Disamping dorongan minimal, teknik pengulangan kata kunci adalah respon konselor minimal yang bisa mempengaruhi kelangsungan fokus percakapan antara konselor dengan konseli. Restatement (pengulangan pernyataan) dapat disamakan dengan mendatangkan isi emosional dari konseli atau menciptakan kondisi untuk lebih berhati-hati mengeksplorasi sesuatu yang konseli ceritakan.
A. PENGULANGAN KATA KUNCI
Pengulngan kata kunci terdiri dari pemilihan kata dari konselor yang bisa menekankan pernyataan konseli secara lisan, dan kemudian mengulanginya dengan kata-kata. Pengulangan konselor bisa dalam bentuk pernyataan, yang berarti bahwa perubahan suara tidak mengubah seluruh artikulasi kata. Pengulangan kata kunci juga bisa diekspresikan menggunakan pertanyaan, yang merupakan komunikasi lebih terbuka, konselor menginginkan konseli mengembangkan topik tertentu yang sedang dibahas.
Berikut adalah contoh dialod percakapan dari pengulangan kata kunci:
Konseli : “jadi, semuanya tidak berjalan dengan lancar. Memikirkan semua persiapan
yang kulakukan untuk darmawisata ini. Nar-benar mengecewakan. Aku tak akan melakukan darmawisata seperti itu lagi. Benar-benar menyakitkan!”
Konselor : “hmm..mengecewakan”
Konseli : “ya, kupikir kakakku akan menghargai semua usaha yang kulakukan untuk
perjalanan ini daripada terus mengeluh. Yang lebih penting, aku sakit meminum airnya, hotel yang kutempati benar-benar tidak nyaman, dan aku jadi tambah jengkel dan lebih jengkel lagi padanya seminggu ini.
Konselor : “lebih marah?”
Konseli : “aku memulai minggu ini dengan sedikit kejengkelan, dan tiap hari jadi
tambah menjengkelkan...”
Dengan memilih kata-kata, seperti dalam contoh diatas adalah pemilihan kata-kata perasaan, konselor bisa secara langsung mengfokuskan pada pengalaman internal konseli, yang bersumber dari ketidak nyamanan. Apabila konselor tidak merespon dengan pengulangan kata kunci, percakapan spontan konseli mungkin malah tertuju ke arah lain, seperti lokasi liburan atau detail dari rasa sakitnya. Topik tersebut, dalam kasus ini, tak akan membantu konseli pada saat ini, sebagian besar energi emosionalnya terletak pada hubungan ketegangannya dengan kakaknya.
B. RESTATEMENT
Restatement sama dengan pengulangan kata kunci, tetapi daripada memilih sebuah kata, konselor mengulang kembali kepada konseli kalimat ynag lebih panjang atau pengulangan sempurna dari apa yang konseli ucapkan. Hasil dari restatement sama dengan pengulangan kata kunci, tetapi restatement lebih menjelaskan komunikasi konselor. Perhatikan contoh dialog yang sama dengan di atas, tetapi menggunakan restatement:
Konseli : “jadi, semuanya tidak berjalan dengan lancar. Memikirkan semua persiapan
yang kulakukan untuk darmawisata ini. Nar-benar mengecewakan. Aku tak akan melakukan darmawisata seperti itu lagi. Benar-benar menyakitkan!”
Konselor : “hmm..semuanya tidak berjalan dengan lancar”
Konseli : “ya, kupikir kakakku akan menghargai semua usaha yang kulakukan untuk
perjalanan ini daripada terus mengeluh. Yang lebih penting, aku sakit meminum airnya, hotel yang kutempati benar-benar tidak nyaman, dan aku jadi tambah jengkel dan lebih jengkel lagi padanya seminggu ini.
Konselor : “kamu menjadi marah dan lebih marah lagi seminggu ini..”
Konseli : “ughh! Mari kuceritakan tentang hal itu..”
Sebuah kata peringatan tentang pengulangan kata kunci dan restatement. Adalah mungkin untuk menggunakan keduanya, dan bila kamu terlalu berlebihan menggunakannya, konselimu mungkin akan merasa kecewa denganmu. Terkadang dalam sebuah percakapan orang-orang menggunakan restatement sabagi cara untuk memancing percakapan lebih lanjut karena mereka tidak menambahkan masukan mereka sendiri dalam berinteraksi. Meski demikian, pengulangan kata kunci dan restatement harus digunakan dengan bijaksana dan diselingi dengan bentuk-bentuk dialog