Kamis, 19 Mei 2011
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI 2
presented by eukaristia at 10.33A. Contoh konkret KAP yang efektif
Seorang mahasiswa yang sedang berkonseling dengan seorang konselor diruang bimbingan dan konseling, mereka berdua membicarakan masalah si klien, dimana diruangan itu hanya ada mereka berdua, dalam pembicaraan diantara mereka berdua terjadi pemahaman atas apa yang mereka diskusikan, suasana yang menyenangkan saat berdiskusi, perubahan sikap positif klien, perbaikan hubungan antara keduanya, rasa empati, keterbukaan, rasa saling percaya satu sama lain, dan sebagainya sehingga proses komunikasi konseling tersebut berjalan secara efektif.
B. Mengapa sering terjadi kegagalan dalam proses KAP
Dalam praktek berkomunikasi biasanya seseorang akan menemui berbagai macam hambatan yang jika tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan membuat proses komunikasi yang terjadi menjadi sia-sia atau mengalami kegagalan karena pesan tidak tersampaikan atau yang sering terjadi adalah terjadinya penyimpangan. Adapun hal-hal yang sering terjadi adalah karena ketidakmampuan seorang penyampai pesan dalam:
Selain hambatan dari sisi konselornya, secara umum hambatan yang sering terjadi dalam proses KAP adalah :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
· Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
· Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
· Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
· Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
· Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
· Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.