Jumat, 13 Januari 2012

TEXT TALK

Sofie:
Selamat siang, Bu Aisyah. Perkenalkan diri dulu, namaku Sofie. Begitu melihat site ibu dan ibu menyediakan layanan konseling, aku tertarik untuk bercerita tentang masalah yang sedang kuhadapi. Begini bu, aku berasal dari keluarga kurang harmonis. Dari latar itu aku jadi selalu minder tiap kali bergaul dengan teman-teman lain. Apalagi kalau ada cowok yang naksir aku. Meskipun dia baik banget, tapi aku selalu takut kalau dia bakal mengolok-olok tentang keluargaku yang nyaris bobrok itu. Dampaknya, sampai sekarang aku selalu menganggap bahwa semua orang pasti ngetawain aku. Bantu aku ya, bu.

Konselor:
Selamat siang sofie, salam sejahtera untuk kita semua. Saya ucapkan terima kasih kepada saudara sofie yang telah bersedia membicarakan dan mendiskusikan masalahnya kepada saya.  Perkenalkan terlebih dahulu, nama saya Aan Aisyah selaku konselor yang bekerja disebuah tempat praktek di kota semarang.
Berdasarkan cerita sofie tadi bahwa hidup ditengah-tengah keluarga yang kurang harmonis dan karena kondisi tersebut akibatnya membawa pengaruh minder akan pandangan orang lain terhadap kodisi keluarga sofie. Saya bisa memahami apa yang sedang anda akan keadaan yang sedang anda alami. Disini saya dengan senang hati akan mencoba membantu dan mendiskusikan masalah ini bersama-sama dengan sofie tentunya. Sebelum kita akan membahas dan mendiskusikan permasalahan yang sedang sofie hadapi, saya ingin bertanya apakah diskusi kita akan kita lakukan menggunakan e-mail seperti saat ini ataukah sofie menginginkan kita berdiskusi menggunakan media lain. Apabila sofie menginginkan untuk tetap melanjutkan berdiskusi dengan menggunakan e-mail, kira-kira sofie akan membutuhkan berapa kali berkirim e-mail? Apakah mungkin tiga, empat, atau lima kali, atau barang kali sofie menginginkan lebih. Demi kelancaran diskusi kita, maka akan lebih baik bila telah tercapai kesepakatan terlebih dahulu.
Tadi anda telah mengungkapkan bahwa anda saat ini sedang berada pada kondisi keluarga yang kuang harmonis, dan kondisi tersebut mengakibatkan anda selalu minder dengan teman-teman anda. Berdasarkan cerita tersebut, bisakan anda mengungkapkan lebih jauh lagi tentang yang anda maksud dengan keluarga yang kurang harmonis dan hampir bobrok? Sebenarnya bagaimana situasi di rumah anda saat ini sehingga anda menyatakan bahwa sedang dalam keadaan kurang harmonis? Lalu bisakah pula anda menceritakan  rasa minder yang bagaimana yang sedang anda rasakan?
Saya akan dengan senang hati dan sangat bergembira menunggu balasan e-mail anda agar kita bisa mendiskusikan masalah anda dengan lancar.
Jangan menyerah dan tetap semangat menghadapi hari yang akan datang, salam sejahtera untuk kita semua.

Sofie:
Terima kasih, bu, karena sudah bersedia membantuku dengan masalah yang sedang kualami. Kalau menurutku memang lebih enak kalu kita berdiskusinya menggunakan e-mail saja bu, lebih praktis dan aku juga selalu rajin buka e-mail kok setiap hari. Sebisa mungkin sih aku ingin mendiskusikan masalah ini dengan ibu lima kali balasan mungkin.
Ia seperti yang telah kusebutkan diawal bu, keluargaku tuh udah lama enggak harmonis. Ya, nggak kayak keluarga-keluarga teman-teman aku yang lain, bu. Kalu keluarga yang lain tu kalau yang aku dengar dari teman-teman, mereka tu ya perhatian sama anaknya, sering makan malem bersama, terus sering ngumpul bareng gitu, bu. Tapi kalau di keluarga aku tuh enggak kayak gitu. Di rumah papa mama selalu bertengkar, kayaknya tuh nggak ada hari tanpa bersilat lidah, tiap pagi sebelum aku berangkat sekolah pasti ada saja pertengkaran mulut yang terjadi. Terus kalau pas malem juga gitu, pas mau makan malem juga selalu saja bertengkar terus, sampai-sampai aku muak mendengarkan ocehan mereka setiap hari. Di keluargaku tuh dari dulu nggak ada yang namanya makan bareng, atau nonton tivi bareng kayak ynag teman-temanku lakukan sama keluarganya. Aku sib sudah sering gitu ya bu melerai mereka, bilang kalau bertengkar terus tidak ada gunanya, eh tapi aku malah dimarah-marahin bu. Waktu itu pernah sampai mamaku bilang mau cerai aja sama papaku. Sekarang aku sih nggak begitu peduli sama mereka mau bertengkar terus atau apa juga aku sudah nggak peduli bu, tapi,, tapi sekarang yang aku takutkan kalu ada temen-temenku yang mengetahui keadaan keluargaku yang kayak gitu. Aku jadi sering menghindari teman-temanku kalau lagi ngobrolin tentang masalah adek atau kakak, karena ujung-ujungnya pasti bahas masalah keluarga, aku kan takut nantukalau mereka ngetawain aku, aku takut dibilang anak yang brokenhome, aku takut sekali kalau sampai-sampai temen-temen pada ngolok-ngolok aku dibelakang aku, apalagi sampai ngomong langsung di depanku, ngehina-hina. Kemarin-kemarin aku juga sempat berfikir semua orang, mereka tu sudah pasti ngetawain aku. Apalagi waktu pas kira-kira dua minggu yang lalu, ada cowok yang pedekate sama aku, bu, dia baik banget sih sama aku, tapi aku selalu takut kalau-kalu nantinya dia juga akan ngetawain aku. Gimana nih, bu.

Konselor:
Senang sekali saya sudah menerima balasan e-mail dari sofie. Berdasarkan cerita sofie, saya menangkap bahwa sekarang sofie mempunyai kendala tentang keadaan rumah yang kurang harmonis, lalu tentang sofie yang merasa minder dengan teman-teman karena takut bila nanti ditertawakan oleh mereka tentang keadaan keluarga sofie. Dari kedua fokus masalah tersebut manakah yang akan kita bahas telebih dahulu? Agar diksusi kita sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Saya senantiasa menunggu balasan dari sofie. Tetap smangat sofie, yakinlah bahwa masalah yang sedang sofie alami adalah ujian dari tuhan untuk sofie supaya belajar lebih menjadi dewasa. Salam sejahtera untuk kita semua.

Sofie:
Mungkin diantara dua masalah itu, kita bicarakan yang minder dulu aja, bu, soalnya masalah itu palingg menggangguku, apalagi kan aku sekolahnya sampai jam lima sore jadi hampir seharian aku habiskan waktu di sekolah. semakin hari semakin takut aku kalau diketawain sama orang-orang.

Konselor:
Dearest sofie, setiap orang terlahir dengan kondisinya masing-masing. Ada orang  yang terlahir dalam keluarga yang  broken home atau kurang harmonis seperti keluarga sofie, bahkan ada orang  yang sama sekali tidak mempunyai keluarga satu pun alias yatim piatu. Ada orang yang terlahir dengan kondisi fisik lengkap dan ada pula orang yang dilahirkan dengan kondisi fisik yang tidak lengkap. Keindahan hidup adalah ketika kita mampu melihat hal-hal terbaik yang ada dalam diri kita dan kitta tentu saja mampu untuk mensyukurinya. Bukan melihat yang kurang-kurangnya atau yang negative-negative saja dari kehidupan yang kita alami. Bagaimana nanti orang lain akan menilai keluarga sofie adalah tergantung dari bagaimana cara sofie sendiri dalam  menilai keluarga sofie sendiri. Cobalah sofie untuk lebih bijak dalam melihat keadaan yang sebenarnya sedang terjadi di sekitar sofie. Apakah benar ada yang mengolok-olok dan menertawakan sofie karena keadaan keluarga sofie yang tidak harmonis? Atau hanya hal-hal tersebut, yaitu yang tentang sofie takut ditertawakan dan diolok-olok oleh orang-orang adalah hanya sebatas pikiran sofie sendiri? Apabila benar yang sedang terjadi adalah ketakutan sofie akan tertawaan orang lain hanya sebatas pikiran-pikiran pribadi sofie sendiri dan bukan kenyataan bahwa orang-orang telah menertawakan sofie, hentikan pikiran-pikiran  negtif seperti itu. Dirimu pasti punya banyak kelebihan-kelebihan lain yang jauh lebih indah ,sampai ada cowok yang naksir kepadamu, dibandingkan harus setiap hari memikirkan kekurangan-kekurangan saja. Mulailah dari mencari point positif yang ada dalam dirimu,  setelah sofie mengetahui point-point positif tersebut yang merupakan kelebihan yang sofie miliki, lalu perkuat kelebihan-kelebihan sofie. Hidup akan terasa lebih indah bila kita memandang hidup adalah sesuatu yang indah. Begitu pula dengan hidup sofie, hidup sofie akan terasa jauh lebih indah tergantung dari bagaimana cara sofie memandangnya sendiri.

Sofie:
Sebenarnya memang benar, bu, orang-orang dan teman-teman belum pernah ada yang secara langsung maupun aku juga belum pernah dengar gosip tentang mereka yang mengolok-olok dan menertawakan aku. Tapi entah kenapa aku selalu saja merasa takut bila hal tersebut nantinya akan terjadi suatu saat. Aku takut sekali sampai-sampai ingin sembunyi saja dibawah kasur, bu.
Mungkin memang benar selama ini aku hanya melihat sisi buruk dari kehidupan yang telah ku jalani selama ini, belum pernah aku berfikir tentang sisi baik dalam kehidupanku. Seperti yang ibu bilang sebelumnya, sampai-sampai ada cowok yang naksir dan pedekate sama aku pasti mereka bukan hanya tanpa alasan naksir aku, pasti ada sisi baik dari diri aku yang mereka lihat.

Konselor:
Yang membuat kita menjadi lebih dewasa adalah bagaimana kita menyikapi dan menyelesaikan masalah yang kita alami sehingga kita akan belajar sesuatu yang berharga dari apa yang telah kita alami. Saya juga turut gembira apabila sofie sudah berani membuka pikiran baru dan mencoba melihat kehidupan dari sisi yang berbeda bukan hanya yang negatif-negatif saja.
Setelah kita berdiskusi panjang lebar dai yang mulai dari sofie bercerita tentang punya masalah dengan keluarga yang tidak harmonis dan berdampak pada rasa minder sofie pada teman-teman sofie di sekolah. berdasarkan kedua masalah tersebut, sofie juga telah memutuskan bahwa yang akan kita bahas dan diskusikan adalah masalah yang ke dua yaitu tentang keminderan sofie kepada teman-teman. Sofie juga rupa-rupanya telah memutuskan untuk mencoba mengubah cara pandang yang terdahulu yaitu cara pandang yang negatif yang takut ditertawakan oleh orang-orang menjadi cara panjang yang positif dengan cara mencari kelebihan-kelebihan yang ada dalam diri sofie sendiri.
Sesuai kesepakatan kita diawal bahwa konseling kita akan diadakan selama lima kali balasan, setelah ini bagaimana sofie? Apakah kita akan menyudahi konseling kita sesuai kesepakatan, ataukah sofie menginginkan konseling tambahan atau bila perlu kita bisa bertatap muka langsung?
Bagaimana rencana-rencana sofie selanjutnya untuk lebih menikmati dan mensyukuri hidup?
Tetap semangat sofie. Salam sejahtera untuk kita semua.

Sofie:
Terimakasih, bu, berkat ibu, sekarang aku mau belajar menghargai dan mensyukuri kehidupanku sendiri bukan hanya terus takut tentang apa yang sebenarnya hanya ada di pikiranku saja. Aku akan mencoba belajar menikmati sedikit demi sedikit tentang kehidupan saya, meskipun keluargaku kurang harmonis bukan berarti hubunganku dengan teman-teman dan juga dengan cowok yang naksir aku itu kurang harmonis.
Aku berencana untuk pertama-tama mencoba menghargai keluargaku meskipun keluargaku sudah bobrok seperti itu, tapi namanya keluarga sendiri mau gimana lagi. Aku akan tetap mensyukurinya. Masih punya mama dan papa. Lalu aku juga akan mencoba nggak menghindar lagi sama temen-temen aku, meskipun mereka sedang membahas keluarga masing-masing. Dan aku juga nggak akan menghindar dari cowok yang naksir aku itu, aku akan mencoba lebih baik merespon niat baik dia ke aku. Seperti yang pepatah katakan kalau tidak dicoba kita belum tahu hasilnya akan seperti apa.
Seperti yang sudah menjadi kesepakatan kita, bu, konseling kita cukup sampai disini saja. Aku pikir, aku sudah punya cukup masukan dari ibu yang tentu saja itu sangat membantuku membuka mata untuk hal-hal yang sebenarnya sudah ada didepan mata.
Terimakasih untuk saran dan bantuannya bu, salam sejahtera.



Konselor:
Saya turut senang karena sofie sudah berani membuka pintu baru dan melangkah maju sedikit demi sedikit. Bagus sekali apa yang sudah sofie rencanakan. Saya sangat mendukung rencana-rencana positif sofie.
Terima kasih pula karena sofie sudah mau berbagi cerita kepada saya. Bila sofie punya unek-unek atau masalah di kemudian hari, saya selalu dengan senang hati menerima e-mail dari sofie dan mari kita berdiskusi bersama membicarakan unek-unek atau masalah sofie tersebut.
Semangat dan sukses selalu. Salam sejahtera untuk kita semua. Semangat!!

Littlre snake pin