang berasal
dari tubuh Baka Hyde membesar dan menjadi sangat terang hingga aku dan
yang lain terpaksa berpaling dan memejamkan mata. Sebuah Ledakan cahaya
terjadi dan bertahan kurang lebih 5 detik lalu menghilang.
Saat kami semua membuka mata, Pentagram itu sudah menghilang dan
suasana menjadi sunyi. Tidak ada penyerang bertopeng dengan pisau, tidak
ada monster besar dilapangan, yang tersisa hanya kami semua dan sebuah
ruangan besar yang berantakan.
Beberapa kaca counter pecah, meja dan kursi terbelah, beberapa bagian
lantai tampak menghitam dan sebuah nyala api kecil ada di lantai dua
yang langsung dipadamkan oleh Ace.
Baka Hyde tampak tergeletak pingsan di lantai. Nchex segera
mengangkatnya dan membawanya ke klinik. Cherie dan Sugar pun membawa
Silvergin ke klinik.
Dhe melepas kacamata virtualnya dan kapsul yang membungkus tubuhnya lalu menghilang.
“Bagaimana Sinc?”
“Mereka ga dapet apa-apa. Tapi aneh sekali, biasanya serangan ke kita
sifatnya acak, dan mereka berdiri sendiri, tapi kali ini sepertinya
mereka bergerak dalam satu kesatuan, satu komando,” Sinc terlihat risau.
“Mungkin kita perlu membahas hal ini dengan yang lain,” ujar Dhe
“Lebih baik begitu,” Sinc menghilangkan layar hologramnya. “Wow,
ruangan ini kenapa? kaya habis diserbu angin topan aja,” ia
terheran-heran.
“kamu ngelewatin semua hal yang seru, Sinc,” ujar Shino sambil tersenyum.
“Aku ga tertarik dengan kekerasan,” jawab Sinc
“ya ampun, selalu saja berantakan seperti ini,” Mifu menghela nafas.
“jangan ada yang bergerak sedikitpun, nanti menggangu konsentrasiku,”
“Wah, Mifu akan melakukan RESTORE, aku harus lihat ini,” Shino tampak antusias.
Mifu berdiri ditengah ruangan lalu seperti dalam sebuah adegan yang
diputar rewind, ruangan itu kembali seperti semula, meja dan kursi
kembali menyatu, kaca-kaca counter kembali seperti semua, lantai yang
rusak perlahan-lahan kembali utuh, dan sebuah lubang besar di bagian
atas ruangan kembali menutup, bahkan makanan-makanan yang ada di atas
meja pun kembali tertata persis sebelum terjadinya serangan. Begitu Mifu
selesai, seperti tidak ada tanda-tanda serangan di ruangan ini.
“benar-benar melelahkan,” ujarnya
Masih berlanjut
closing BGM : JUSTIN Timberlake – SEXY Back