Rabu, 16 Mei 2012

AF -- CHAPTER III PART 1


A NEW BEGINNING?? Part I

opening BGM : Cinta Satu Malam – Melinda (O.Oa)

Aku kembali terbangun, dan mendapati berada dalam kamarku. lampu kamarku menyala dan tirai jendelaku tertutup. Jadi aku ga bisa mastiin apakah ini masih malam atau sudah pagi. Aku duduk diatas tempat tidurku dan baru menyadari satu hal. Ternyata aku sudah tidak lagi mengenakan pakaian yang aku pakai sebelum tidur dan malah mengenakan piyama bermotif hello kitty. Pakaian yang ga pernah aku pakai lagi semenjak aku remaja. Sebuah pikiran aneh melintas di benakku, dengan tergesa-gesa aku menuju lemari pakaian yang mempunyai cermin dibagian depannya.

Aku melihat diriku sendiri di cermin. Tidak ada perubahan apa-apa, hanya saja piyama waktu kecil kini sudah berubah sesuai ukuran tubuhku sekarang. Aku menuju ke arah jendela dan membuka tirainya. Aku melihat pemandangan yang aku biasa lihat dari jendela kamarku, taman, pohon jambu dan sebuah ayunan di dahan pohon jambu itu.

Tunggu dulu…
Sebuah ayunan! Aku kembali melihat untuk memastikan. Dan memang sebuah ayunan kecil yang dibuat sesederhana mungkin.

‘Ga Mungkin,’ pikirku, ‘ayunan itu kan dah dipotong Mama 5 tahun yang lalu, karena aku selalu ketakutan setelah mellihat seorang wanita bergaun putih panjang duduk diayunan itu setiap tengah malam.’

Saat aku memikirkan hal itu, perlahan-lahan di ayunan itu mulai terlihat sebuah bayangan wanita. Aku segera menutup tirai kamarku. Dan memutuskan untuk keluar dari kamar.

Saat membuka pintu, aku melihat pemandangan yang aku kenal, lorong berwarna krem dan barisan pintu di dua sisinya.

Terdengar sebuah suara yang sepertinya berasal dari speaker walaupun aku ga bisa melihat speaker itu dimanapun.

“Para penghuni, ini chef anda Racuntikus yang terhormat, sarapan sudah disiapkan di kantin, seperti biasa bila tidak datang dalam waktu 3 jam, maka kami akan meminta bayaran dari kalian semua.. Oh ya, sekadar pemberitahuan, ruang mandi bersama sudah dibuka kembali dan ada salon baru diruangan. Itu aja,”

Aku menutup pintu kamarku dan berjalan keluar. Di sepanjang lorong aku lihat beberapa orang baru saja terbangun dan keluar dengan pakaian tidur mereka masing-masing.

Aku bertemu Jheeea yang terbang melayang rendah mengenakan gaun tidur sutra.
“Pagi Tezu,” ujarnya sambil menguap.
“Pagi Jhe, tidurmu nyenyak?” tanyaku
“Mayan deh, akyu duluan yach, bisa kehabisan menu special kalo ga buru-buru,” ia melayang cepat ke arah keluar.
“Yow Tez, pagi,” aku mendengar suara Nigi
Ia baru saja keluar dari kamarnya dan mengenakan kaus pendek dan celana pendek.
“wah, ternyata kamu penggemar kucing juga,” ujarnya sambil melihat ke arah sandalku

Aku langsung melihat ke arah yang sama, ternyata aku sedang memakai sepasang sandal bulu dengan motif kepala kucing.

“Owh, ini, yah begitulah,” ujarku sambil tersenyum padahal aku sama sekali ga ingat pernah punya sandal seperti ini.

Kami sempat bertemu dengan beberapa orang dan saling menyapa. Persis kaya berada dalam asrama.Masing-masing saling menyapa, terasa banget keakrabannya. Kami bertemu dengan Dernew yang bersarung ria dan kaos oblong, mengingatkan aku akan suasana ronda di kampung nenekku. Nigi memperkenalkan aku dengan Dernew, yang sebetulnya sudah aku kenal.

Nigi juga memperkenalkan aku dengan Nana Chan, gadis ini sepertinya mang ga bisa hidup tanda headsetnya, karena begitu keluar kamar, kami sudah melihat ia menggantungkan head phone dilehernya.  Berempat kami berjalan bersama sambil mengobrol.

Begitu sampai diruangan yang sebelumnya adalah bar, kali ini aku terkagum-kagum dengan perubahan drastic yang terlihat. Meja bar tempat Hotaru bekerja sudah tidak ada lagi digantikan deretan etalase makanan yang berisi banyak makanan lezat. Kursi dan meja bundar digantikan meja-meja dan kursi- kursi panjang yang mampu diduduki hampir  20 orang. satu-satunya yang tidak berubah adalah tangga, ruangan di lantai dua serta klinik.

Di dekat tangga terdapat dua buah pintu geser yang cukup besar, salah satunya bergambar wanita dan yang satu lagi bergambar pria. Tidak jauh dari kedua pintu geser itu terdapat sebuah pintu besar dan papan nama diatasnya ‘BEAUTY SALON BY FUUNAY”.

Sinc seperti biasa sudah duduk ditempatnya dan sedang mengerjakan sesuatu disebuah layar hologram sambil memakan roti. Ga begitu jauh dari tempat ia duduk terdapat sebuah pintu keemasan yang menuju ke sebuah lapangan luas. Beberapa jendela kecil juga terlihat disamping pintu itu.

“Beginilah keadaannya kalo siang, begitu malam ruangan ini berubah jadi lebih dewasa,” ujar Dernew yang langsung menuju ke pintu geser yang bergambar pria.
“Kamar mandi bersama dibuka lagi yah akhirnya,” Nana chan melihat kearah pintu geser itu.
“Mungkin mereka capek ngikutin keinginan kita yang ga ada habisnya,” canda Nigi.
“Yah, aku risih aja mandi bersama-sama seperti itu.”
“Ya ampun Nana, kan sama-sama cewe, lagian juga bukannya asyik bisa mandi sambil ngobrol rame-rame.”

Aku sempat melihat Gyaboo yang memakai piyama terusan sedang mengambil makanan. Jheeea yang tampak sedang ngobrol dengan Yauchi, Euka yang seperti biasa menggoda pandangan para cowo dengan baju tidurnya yang super seksi. Aku juga melihat Baka Hyde dengan baju tidurnya serta rambut yang dihiasi bermacam jepit sedang makan di salah satu meja, disebelahnya Mifu juga tengah meminum tehnya. Sugar dan Cherie tampak baru berjalan dari counter menuju meja yang masih kosong.  Cherie memakai pakaian biasa tapi Sugar walaupun Cuma baju lengan panjang dan celana panjang tapi motifnya menyerupai badan harimau dan topi di kepalanya pun mirip dengan kepala seekor harimau.

“Nigiiiiiii” seorang gadis berpakaian serba merah langsung berlari dan memeluk Nigi.
“pagi juga, Cha,” Nigi berusaha lepas dari pelukan gadis itu.
“Whooa Kawai nee, Nana chan,” gadis itu berusaha memeluk Nana
“Pagi juga Cha, no hugging,” Nana mundur selangkah.
“Ah, Gomen, gomen.. Ara.. Newbie kah?” gadis itu menatapku.
“Tezuka Ayumu,” aku mengulurkan tangan, tapi bukan jabatan tangan yang aku dapat, aku langsung dipeluk oleh gadis itu.
“Wuaaa, ureshii… Nee.. jadi tomodachi Cha mau kan?” ujar gadis itu setelah acara berpelukan bersama selesai.
“hah? ehmm.. ya..,” aku terlihat ragu.
“sankyu….,” Aku kembali dipeluk untuk yang kedua kalinya. Lalu gadis itu sadar sesuatu. Ia melepaskan pelukannya.
“Ah, mana tata karma Cha, malah belum memperkenalkan diri,” ujarnya. Penampilan lalu berubah dari berpakaian serba merah menjadi gaun mengembang ala putri jaman dahulu, rambutnya pun berubah dari merah menjadi pirang.
“Salam kenal, namaku Charazchan, senang bertemu denganmu,” ia lalu memberi salam ala putri-putri kerajaan jaman dahulu.
Aku yang masih terkaget dengan perubahan penampilannya yang begitu cepat hanya bisa berkata,           ”sama-sama.”
Ia lalu merubah penampilannya kembali menjadi gadis berambut merah dan berpakaian serba merah.
“Makan dulu yuk, lapar nihh,” ajak Nigi.
“Cha juga lapar, kita makan bareng-bareng yuk.”
Aku mengalihkan pandangan ke arah pintu yang menuju lapangan luar. Entah kenapa rasanya aku ingin kesana.
“Tezu?? mau ikut ga?” Tanya Nigi.
“hah? Oh, nanti saja aku menyusul,” jawabku
“ya sudah, kami duluan yah?” Nigi, Nana dan Charaz berjalan bersama menuju ke arah counter makanan.

Aku terus berjalan menuju pintu. Ternyata lapangan itu cukup besar. Beberapa orang tampak makan di pinggiran lapangan yang dinaungi pohon-pohon rindang. Aku melihat Rena tengah berlatih dengan pedangnya, Bakadayo juga tengah mengobrol dengan beberapa orang sambil makan bersama. Dan yang membuatku tertarik adalah, lagi-lagi aku melihat remaja berambut perak, beserta kedua temannya. Cowo yang berambut merah dan cowo yang berambut panjang. Tapi kali ini mereka tengah bersama Hotaru dan sepertinya sedang berbicara serius.

Aku merasakan sedikit perasaan aneh kepada mereka, sepertinya aku mengenal mereka dan entah kenapa aku merasa sangat sedih. Saat aku berusaha mendekati mereka, seorang gadis berambut pendek coklat nyaris menabrakku dan membuat roti yang ia pegang terjatuh.

“Ah, maaf..” ujarku sambil mengambil rotinya.
Gadis itu tampak terkejut melihatku.
“Bunda Tezu?” gumamnya. Walau pelan tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.
“Siapa?” tanyaku
“Gak inget aku?” ujarnya, tangannya bergetar.
“Maaf, tapi aku ga inget, kamu siapa?”
Gadis itu menatapku, ia lalu tersenyum, “mungkin aku salah orang, maaf yah, habis kamu mirip dengan orang yang dulu dekat denganku.”
“Owh ga apa-apa, mungkin mang wajah yang aku pilih mirip,” jawabku sambil menyerahkan rotinya
“ya, mungkin juga begitu. Aku Len Tsukimori, kamu baru yah disini,” gadis itu memperkenalkan diri dan menerima roti yang aku berikan.
“Ya, baru saja datang kemarin, namaku Tezuka Ayumu,” jawabku
Len kembali terlihat terkejut.
“Kita belum pernah bertemu sebelumnya kan?” Ujarnya seperti menegaskan sesuatu.
“Aku rasa belum, soalnya aku baru pertama kali datang kesini,” ujarku
“Dan…. emm kamu.. gak inget apa-apa tentang aku?”
“Gak sih, kalaupun ya, aku pasti inget dengan gadis secantik kamu,” aku mencoba bercanda
Len tersenyum. Namun sorot matanya menandakan kekecewaaan.
“ya sudah, aku mau kedalam dulu, senang berkenalan denganmu,” ujarnya kemudian.
“Sama-sama, Len chan,” jawabku

Len memegang erat rotinya, ia sepertinya menahan dirinya untuk melakukan sesuatu, dan matanya terlihat berkaca-kaca. Tapi ia lalu berbalik dan masuk kedalam ruangan.

Sebenarnya aku merasa sedikit bingung, bagaimana mungkin ada yang mengenalku, padahal aku baru saja berada disini. Atau mungkin ada yang pernah memakai wajahku ditempat ini? kalaupun ya, lalu dimana dia sekarang?
Sambil memikirkan itu, aku berjalan mendekati Hotaru dan ketiga temannya.

“Halo,” sapaku

Keempat orang itu menoleh, dan aku melihat mereka nampak kaget melihatku. Apalagi si rambut perak, ia langsung memelukku dan berkata, “Tezuu… akhirnya kamu kembali, kamu memenuhi janjimu” nada suaranya antara gembira dan sedih. Saat dia memelukku, aku baru sadar bahwa dia seorang gadis. namun karena perawakannya yang kecil dan rambutnya yang pendek, sulit membedakan apakah dia seorang gadis ato pemuda.

Walaupun bingung, aku mencoba tersenyum. Dan raut mukaku dapat dibaca oleh pemuda yang rambut panjang, karena ia lalu berkata, “ sil chan, mungkin kamu salah orang. Dia jadi bingung tuh.”

“Gak mungkin! aku yakin ini Tezu, Tezu dah kmbali Nchex, dia memenuhi janjinya ma aku. Ya kan, Tezu?” tanya gadis berambut perak itu padaku
“Maaf, tapi mang aku pernah berjanji apa yah?” aku bertanya balik.
“Masa, kamu lupa? Dulu kamu berjanji akan kembali kesini dan membawa kami semua keluar dari tempat ini,” jawabnya
“Memang kita pernah bertemu sebelumnya?” aku bertanya lagi.
Closing BGM : Jade Valerie - Razorman


Littlre snake pin