Kamis, 19 Mei 2011

KONSELING SEBAGAI HELPING RELATION, KONSELING SEBAGAI SUATU SISTEM, DAN UNSUR-UNSUR POKOK KONSELING


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
                  Konseling merupakan proses pemberian bantuan melalui wawancara konseling atau pertemuan tatap muka yang dilakukan oleh seorang ahli yang terlatih dan perpengalaman di bidang konseling terhadap individu/klien yang membutuhkannya atau yang sedang menghadapi masalah. Pemberian layanan bantuan tersebut berdasarkan teori, metode, dan tenik yang sesuai, sehingga klien mampu mengembangkan potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalah yang dihadapinya dan bila suatu saat mengalami keadaan yang sama dalam hidupnya diharapkan klien mampu menghadapinya, serta dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan di sekitarnya. Selain itu klien diharapkan mengalami perubahan yang bersifat fundamental baik dalam perubahan sikap dan tindakannya ke arah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Konseling juga sebagai helping relation, konseling sebagai suatu sistem, dan mempunyai beberapa unsur-unsur pokok. 






BAB 2
PEMBAHASAN

A.    KONSELING SEBAGAI HELPING RELATION
Amat banyak hubungan antar manusia yang mengandung unsur-unsur pemberian bantuan. Ini memang diperlukan karena berbagai kondisi dilematis, konflik, ataupun krisis yang dialami individu dan perlu bantuan segera. Akan tetapi, atas sifat dan ciri-cirinya, tidak semua pemberian bantuan dapat dibuat profesional.
Upaya pemberian bantuan, selanjutnya disebut helping, di Indonesia tetap begitu. Yang dibicarakan disini adalah yang profesional sifatnya. Menurut Mc Cully, suatu profesi helping dimaknakan sebagai adanya seseorang, didasarkan pengetahuan khasnya, menerapkan suatu teknik intelektual dalam suatu pertemuan khusus dengan orang lain dengan maksud agar orang lain akan memungkinkan lebih efektif menghadapi dilema-dilema, pertentangan yang merupakan ciri khas kondisi manusia.
Suatu helping relation ditandai oleh ciri-ciri dasar tertentu. Pandangan Bruce Shertzer dan Sally C Stone yang diadaptasi disini, mengenai ciri-ciri helping relation adalah:

1.     Helping relation adalah penuh makna, bermanfaat.
2.     Afeksi sangat mencolok dalam helping relation.
3.     Keutuhan pribadi tampil atau terjadi dalam helping relation.
4.     Helping relation terbentuk melalui kesepakatan bersama individu-individu yang terlibat.
5.     Hubungan terjalin karena individu yang hendak dibantu membutuhkan informasi, pelajaran,  bantuan, pengalaman dan perawatan dari orang lain.
6.     Helping relation dilangsungkan melalui komunikasi dan interaksi.
7.     Struktur helping relation adalah jelas atau gamblang.
8.     Upaya-upaya yang bersifat kerja sama menandai helping relation.
9.     Orang-orang dalam helping relation dapat dengan mudah ditemui atau didekati dan terjamin ajeg sebagai pribadi.
10.  Perubahan merupakan tujuan hubungan konseling.
Konseling pada dasarnya merupakan helping relation (hubungan yang membantu).

B.    KONSELING SEBAGAI SISTEM DAN SUBSISTEM
Berdasarkan asumsi dasar tentang sifat menyeluruh (komprehensif) program BK, kegiatan BK merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling bertalian, sambung-menyambung, dan setiap bagian memiliki ikatan kesatuan dengan bagian yang lain yang berorientasi pada pencapaian tujuan tertentu. Dengan demikian, kegiatan BK dapat dianggap sebagai subsistem dalam sistem pendidikan yang menjadi induknya. Rangkaian kegiatan BK pada akhirnya memiliki keterikatan yang sangat kuat dengan rangkaian kegiatan sekolah lainnya.
Sementara itu, BK sebagai suatu sistem memiliki tiga aspek utama (Gunawan, 2001), yaitu:
  1. Tujuan yang hendak dicapai sebagai aspek utama yang harus ditentukan terlebih dahulu. Penetapan tujuan akan memudahkan konselor menentukan strategi yang akan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan yang dimaksud.
  2. Kegiatan pokok yang menunjang langsung tercapainya tujuan. Bagian-bagian pokok dari suatu sistem dan strategi yang dikembangkan biasanya disebut sebagai penjabaran aktivitas dari suatu strategi yang di dalamnya terdapat aktivitas utama yang hendak dilakukan. Dengan kata lain, tercapainya tujuan hanya mungkin terjadi melalui implementasi kegiatan-kegiatan yang dimaksud. Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan sebaiknya dirumuskan secara tepat sasaran dan dengan dampak yang terukur.
  3. Implementasi kegiatan (proses) atau berfungsinya isi dari suatu strategi yang mengarah pada pencapaian tujuan. Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan semaksimal mungkin harus diusahakan dapat terlaksana sebaik mungkin.
Ketiga aspek dari program BK sebagai sistem tersebut saling berkaitan dan satu kesatuan organis yang berproses menuju tujuan layanan ataupun program yang hendak dicapai. Dalam rangka itu, modul materi ini bermuara pada fasilitasi keterampilan praktis bagi konselor tentang prosedur penyusunan program BK yang memperhatikan berbagai asumsi dasar dan komponen layanan yang telah dijelaskan sebelumnya.

C.    UNSUR-UNSUR POKOK KONSELING
Unsur-unsur pokok dalam tugas pelayanan konseling di sekolah/madrasah:

a.  Jumlah peserta didik yang diasuh seorang konselor sekolah 150 orang. Konselor sekolah wajib memberikan pelayanan konseling kepada seluruh peserta didik yang diasuhnya sesuai kebutuhan dan masalah masing-masing.
b. Program Tahunan (prota), Semesteran (prosem), Bulanan (probul), Mingguan (proming) dan kegiatan harian pelayanan konseling. Program-program ini disusun secara proporsional dan berkesinambungan antarkelas dan antar jenjang kelas di sekolah/madrasah.
c. Satuan Layanan (satlan), Satuan Pendukung (satkung), dan Laporan Pelaksanaan Program (lapelprog). Seluruh program kegiatan direncanakan, dilaksanakan, dilaporkan secara tertulis dan didokumentasikan.
d. Pelayanan terhadap masing-masing peserta didik yang diasuh sebanyak minimal 10 kali kegiatan pelayanan konseling setiap semester. Konselor sekolah melayani seluruh peserta didik tanpa terkecuali.
e.   Jumlah jam pembelajaran wajib pelayanan konseling seminggu ekuivalen dengan jam pembelajaran wajib guru. Jumlah jam pembelajaran wajib ini dihitung perbulan dengan menggunakan format perhitungan jam kegiatan pelayanan konseling di sekolah.

UNSUR-UNSUR POKOK
-        bantuan non material
-        proses sistematis dan kontinyu
-        melibatkan dua pihak
-        adanya tujuan































BAB 3
PENUTUP

B.    SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa konseling sebagai hubungan yang bersifat  helping relation adalah suatu hubungan yang terjalin karena adanya kesepakatan antara  konselor dengan klien yang sedang mengalami suatu masalah dan membutuhkan informasi, pelajaran,  bantuan, pengalaman dan perawatan yang sifatnya membantu klien agar teratasinya masalah tersebut yang ditandai oleh ciri-ciri dasar tertentu.
Program BK memiliki tiga aspek sebagai sistem tersebut saling berkaitan dan satu kesatuan organis yang berproses menuju tujuan layanan ataupun program yang hendak dicapai.
Unsur-unsur konseling terdiri dari jumlah peserta didik yang diasuh seorang konselor sekolah 150 orang, Program Tahunan (prota), Semesteran (prosem), Bulanan (probul), Mingguan (proming) dan kegiatan harian pelayanan konseling dan Satuan Layanan (satlan), Satuan Pendukung (satkung), serta Laporan Pelaksanaan Program (lapelprog).

C.    SARAN
Saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca, yaitu:
1.  Masalah yang kita hadapi dapat terselesaikan dengan bantuan orang-orang di sekeliling kita.
2.  Konselor membantu klien agar bisa mandiri dalam mengatasi masalahnya.


Littlre snake pin