Minggu, 26 Februari 2012

HAKEKAT PENYUSUNAN PROGRAM BK

A.    Pengertian Penyusunan Program BK
Menurut pendapat Hotch dan Costor yang dikutip oleh Gipson dan Mitchell (1981) program bimbingan dan konseling adalah suatu program yang memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan itu menyangkut dua faktor, yaitu : (1) faktor pelaksana atau orang yang akan memberikan bimbingan dan (2) faktor-faktor yang berkaitan dengan perlengkapan, metode, bentuk layanan siswa-siswa, dan sebagainya, yang mempunyai kaitan dengan kegiatan bimbingan (Abu Ahmadi, 1977).

B.    Tujuan Penyusunan Program BK
Tujuan penyusunan program  tidak lain agar kegiatan pelayanan konseling di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat di nilai,. Tersusun dan terlaksananya program pelayanan konseling dengan baik akan lebih menjamin pencapaian  tujuan kegiatan pada khususnya, tujuan sekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akuntabilitas pelayanan konse!ng di sekolah.Juntika (2002:85) tujuan  penyusunan program pelayanan konseling adalah adanya kejelasan arah pelaksanaan program, adanya kemudahan mengontrol  dan mengevaluasi kegiatan, clan terlaksananva program kegiatan secara lancar, efisien, dan efektif.
Sedangkan menurut Pengurus Besar IPBI (2001:3) tujuan penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling ialah agar Guru Pembimbing memiliki pedoman yang pasti dan jelas, sehingga kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat  terlaksana dengan !ancar, efektif dan serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
Program pelayanan konseling tersebut hendaknya dibuat secara  tertulis dan selanjutnya dikomunikasikan kepada sesarna Guru Pembimbing. sejawat dan guru, staf sekolah lainnya, serta pirnpinan sekolah, untuk selanjutnya menjadi rambu-rambu bagi kerja sama antara Guru Pembimbing dengan semua personil-personil sekolah yang dimaksudkan itu.

C.    Unsur dan Syarat Penyusunan Program BK
Dalam penyusunan program BK diharapkan memenuhi unsur-unsur dan persyaratan tertentu. Menurut Prayitno (1998) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan menjadi isi program bimbingan dan konseling meliputi kebutuhan siswa, jumlah siswa yang dibimbing, kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan jenis layanan, volume kegiatan bimbingan dan konseling, dan frekuensi layanan terhadap siswa.
Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.
2. Lengkap dan menyeluruh, artinya memuat segenap fungsi bimbingan. kelengkapan program  ini disesuaikan dengan kebutuhan  dan karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
3. Sistematik, dalam  arti program, disusun  menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan menghindari turnpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara logis,
4. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk pengembangan dan penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.
5. Memungkinkan kerja sama dengan fihak yang terkait dalam rangka sebesar-besamya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.
6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan keefisienan penyelenggaraan program pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya.
Sedangkan menurut Kaufan, F. W. Miller dalam Natawidjaja menyebutkan bahwa suatu program dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Program itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata dari para siswa sekolah yang bersangkutan.
2. Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.
3. Program itu dikembangkan berangsur-angsur dengan melibatkan semua tenaga kependidikan di sekolah dalam merencanakannya.
4. Program itu memiliki tujuan yang ideal, tetapi realistik dalam pelaksanaannya.
5. Program itu mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan diantara semua anggota staf pelaksananya.
6.. Menyediakan fasilitas yang diperlukan.
7.Penyusunan disesuaikan dengan program pendidikan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
8.Memberikan kemungkinan pelayanan semua siswa.
9.. Memperlihatkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan memadukan sekolah dengan masyarakat.
10. Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri, baik mengenai program itu sendiri maupun kemajuan pengetahuan, keterampilan dan sikap petugas pelaksanaanya.
11. Program itu hendaknya menjamin keseimbangan dan kesinambungan seluruh pelayanan bimbingan.

D.    Komponen Penyusunan Program BK
Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling mengacu pada empat komponen, diantaranya adalah :
1.    Pelayanan Dasar Bimbingan
Pelayanan dasar bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman yang disajikan secara sistematis dalam rangka perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas perkembangan.
Tujuannya adalah membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh ketrampilan dasar dalam hidupnya, secara terperinci tugas pelayanan ini  upaya membantu konseli agar:
-    Kesadaran diri dan lingkungan (pendidikan, Pekerjaan, Sosial Budaya dan Agama).
-    Mampu mengembangkan ketrampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab.
-    Mampu menangani kebutuhan dan masalah yang dihadapi.
-    Mampu mengembangkan diri dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Fokus Pengembangannya adalah fokus perilaku yang dikembangkan menyangkut, aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Materi pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas dasar  standart kompetensi, antara lain mencakup pengembangan Self-Esteem, Motivasi Berprestasi, Ketrampilan pengambilan keputusan, Ketrampilan Pemecahan Masalah, Ketrampilan Berkomunikasi, Penyadaran Beragam berbudaya, Perilaku bertanggung jawab.
2.    Pelayanan Responsif
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, diantaranya : konseling Individu, Konseling Krisis, Konsultasi dengan orang tua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain.
Tujuannya adalah membantu konseli untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah, baik masalah sosial-pribadi, karier, atau masalah pengembangan pendidikan. Fokus Pengembangannya disesuaikan dengan masalah dan kebutuhan konseli. Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk memenuhi suatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan bagi dirinya secara positif. Untuk memahami masalah konseli dengan mengunakan cara asesmen dan analisis perkembangan konseli yaitu melalui, Inventori Tugas-tugas perkembangan, angket, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir konseli, psikotes dan daftar masalah konseli (AUM, alat ungkap masalah)
3.    Perencanaan Individual
Perencanaan individual membantu kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan akan dirinya, memahami akan peluang dan kesempatan yang tersedia dilingkungannya.
Tujuannya adalah untuk memfasilitasi konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan secara khusus untuk dirinya sendiri. Fokus Pengembangannya adalah fokus pelayanan perencanaan aspek akademik, karir, dan sosial pribadi, secara terperinci.
4.    Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infra struktur dan pengembangan kemampuan profisional konselor secara berkelanjutan  yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli untuk memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli. Dukungan sistem ini meliputi, Pengembangan Networking, Kegiatan Manajemen, Riset dan pengembangan.

E.    Prinsip Penyusunaan Program BK
Adapun beberapa prinsip dalam penyusunan program BK adalah sebagai berikut :
1.    Program BK merupakan program yg integral dengan keseluruhan program sekolah -> harus disusun selaras dengan program pendidikan.
2.    Program disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sekolah, daerah setempat.
3.    Dikembangkan secara bertahap dengan melibatkan semua unsur sekolah dalam perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, dan penilaian.
4.    Memiliki tujuan yang ideal dan realistis.
5.    Program BK menyediakan layanan bantuan kepada siswa -> yang bersifat pencegahan, pengembangan, dan perbaikan.
6.    Program BK memberi pelayanan kepada semua siswa dan untuk semua aspek perkembangan.
7.    Program disusun dengan mempertimbangkan kemampuan staf.
8.    Program bimbingan hendaknya mendorong komunikasi terus menerus antara semua unsur/staf sekolah
9.    Program bimbingan hendaknya memberi kesempatan untuk penilaian
10.    Kepala sekolah sebagai penanggung jawab tertinggi

F.    Tahap-Tahap Penyusunan Program BK
Dalam penyusunan program bimbingan perlu ditempuh langkah-langkah seperti dikemukakan oleh Miller yang dikutip oleh Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) seperti berikut :
1. Tahap Persiapan. Langkah ini dilakukan melalui survei untuk menginventarisasi tujuan, kebutuhan dan kemampuan sekolah, serta kesiapan sekolah yang bersangkutan untuk melaksanakan program bimbingan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan langkah awal pelaksanaan program.
2. Pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah ditunjuk oleh pemimpin sekolah. Tujuan pertemuan ini untuk menyamakan pemikiran tentang perlunya program bimbingan serta merumuskan arah program yang akan disusun.
3. Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan. Panitia ini bertugas merumuskan tujuan program bimbingan yang akan disusun, mempersiapkan bagan organisasi dari program tersebut, dan membuat kerangka dasar dari program bimbingan yang akan disusun.
4. Pembentukan panitia penyelenggara program. Panitia ini bertugas mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan melaksanakan sistem pencatatan, dan melatih para pelaksana program bimbingan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Suatu program hendaknya disusun dengan baik. Untuk menyusun suatu program BK memerlukan langkah-langkah yang bersifat menyeluruh dan terintegral. Harold J. Burbach & Larry E. Decker (1977:198) mengemukakan langkah-langkah dalam suatu perencanaan sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan yang akan dicapai
2. Menganalisis tentang sumber-sumber dan kendala yaitu yang berhubungan dengan personil, sikap, biaya, peraturan-peraturan, fasilitas dan waktu.
3. Menganalisis tentang kebutuhan-kebutuhan
4. Menentukan tujuan-tujuan yang lebih spesifik dan dapat diukur.
5. Menentukan prioritas.
6. Menentukan strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tujuan-tujuan yang spesifik.
7. Mengadakan evaluasi terhadap perencanaan yang mencakup (a) untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan yang telah dicapai, dan (b) untuk melihat sejauh mana kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan itu dilaksanakan.
8. Mengadakan beberapa perubahan yang perlu untuk perbaikan program.
Sedangkan Yoseph W. Holis (1965:23-24) menjelaskan bahwa langkah-langkah penyusunan program BK yang baik agar efektif, ada beberapa bentuk yang harus dilakukan, yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan,
2. Studi mengenal layanan bimbingan yang telah ada dan mengembangkan pedoman kegiatan untuk Iayanan yang baru atau layanan yang diperbaharui lagi,
3.Menetapkan cara-cara untuk  mengumpulkan  data dan menyebarkan  data
4. Memodifikasi program,
5. Seleksi tipe organisasi bimbingan dan konsehng dan menetapkan peranan tenaga pelaksana,
 6. Menyeleksi koordinator dan pimpinan masing-masing bagian program Iayanan bimbingan dan konseling,
7. Menetapkan fasilitas yang memadai,
8. Pemeliharaan catatan dan laporan yang memadai dalam selaruh kegiatan Iayanan bimbingan dari setiap individu,
9. Pendidikan in-service bagi rekan sekerja (sejawat),
10. Memanfaatkan sumber daya masyarakat dan referal, dan
11. Menyusun alokasi dan biaya kegiatan bimbingan.
Mencermati proses perencanaan program pelayanan konseling tersebut di atas, maka dalam penyusunan program pelayanan konseling ada beberapa aspek yang seharusnya mendapatkan penekanan, yaitu (a) tujuan, (b) kebutuhan¬kebutuhan siswa, (c) materi dan kegiatan Iayanan yang diberikan, (d) kegiatan evaluasi, (d) sumber daya manusia, dan (e) sarana dan prasarana.

Littlre snake pin