Minggu, 24 Februari 2013

KARYA ILMIAH


BAB 1
APA DAN BAGAIMANA KARYA ILMIAH

            Karya ilmiah terdiri dari dua kata,yakni “karya”, artinya kerja, berbuat; dan “ilmiah”, artinya bersifat ilmu.
            Ilmu adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui metode-metode ilmiah. Seseorang yang telah memiliki ilmu atau pengetahuan ilmiah (ilmuwan) dituntut memiliki sifat-sifat terbuka, jujur, teliti, kritis, tidak mudah percaya tanpa adanya bukti-bukti, tidak cepat putus asa, dan tidak cepat puas dengan pekerjaan atau hasil karyanya.
            Karya ilmiah harus mengandung kebenaran ilmiah, yakni kebenaran yang tidak hanya didasarkan atas rasio, tetapi juga dapat dibuktikan secara empiris. Rasionalisme dan empirisme inilah yang menjadi tumpuan berpikir manusia. Rasionalisme mengandalkan kemampuan otak atau rasio atau penalaran, sedangkan empirisme mengandalkan bukti-bukti atau fakta nyata.
            Karya ilmiah biasanya ditampilkan dalam bentuk makalah ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, dan hasil penelitian. Penelitian ilmiah lebih ditujukan untuk pengembangan ilmu dan menguji kebenaran ilmu. Sedangkan makalah ilmiah dapat juga dibuat para mahasiswa di Perguruan Tinggi dalam rangka penyelesaian studinya.
            Karya ilmiah ditulis dan disusun secara sistematis menurut aturan atau kaidah tertentu berdasarkan hasil dari berpikir ilmiah. Secara umum dapat dibedakan dua pola berpikir, yakni berpikir deduktif dan berpikir induktif.

1.     Berpikir deduktif
Berpikir deduktif atau berpikir rasional merupakan sebagian dari berpikir ilmiah. Logika deduktif yang dipergunakan dalam berpikir rasional merupakan salah satu unsure dari metode logiko-hipotetiko-verifikatif atau metode ilmiah. Dalam logika deduktif, menarik suatu kesimpulan dimulai dari pernyataan umum menuju pernyataan-pernyataan khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio.
Contoh berpikir deduktif: Salah satu prinsip atau hukum dalam fisika menyatakan bahwa setiap benda padat, kalau dipanaskan akan memuai (pernyataan umum). Besi dan seng adalah benda padat (fakta-fakta khusus). Oleh sebab itu, besi dan seng jika dipanaskan akan memuai (kesimpulan atau pernyataan khusus).
Proses penarikan kesimpulan seperti dalam contoh di atas dinamakan logika deduktif.

2.     Berpikir induktif
Proses berpikir induktif adalah kebalikan dari berpikir deduktif, yakni pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum. Proses berpikir induktif tidak dimulai dari teori yang bersifat umum, tetapi dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengalaman empiris yang kemudian disusun, diolah, dikaji, untuk ditarik maknanya dalam bentuk pernyataan atau kesimpulan yang bersifat umum.
Menarik kesimpulan umum dari data khusus berdasarkan pengamatan empiris tidak menggunakan rasio atau penalaran, tetapi menggunakan cara lain, yakni menggeneralisasikan fakta melalui statistika.

3.     Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiah menggabungkan berpikir deduktif dengan berpikir induktif. Hipotesis diturunkan dari teori, kemudian diuji melalui verifikasi data secara empiris. Dengan demikian terjadi siklus berpikir.
Berpikir ilmiah yang menghasilkan metode ilmiah menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1)     Merumuskan masalah, yakni mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dicari jawabannya. Pertanyaan yang diajukan hendaknya problematis dalam pengertian mengandung banyak kemungkinan jawabannya.
2)     Mengajukan hipotesis, yakni jawaban sementara atau dugaan jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan. Hipotesis yang diajukan hendaknya diturunkan dari kajian teoritis melalui penalaran deduktif.
3)     Verifikasi data, artinya mengumpulkan data secara empiris kemudian mengolah dan menganalisis data untuk menguji benar tidaknya hipotesis.
4)     Menarik kesimpulan, artinya menentukan jawaban-jawaban definitive dari setiap masalah yang diajukan atas dasar pembuktian atau pengujian secara empiris untuk setiap hipotesis. Hipotesis yang tidak teruji kebenarannya tetap harus disimpulkan dengan memberikan pertimbangan dan penjelasan factor penyebabnya.

4.     Berpikir ilmiah, penelitian ilmiah, dan karya ilmiah   
Ketiga istilah atau konsep di atas merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah adalah operasionalisasi dari berpikir ilmiah. Karya ilmiah adalah hasil atau produk dari penelitian ilmiah.
Membudayakan berpikir ilmiah di kalangan perguruan tinggi tidak cukup melalui proses pendidikan dan pengajaran pengetahuan ilmiah. Akan tetapi, juga hendaknya meningkatkan intensitas penelitian-penelitian, baik di kalangan para dosen Maupin para mahasiswa.

Littlre snake pin