BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum memasuki tahun pelajaran baru, setiap guru pasti memiliki sebuah silabus yang mana akan digunakan sebagai bahan acuan, kegiatan apa saja yang nantinya akan diberikan kepada peserta didik. Hal ini juga semestinya dilakukan oleh seorang guru BK. Guru BK sebelum melaksanakan tugasnya semestinya melakukan need assasment terlebih dahulu kepada peserta didik
Hasil need assasment tersebut dianalisis dan dibuatlah sebuah SATLAN (satuan layanan) yang berisi rencana program baik tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, bahkan harian yang akan diberikan kepada peserta didik.
Program BK disusun untuk memudahkan guru BK dalam melaksanakan pelayanan BK kepada pesrta didik.
Sekolah Dasar merupakan bagian kecil dari pendidikan, dimana di sekolah dasar terdapat peserta didik yang mana membutuhkan suatu perhatian agar dapat mengembangkan potensinay secara optimal. SD memiliki banyak sekali kegaiatn, sehingga perlu adanya suatu management sekolah yang bauik agar kegiatan – kegiatan di SD dapat dilaksanakan denagan sebaik-baiknya.
Siswa SD merupakan salah satu objek penerima layanan BK, sehingga untuk memudahkan pemberian layanan BK di SD, alangkah baiknya guru BK membuat suatu perencanaan terlebih dahulu dalam bentuk program BK.
Karena itu, kami mengambil tema untuk makalah kami “ Penyusunan Program BK di SD.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari program BK di Sd?
2. Bagaimana penyusunan program BK di SD?
C. Tujuan Penulisan
1. mengetahui konsep dasar program BK di SD
2. mengetahui bagaimana cara menyusun program BK di SD
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Program BK di SD
1. Pengertian dan Tujuan Program BK di Sekolah Dasar
Program Bimbingan Konseling adalah suatu rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada periode tertentu. Program ini memuat unsur - unsur yang terdapat dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan diorientasikan pada pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah. Tujuan penyusunan program tidak lain adalah agar kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapatdinilai.
Tersusun dan terlaksananya program dan bimbingan konseling dengan baik, selain akan lebih menjamin pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling pada khususnya, tujuansekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akontabilitas bimbingan dan konseling diSekolah Dasar.
2. Jenis Program Bimbingan Konseling
Adapun jenis-jenis dari program bimbingan dan konseling adalah :
a. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
b. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
c. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
d. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
e. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.
3. Penyusunan Program BK
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Substansi program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.
4. Unsur dan Syarat Penyusunan Program Pelayanan Konseling.
Dalam penyusunan program pelayanan konseling diharapkan memenuhi unsur-unsur dan persyaratan tertentu. Menurut Prayitno (1998) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan menjadi isi program bimbingan dan konseling meliputi kebutuhan siswa, jumlah siswa yang dibimbing, kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan jenis layanan, volume kegiatan bimbingan dan konseling, dan frekuensi layanan terhadap siswa. Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.
b. Lengkap dan menyeluruh, artinya memuat segenap fungsi bimbingan. kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
c. Sistematik, dalam arti program, disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan menghindari turnpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara logis,
d. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk pengembangan dan penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.
e. Memungkink.an kerja sama dengan fihak yang terkait dalam rangka sebesar-besamya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.
f. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan keefisienan penyelenggaraan program pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya.
Sedangkan menurut Kaufan, F. W. Miller dalam Natawidjaja menyebutkan bahwa suatu program dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Program itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata dari para siswa sekolah yang bersangkutan.
b. Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.
c. Program itu dikembangkan berangsur-angsur dengan melibatkan semua tenaga kependidikan di sekolah dalam merencanakannya.
d. Program itu memiliki tujuan yang ideal, tetapi realistik dalam pelaksanaannya.
e. Program itu mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan diantara semua anggota staf pelaksananya.
f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan.
g. Penyusunan disesuaikan dengan program pendidikan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
h. Memberikan kemungkinan pelayanan semua siswa.
i. Memperlihatkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan memadukan sekolah dengan masyarakat.
j. Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri, baik mengenai program itu sendiri maupun kemajuan pengetahuan, keterampilan dan sikap petugas pelaksanaanya.
k. Program itu hendaknya menjamin keseimbangan dan kesinambungan seluruh pelayanan bimbingan.
Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling (Depdiknas, 1996) hendaknya memperlihatkan hal-hal sebagai berikut:
a. Program bimbingan dan konseling hendaknya disusun oleh seluruh staf bimbingan dan konseling dengan memperhatikan personel sekolah (guru, wali kelas, staf tata usaha, dan staf sekolah lainnya) yang disetujui oleh kepala sekolah.
b. Program bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhna sekolah
c. Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya menunjang program sekolah
d. Program bimbingan dan konseling hendaknya disusun secara sederhana dan memiliki unsur keterlaksanaan
e. Program bimbingan dan konseling hendaknya disusun setiap awal tahun pelajaran.
Penyusunan program bimbingan dan konseling yang baik akan memberikan beberapa keuntungan. Keuntungan yang dimaksud diantaranya:
a. Tujuan setiap langkah kegiatan bimbingan dan konseling akan lebih terarah dan lebih jelas
b. Setiap guru pembimbing akan menyadari peranan tugasnya
c. Penyediaan sarana akan lebih sempurna
d. Pelayanan bimbingan dan konseling lebih teratur dan memadai
e. Memungkinkan lebih eratnya komunikasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan kegiatan bimbingan dan konseling
f. Adanya kejelasan kegiatan-kegaiatn bimbingan dan konseling di antara keseluruhan kegiatan sekolah
g. Dengan adanya program bimbingan dan konseling, pelaksanaannya akan lebih mudah untuk dipantau atau dievaluasi.
Program bimbingan dan konseling dalam kurun waktu satu tahun pelajaran mencakup seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah antara lain meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
a. Persiapan
1) Pertemuan penyusunan program bimbingan dan konseling
2) Pembagian tugas
3) Mempersiapkan perangkat kelengkapan instrumen, bimbingan dan konseling
b. Kegiatan layanan dan penunjang bimbingan dan konseling
1) Layanan orientasi
2) Layanan informasi
3) Layanan penempatan dan penyaluran
4) Layanan pembelajaran
5) Layanan bimbingan kelompok
6) Layanan konseling perorangan
7) Layanan konseling kelompok
8) Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling
9) Penyelanggaraan himpunan data
10) Konferensi kasus
11) Kunjungan rumah
12) Alih tangan kasus
c. Kerjasama dengan orang tua siswa dan instansi terkait
d. Penilaian
1) Pelaksanaan orogram bimbingan dan konseling
2) Hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling
e. Tindak lanjut
f. Pelaporan
3) Semesteran
4) Tahunan
5. Langkah-Langkah Penyusunan Program BK
Untuk menghasilkan program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, maka dalam penyusunan perlu diperhatikan langkah-langkah berikut:
a. Melakukan studi kelayakan. Sebelum program bimbingan dan konseling disusun perlu dilakukan inventarisasi masalah dan kebutuhan berkenaan dengan pelayanan yang akan dilaksanaan. Untuk tujuan ini perlu dikumpulkan berbagai data dari semua pihak yang terkait dengan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang dimaksudkan itu.
b. Penetapan prioritas masalah dan kebutuhan yang akan ditangani melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Penetapan prioritas ini disesuaikan dengan kemampuan, biaya, dan tenaga yang ada di sekolah.
c. Penetapan isi, bentuk, dan teknik kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan langkah tersebut pada butir a dan b di atas.
d. Penetapan pelaksanaan masing-masing kegiatan yang hendak dilakukan.
e. Penyusunan alat evaluasi untuk menilai keberhasilan program.
6. Prosedur Pengembangan Program BK di SD
Menurut Schmidt (1993) prosedur pengembangan program BK di SD meliputi beberapa hal, yaitu:
a. Planning
Memuat prosedur dan keputusan konselor/ guru kelas mengevaluasi ketercapaian goals pada program yang lalu, mengassess kebutuhan-kebutuhan peserta didik, orang tua, serta menyeleksi tujuan-tujuan dan kebutuhan untuk penentuan program kegiatan. Planning dilakukan pada awal tahun ajaran. Dari hasil asesmen kebutuhan, konselor menetapkan keputusan yang sesuai untuk layanan preventif, developmental dan remedial.
b. Organizing
Merupakan bagian dari proses perencanaan yang memuat seleksi tujuan-tujuan utama dan menetapkan saluran-saluran kegiatan atau layanan yang dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Organisasi program juga memuat penugasan (uraian tugas) dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang spesifik yang membantu sekolah untuk menetapkan siapa yang bertanggunga jawab pada layanan yang mana dan kapan mereka harus melaksanaan kegiatan-kegiatan itu.
c. Implementing
Merupakan fase aksi dari program BK di sekolah. Pada fase ini, konselor, para guru dan pelaku-pelaku lainnya melaksanakan layanan-layanan yang termuat dalam program, seperti layanan konseling individual dan kelompok, konsultasi dengan guru dan orang tua, classroom and small group guidance, layanan testing, crisis interventions, dan layanan referral.
d. Evaluating
Berisi prosedur yang memungkinkan konselor/ guru melihat dan menimbang keberhasilan layanan-layanan program BK, mengidentifikasi kelemahan dan hambatan yang muncul, dan merekomendasikan perbaikan bagi program selanjutnya. Fase ini sangat essensial bagi identitas professional konselor, kredibilitas, dan akuntabilitas mereka. Evaluasi program yang tepat dan menyeluruh juga memungkinkan konselor untuk meninjai kembali tujuan-tujuan awal program dan mengasses perkembangan/ kemajuan yang telah dicapai.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling adalah suatu rencana kerja atau kegiatan yang akan dilakukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang disusun secara sistematis dan terpadu oleh petugas bimbingan dan konseling. Program ini terdiri dari program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian.
DAFTAR PUSTAKA
http://aktual-asiddau.blogspot.com/2010/05/program-bimbingan-konseling-unsur-dan.html diakses tanggal 18/10/11 jam 15.30
http://bandono.web.id/2009/11/09/penyusunan-program-bk-sekolah-komprehensif.php diakses tanggal 18/10/11 jam15.40
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/04/bimbingan-konseling-di-sekolah.pdf diakses tanggal 18/10/11 jam 15.55
Sukardi, Dewa Ketut.2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung : Alfabeta.
Amti, Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud
A
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum memasuki tahun pelajaran baru, setiap guru pasti memiliki sebuah silabus yang mana akan digunakan sebagai bahan acuan, kegiatan apa saja yang nantinya akan diberikan kepada peserta didik. Hal ini juga semestinya dilakukan oleh seorang guru BK. Guru BK sebelum melaksanakan tugasnya semestinya melakukan need assasment terlebih dahulu kepada peserta didik
Hasil need assasment tersebut dianalisis dan dibuatlah sebuah SATLAN (satuan layanan) yang berisi rencana program baik tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, bahkan harian yang akan diberikan kepada peserta didik.
Program BK disusun untuk memudahkan guru BK dalam melaksanakan pelayanan BK kepada pesrta didik.
Sekolah Dasar merupakan bagian kecil dari pendidikan, dimana di sekolah dasar terdapat peserta didik yang mana membutuhkan suatu perhatian agar dapat mengembangkan potensinay secara optimal. SD memiliki banyak sekali kegaiatn, sehingga perlu adanya suatu management sekolah yang bauik agar kegiatan – kegiatan di SD dapat dilaksanakan denagan sebaik-baiknya.
Siswa SD merupakan salah satu objek penerima layanan BK, sehingga untuk memudahkan pemberian layanan BK di SD, alangkah baiknya guru BK membuat suatu perencanaan terlebih dahulu dalam bentuk program BK.
Karena itu, kami mengambil tema untuk makalah kami “ Penyusunan Program BK di SD.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari program BK di Sd?
2. Bagaimana penyusunan program BK di SD?
C. Tujuan Penulisan
1. mengetahui konsep dasar program BK di SD
2. mengetahui bagaimana cara menyusun program BK di SD
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Program BK di SD
1. Pengertian dan Tujuan Program BK di Sekolah Dasar
Program Bimbingan Konseling adalah suatu rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada periode tertentu. Program ini memuat unsur - unsur yang terdapat dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan diorientasikan pada pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah. Tujuan penyusunan program tidak lain adalah agar kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapatdinilai.
Tersusun dan terlaksananya program dan bimbingan konseling dengan baik, selain akan lebih menjamin pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling pada khususnya, tujuansekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akontabilitas bimbingan dan konseling diSekolah Dasar.
2. Jenis Program Bimbingan Konseling
Adapun jenis-jenis dari program bimbingan dan konseling adalah :
a. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
b. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
c. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
d. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
e. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.
3. Penyusunan Program BK
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Substansi program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.
4. Unsur dan Syarat Penyusunan Program Pelayanan Konseling.
Dalam penyusunan program pelayanan konseling diharapkan memenuhi unsur-unsur dan persyaratan tertentu. Menurut Prayitno (1998) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan menjadi isi program bimbingan dan konseling meliputi kebutuhan siswa, jumlah siswa yang dibimbing, kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan jenis layanan, volume kegiatan bimbingan dan konseling, dan frekuensi layanan terhadap siswa. Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.
b. Lengkap dan menyeluruh, artinya memuat segenap fungsi bimbingan. kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
c. Sistematik, dalam arti program, disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan menghindari turnpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara logis,
d. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk pengembangan dan penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.
e. Memungkink.an kerja sama dengan fihak yang terkait dalam rangka sebesar-besamya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.
f. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan keefisienan penyelenggaraan program pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya.
Sedangkan menurut Kaufan, F. W. Miller dalam Natawidjaja menyebutkan bahwa suatu program dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Program itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata dari para siswa sekolah yang bersangkutan.
b. Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.
c. Program itu dikembangkan berangsur-angsur dengan melibatkan semua tenaga kependidikan di sekolah dalam merencanakannya.
d. Program itu memiliki tujuan yang ideal, tetapi realistik dalam pelaksanaannya.
e. Program itu mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan diantara semua anggota staf pelaksananya.
f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan.
g. Penyusunan disesuaikan dengan program pendidikan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
h. Memberikan kemungkinan pelayanan semua siswa.
i. Memperlihatkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan memadukan sekolah dengan masyarakat.
j. Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri, baik mengenai program itu sendiri maupun kemajuan pengetahuan, keterampilan dan sikap petugas pelaksanaanya.
k. Program itu hendaknya menjamin keseimbangan dan kesinambungan seluruh pelayanan bimbingan.
Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling (Depdiknas, 1996) hendaknya memperlihatkan hal-hal sebagai berikut:
a. Program bimbingan dan konseling hendaknya disusun oleh seluruh staf bimbingan dan konseling dengan memperhatikan personel sekolah (guru, wali kelas, staf tata usaha, dan staf sekolah lainnya) yang disetujui oleh kepala sekolah.
b. Program bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhna sekolah
c. Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya menunjang program sekolah
d. Program bimbingan dan konseling hendaknya disusun secara sederhana dan memiliki unsur keterlaksanaan
e. Program bimbingan dan konseling hendaknya disusun setiap awal tahun pelajaran.
Penyusunan program bimbingan dan konseling yang baik akan memberikan beberapa keuntungan. Keuntungan yang dimaksud diantaranya:
a. Tujuan setiap langkah kegiatan bimbingan dan konseling akan lebih terarah dan lebih jelas
b. Setiap guru pembimbing akan menyadari peranan tugasnya
c. Penyediaan sarana akan lebih sempurna
d. Pelayanan bimbingan dan konseling lebih teratur dan memadai
e. Memungkinkan lebih eratnya komunikasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan kegiatan bimbingan dan konseling
f. Adanya kejelasan kegiatan-kegaiatn bimbingan dan konseling di antara keseluruhan kegiatan sekolah
g. Dengan adanya program bimbingan dan konseling, pelaksanaannya akan lebih mudah untuk dipantau atau dievaluasi.
Program bimbingan dan konseling dalam kurun waktu satu tahun pelajaran mencakup seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah antara lain meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
a. Persiapan
1) Pertemuan penyusunan program bimbingan dan konseling
2) Pembagian tugas
3) Mempersiapkan perangkat kelengkapan instrumen, bimbingan dan konseling
b. Kegiatan layanan dan penunjang bimbingan dan konseling
1) Layanan orientasi
2) Layanan informasi
3) Layanan penempatan dan penyaluran
4) Layanan pembelajaran
5) Layanan bimbingan kelompok
6) Layanan konseling perorangan
7) Layanan konseling kelompok
8) Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling
9) Penyelanggaraan himpunan data
10) Konferensi kasus
11) Kunjungan rumah
12) Alih tangan kasus
c. Kerjasama dengan orang tua siswa dan instansi terkait
d. Penilaian
1) Pelaksanaan orogram bimbingan dan konseling
2) Hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling
e. Tindak lanjut
f. Pelaporan
3) Semesteran
4) Tahunan
5. Langkah-Langkah Penyusunan Program BK
Untuk menghasilkan program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, maka dalam penyusunan perlu diperhatikan langkah-langkah berikut:
a. Melakukan studi kelayakan. Sebelum program bimbingan dan konseling disusun perlu dilakukan inventarisasi masalah dan kebutuhan berkenaan dengan pelayanan yang akan dilaksanaan. Untuk tujuan ini perlu dikumpulkan berbagai data dari semua pihak yang terkait dengan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang dimaksudkan itu.
b. Penetapan prioritas masalah dan kebutuhan yang akan ditangani melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Penetapan prioritas ini disesuaikan dengan kemampuan, biaya, dan tenaga yang ada di sekolah.
c. Penetapan isi, bentuk, dan teknik kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan langkah tersebut pada butir a dan b di atas.
d. Penetapan pelaksanaan masing-masing kegiatan yang hendak dilakukan.
e. Penyusunan alat evaluasi untuk menilai keberhasilan program.
6. Prosedur Pengembangan Program BK di SD
Menurut Schmidt (1993) prosedur pengembangan program BK di SD meliputi beberapa hal, yaitu:
a. Planning
Memuat prosedur dan keputusan konselor/ guru kelas mengevaluasi ketercapaian goals pada program yang lalu, mengassess kebutuhan-kebutuhan peserta didik, orang tua, serta menyeleksi tujuan-tujuan dan kebutuhan untuk penentuan program kegiatan. Planning dilakukan pada awal tahun ajaran. Dari hasil asesmen kebutuhan, konselor menetapkan keputusan yang sesuai untuk layanan preventif, developmental dan remedial.
b. Organizing
Merupakan bagian dari proses perencanaan yang memuat seleksi tujuan-tujuan utama dan menetapkan saluran-saluran kegiatan atau layanan yang dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Organisasi program juga memuat penugasan (uraian tugas) dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang spesifik yang membantu sekolah untuk menetapkan siapa yang bertanggunga jawab pada layanan yang mana dan kapan mereka harus melaksanaan kegiatan-kegiatan itu.
c. Implementing
Merupakan fase aksi dari program BK di sekolah. Pada fase ini, konselor, para guru dan pelaku-pelaku lainnya melaksanakan layanan-layanan yang termuat dalam program, seperti layanan konseling individual dan kelompok, konsultasi dengan guru dan orang tua, classroom and small group guidance, layanan testing, crisis interventions, dan layanan referral.
d. Evaluating
Berisi prosedur yang memungkinkan konselor/ guru melihat dan menimbang keberhasilan layanan-layanan program BK, mengidentifikasi kelemahan dan hambatan yang muncul, dan merekomendasikan perbaikan bagi program selanjutnya. Fase ini sangat essensial bagi identitas professional konselor, kredibilitas, dan akuntabilitas mereka. Evaluasi program yang tepat dan menyeluruh juga memungkinkan konselor untuk meninjai kembali tujuan-tujuan awal program dan mengasses perkembangan/ kemajuan yang telah dicapai.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling adalah suatu rencana kerja atau kegiatan yang akan dilakukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang disusun secara sistematis dan terpadu oleh petugas bimbingan dan konseling. Program ini terdiri dari program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian.
DAFTAR PUSTAKA
http://aktual-asiddau.blogspot.com/2010/05/program-bimbingan-konseling-unsur-dan.html diakses tanggal 18/10/11 jam 15.30
http://bandono.web.id/2009/11/09/penyusunan-program-bk-sekolah-komprehensif.php diakses tanggal 18/10/11 jam15.40
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/04/bimbingan-konseling-di-sekolah.pdf diakses tanggal 18/10/11 jam 15.55
Sukardi, Dewa Ketut.2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung : Alfabeta.
Amti, Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud
A