Sabtu, 02 Juli 2011

KDK-Questioning (Teknik Bertanya), Summary (Ringkasan), Termination, Focusing (Pemusatan), Minimal Encouragement (Dorongan minimal), Exporation (Eksplorasi), dan Directing (Mengarahkan)


Questioning (Teknik Bertanya)
Tehnik bertanya: tehnik untuk mengarahkan pembicaraan konseli. Bentuknya ada dua yaitu I) Pertanyaan terbuka, pertanyaan yang memberikan kesempatan pada konseli uniuk mengelaborasi, mengeksplorasi atau memberikan jawaban dari berbagai kemungkinan sesuai dengan keinginan konseli. Kata tanya yang dipergunakan: “apa”, “mengapa”, “dimana”, “kapan”, dan “bagaimana” (what, where, when, dan how). Konsekuensi yang diharapkan bahwa konseli akan menjawab pertanyaan terbuka secara lebih detail; 2). Pertanyaan tertutup, adalah perlanyaan yang membatasi konseli untuk memberikan suatu jawaban yang spesifik atau tertentu. Dengan pertanyaan tertutup ini, konseli biasanya hanya memberikan jawaban “ya” atau “tidak”. Untuk ini dalam penggunaannya harus hati-hati, karena dapat terjebak timbulnya resistensi pada konseli. Pertanyaan tertutup biasanya didahului dengan kata tanya: “dimana”, “kapan”, “ siapa”. Konsekuensi yang diharapkan, konseli akan memberikan informasi khusus secara tertutup.
Brammer (1982) mengemukakan adaanya 3 prinsip dalam penggunaan teknik bertanya, yaitu (1) hanya bertanya pada hal-hal yang mcmungkinkan konseli menjawab sesuai dengan kemampuan dan pengertian konseli, (2) menggunakan variasi pertanyaan atau bertanya dengan topik yang tidak sama (selang-seling). Dengan pertanyaan yang bervariasi tidak akan menimbulkan kebosanan pada konseli; dan prinsip yang (3) adalah memulai proses konseling dengan sedikit bertanya. Penting bagi konselor untuk menemukan kata kritisnya atau clue-nya dari pernyataan konseli, agar pertanyaan diajukan tepat dan mamapu mengembangkan konseli dam mengeksplorasi persoalannya.
Isu-isu utama berkaitan dengan ketrampilan bertanya adalah: 1). Pertanyaan membantu memulai percakapan, 2). Pertanyaan terbuka akan membantu mengelaborasi dan memperkaya cerita konseli, 3). Pertanyaan membantu mengungkap dunia spesifik-konkrit konseli, 4). Pertanyaan merupakan hal kritis dalam asesmen, 5). Kata pertama dalam pertanyaan terbuka akan menentukan apakah konseli mau melanjutkan ceritanya atau tidak, 6). Dalam situasi lintas budaya, pertanyaan dapat menimbulkan distrust, 7). Pertanyaan dapat digunakan untuk membantu konseli menjelajah aset-aset positifnya.
Perhatikan contoh-contoh, berikut:
1.       Konseli                : Ehm.., kalau orang tua saya bercerai juga, saya harus menerima
kenyataan dan siap ikut dengan siapa saja, apakah dengan ayah atau dengan ibu. Yang penting saya tidak gagal di sekolah, Bu. Saya tidak mau kegagalan orang tua saya harus menjadi kegagalan saya juga”.
Ingat: Pertanyaan difokuskan: mau diarahkan kemana konseli ini. Maka sebaiknya ditemukan kata-kata kritisnya/clue-nya terlebih dahulu secara cepat dan benar. (Contoh: dari pernyataan konseli itu, clue-nya bisa: kegagalan, ikut siapa saja: ini yang lebih mengena)
Konselor             : 1).“Bagaimana hubungan anda dengan ayah dan dengan ibu selama ini?” (Pertanyaan ini: konselor mau lebih mempertajam untuk memperoleh informasi sehubungan dengan kata kritis: “ikut siapa saja”)
Jika dibuat Pengulangan makna:
Co: “Anda ikut dengan siapa siapa saja”.
2).“Mengapa anda tidak mau gagal di sekolah?” (dari kata kunci “kegagalan”. Informasi yang akan kita dapatkan dari pertanyaan ini: antara lain: karena kegagalan menghambat masa depan)
2.       Konseli                : Saya merasa saya ini bukan apa-apa bila dibandingkan dengan teman-
teman. Apalah saya ini, Bu. Saya adalah anak orang biasa saja, sedangkan teman-teman saya itu rata-rata anak orang kaya. Pokoknya mereka itu lebih dari segala-galanya. Sebenarnya saya ingin menarik perhatian mereka, dan saya ingin berusaha untuk itu, tapi Bu jangan-jangan mereka tidak bersimpati lagi kepada saya”.
Konselor              :1).“Mengapa anda khawatir teman-teman anda tidak bersimpati lagi?”
2).“Bagaimana anda ingin menarik simpati?”
3).“Mengapa anda ingin berusaha untuk menarik perhatian mereka?”. (Informasi yang ingin didapat dari pertanyaan ini: ingin mendapaat pengakuan, tapi khawatir kalau salah tingkah )
3.       Konseli                : “Pernah saya membicarakan keinginan saya ini pada kakak saya yang
sudah bekerja dan berkeluarga. Kakak saya sebagai keluarga yang berada, tetapi mereka juga tidak peduli dengan keinginan saya untuk melanjutkan studi di PT”.
Konselor              : 1).“Mengapa kakak anda tidak peduli dengan keinginan anda untuk
melanjutkan studi di PT?”.
2).“Bagaimana usaha anda setelah kakakmu tidak peduli?”

Summary (Ringkasan)
Menurut Supriyo dan Mulawarman (2006) summary ( ringkasan / kesimpulan ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling.
Membuat ringkasan adalah ketrampilan konselor untuk mendapatkan kesimpulan atau ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan oleh konseli. Pada proses wawancara konseling. Okun (1987) mengemukakan bahwa summary adalah teknik yang dipergunakan konsetor untuk menyimpulkan hal-hal yang dikomunikasikan selama session bantuan dan hal-hal tersebut merupakan bagianbagian yang penting.
Summary bermanfaat sangat penting bagi konselor dan konseli, karena memberi kesempatan berpartisipasi pada keduanya. Selain itu summary sangat penting untuk mengakhiri satu bagian atau bagian pertama yang kemudian dilanjutkan pada bagian berikutnya dan juga memberikan kesempatan bagi konselor untuk mendorong konseli mengutarakan perasaannya mengenai proses konseling. Summary dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) kesimpulan bagian, dan (2) kesimpulan akhir. Kesimpulan bagian dibuat pada percapakan konseli dan konselor yang dipandang telah sampai pada titik penting, dan dibuat dengan menggunakan kata-kata, seperti: “untuk sementara ini….”, “sejauh percakapan kita ini…..”, “sampai saat ini…”. Kesimpulan akhir dibuat setelah konselor menganggap bahwa percapakan telah sampai pada titik akhir Simpulan akhir merupakan review dari keseluruhan wawancara pada suatu sesi konseling. Dalam membuat kesimpulan akhir, biasanya menggunakan kata-kata pendahuluan, seperti:“dari awal dan akhir percakapan kita, maka dapat disimpulkan….”, “sebagai kesimpulan akhir pembicaraaan kita…”. Pembuatan kesimpulan dapat dimulai oleh konseli atau konselor atau dibuat secara kolaboratif.
Konselor/klien membuat simpulan dalam proses dalam proses konseling. Summary ada dua jenis, yaitu:
a.      Summary bagian yaitu simpulan tentang suatu data/seeklompok data dalam suatu proses konseling.
Contoh : “sementara ini…,” “sejauh ini…”
b.     Summary akhir yaiu simpulan akhir untuk mengakhiri proses konseling.
Contoh : “Kita sudah berbicara banyak sejauh ini, apa yang bisa Anda simpulkan dari pertemuan kali ini?”
“Kalau Anda bisa menyimpulkan, kesimpulannya bagaimana pada pertemuan hari ini?”

Termination
Menurut Supriyo dan Mulawarman (2006) termination ( pengakhiran ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri komunikasi berikutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling betul-betul telah “berakhir”.
Termination merupakan teknik yang dipergunakan konselor untuk mengakhiri wawancara konseling, baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya maupun mcngakhiri karena wawancara konseling betul-betul tclah berakhir. Brammer (1987) mengemukakan cara-cara mengakhiri konseling, antara lain: (1) Merujuk pada keterbatasan waktu yang telah disepakati bersama. (2) Meringkas atau merangkum. Teknik meringkas isi konscling ini dapat digunakan jika konselor menginginkan ringkasan faktor-faktor peniting yang telah dibicarakan selama proses konseling. Ringkasan tersehut hendaknva menggantbarkan isi pokok dari wawancara konseling. (3) Merujuk pada waktu yang akan datang. Merujuk pada waktu yang akan datang dilakukan jika waktu konseling tidak cukup, bisa juga jika konselor ingin memelihara hubungan baik dengan konseli, hal ini bisa ditunjukkan dengan menggunakan pernyataan yang merujuk pada pertemuan berikutnya, misalnya “ Waktu kita hampir habis, kapan kamu ingin kembali lagi ?“. (4) Berdiri. Berdiri merupakan persyaratan teknik persuasif untuk mengakhiri konseling, maka konselor dapat berdiri yang mengisyaratkan hahwa konseling telah berakhir, dan hal ini dapat dilakukan secara lemah lembut sebelum konselin mempunyai kesempatan untuk pindah kepada topik lain. (5) Gerak isyarat halus. Gerak isyarat halus ini bisa di lakukan dengan melihat jam tangan atau jam dinding.
Mengakhiri konseling untuk maksud dilanjutkan pada pertemuan berikutnya atau memang sudah benar-benar berakhir.
Cara termination ini bisa dilakukan dengan :
a.        Time Limit (Berpedoman pada batas waktu ideal 45-60 menit).
b.       Gunakan Summary akhir.
c.        Mengacu pada pertemuan yang akan dating (Kapan, dimana, topik yang akan dibahas)

Focusing (Pemusatan)
Pemusatan adalah ketrampilan konselor yang memungkinkan mengarahkan arus pembicaraan konseli ke arah daerah atau bidang yang konselor inginkan. Focusing dapat membantu konseli untuk memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan. Ada beberapa focusing yang dapat dilajkukan oleh konselor, yaitu: Pemusatan terarah kepada:
a.      Klien: ”Tom, Anda mengatakan bahwa Anda mengkhawatirkan masa depan Anda mengenai…..”
b.     Tema atau masalah: “ Ceritakanlah lebih lanjut mengenai ketidakberhasilan Anda, Bagaimana hal itu bisa terjadi?”.
c.      Konteks lingkungan/cultural: “Sekarang angka pengganguran sangat tinggi. Dalam keadaan ini jenis pekerjaan apa yang mungkin masih terbuka untuk Anda?”.
d.     Orang lain: “ Roni telah membuat kamu menderita. Terangkan tentang dia, dan apa yang telah dilakukannya?”.
e.      Topik: “Pengguguran kandungan?”. Kamu memikirkan aborsi?” Sebaiknya pikirkan masak-masak dengan berbagai pertimbangan!”.
Secara umum dalam wawancara konseling selalu ada focus yang membantu konseli untuk menyadari bahwa persoalan pokok yang dihadapinya adalah “X”. Misalnya mungkin banyak masalah yang berkembang di dalam diskusi dengan konseli, akan tetapi konselor harus membantu konseli agar dia menentukan focus pada masalah apa. Misalnya:
Konselor           : “Apakah tidak baik jika pokok pembicaraan kita berkisar saja dulu soal hubungan Anda yang retak dengan pacar Anda?”.

Minimal Encouragement (Dorongan minimal)
Dalam proses konseling, konselor berupaya agar konseli selalu dapat terlibat dalam pembicaraan dan dirinya terbuka (self-disclosing). Yang dimaksud dengan Minimal Encouragement adalah suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikatakan konseli Dorongan singkat ini dapat menggunakan kata-kata seperti, oh…., ya…, terus…, lalu…, dan…,.
Ketrampilan ini penting dipergunakan dengan tujuan untuk meningkatkan eksplorasi diri pada diri konseli. Penggunaan minimal encouragement ini harus seselektif mungkin, yaitu memilih saat konseli akan mengurangi atau menghentikan pembicaraan, saat dia kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan, dan saat konselor ragu terhadap pembicaraan konseli. Misalnya:
Konseli           : “ Saya kehilangan pegangan…dan….saya…berbuat…”
Konselor         : “Ya..”
Konseli           : “Nekad…”
Konselor         : “Lalu…”

Exporation (Eksplorasi)
Adalah suatu ketrampilan konselor untuk menggali perasaan pengalaman, dan pikiran konseli. Hal ini penting karena kebanyakan konseli menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya dengan terus terang.. Mungkin dia hadir dengan terpaksa, sehingga enggan untuk mengemukakan perasaan atau pikirannya.
Teknik eksplorasi memungkinkan konseli untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam. Ada 3 jenis eksplorasi: (1) eksplorasi perasaan, yaitu ketrampilan untuk menggali perasaan konseli yang tersimpan. Misalnya: “Bisakah Anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan?”.”Saya kira rasa sedih Anda begitu dalam peristiwa tersebut. Dapat Anda kemukakan perasaan Anda lebih jauh?”. (2) Eksplorasi pengalaman, yaitu ketrampilan konselor untuk menggali pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh konseli. Misalnya: “Saya terkesan dengan pengalaman yang Anda lalui. Namun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap pendidikan Anda”. (3) Eksplorasi pikiran, yaitu ketrampilan konselor untuk menggali ide, pikiran dan pendapat konseli.
Misalnya: “ Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih jauh ide Anda tentang sekolah sambil bekerja”. “Saya kira pendapat Anda mengenai hal ini baik sekali. Dapatkan Anda menguraikan lebih lanjut?”.

Directing (Mengarahkan)
Directing adalah suatu ketrampilan konseling yang mengatakan kepada konseli agar dia berbuat sesuat, atau dengan kata lain mengarahkannya agar melakukan sesuatu. Misalnya meminta konseli untuk bermain peran dengan konselor, atau mengkhayalkan sesutau.
Misalnya:
Konseli           : “ ayah saya sering marah-marah tanpa sebab, saya tidak dapat lagi menahan diri. Akhirnya terjadi pertengkaran sengit”.
Konselor         : “Dapatkan Anda memerankan di depan saya bagaimana sikap dan kata-kata ayah Anda jika memarahi Anda?”.





Daftar pustaka:
Fauzan, Lutfi dkk. 2008. Teknik-Teknik Komunikasi untuk Konselor. Depdiknas
Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Handout
Willis, Sofyan S.. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta

Littlre snake pin