Minggu, 01 Juli 2012

PNDIDIKAN KARIER SD DI JEPANG



Saya pernah menulis tentang SMP Kawaragi, sebuah sekolah di Kobe yang menerapkan trial week sebagai bentuk pendidikan karier untuk para siswa.  Beberapa pekan yang lalu ketika saya mengikuti simposium pengembangan sekolah di Nagano, saya ikut dalam kelompok yang mendiskusikan masalah pendidikan karier.

Pendidikan karir atau dalam bahasa Jepang disebut kyaria kyouiku (キャリア教育) adalah istilah baru.  Guru-guru lebih mengenal istilah 進路指導 (sinro shidou) atau syokugyou kyouiku (職業教育) atau gijutsu syokugyoukyouiku (技術職業教育).  Tetapi semuanya memiliki makna yang berbeda, sinro shidou berupa guidance tentang kelanjutan setamat sekolah, SMP mana yang layak dimasuki, atau untuk anak SMA, apakah akan melanjutkan ke PT atau College (senmon gakkou).  Syokugyoukyouiku adalah mata pelajaran keahlian yang diberikan di perusahaan.  Jadi semacam training yang dikembangkan perusahaan-perusahaan, merekrut anak-anak SMA untuk disiapkan menjadi pekerja di perusahaan bersangkutan.  Sedangkan pendidikan karir dimaksudkan untuk merangkum semua pembagian tersebut, jadi lebih luas maknanya.

Monbukagakusho mulai mengenalkan pendidikan karir tahun lalu dan tahun ini beberapa guru ditraining untuk menerapkannya di sekolah masing-masing.  Sebagian guru dari tingkat SD-SMP-SMA yang menerapkan subject itu di Nagano, mempresentasikan model yang mereka pakai.

Seorang guru SD meminta murid kelas 5 untuk mencatat pekerjaan rumah apa saja yang biasa mereka kerjakan sepulang sekolah.  Misalnya : mencuci piring, membantu ibu menata makanan di meja makan, melipat selimut sesudah tidur, merapikan baju sepulang sekolah, dll.  Di hari yang lain, pak guru meminta murid-murid menulis apa cita-citanya, berikut menjelaskan apa yang harus dilakukan supaya cita-cita tercapai.  Banyak anak yang menjawab : harus rajin mengerjakan PR

Dari kedua bentuk tugas itu, anak-anak SD diperkenalkan tentang apa arti “bekerja”, kemudian pelan-pelan diajak merangkai masa depannya.  Seorang anak yang ingin menjadi pemain sepak bola menulis : setiap hari saya harus latihan sepak bola 1 jam.  Seorang anak yang ingin menjadi komikus mengatakan : saya harus menggambar komik paling tidak satu halaman sehari, sepulang sekolah.

Ya, anak tidak cukup sekedar bercita-cita kemudian tak tahu bagaimana meraih cita-cita itu, langkah apa yang harus ditempuh, harus diajarkan kepada mereka.

Pak guru juga mengajarkan anak bahwa dalam bekerja ada kendala.  Untuk itu anak-anak diminta mewawancarai kakek dan neneknya untuk menanyakan apa cita-cita mereka ketika kecil dan bagaimana kenyataannya, apakah tercapai atau tidak.

Pendidikan karir di SD bukan merupakan pelajaran khusus, tetapi dimasukkan dalam salah satu tema sougouteki jikan (integrated course), yaitu sekitar 2 jam seminggu.  Sehingga sebenarnya tidak ada tambahan mata pelajaran baru di SD. Mata pelajaran di SD Jepang adalah : bahasa Jepang, IPS, aritmetika, IPS, masalah sehari-hari (seikatsu), musik, menggambar, olah raga, dan pendidikan moral, ekstrakurikuler, ditambah integrated course.  Integrated course adalah jam khusus untuk mempelajari kebudayaan setempat, kehidupan orang-orang sekitar, lingkungan dan alam.  Semacam muatan lokal di setiap sekolah.

Sekalipun baru diperkenalkan dan baru diujicobakan di beberapa SD, beberapa guru mengaku kesulitan meramu materi.  Apalagi dengan adanya keputusan melakukan gakuryoku tesuto (ujian nasional) , membuat mereka semakin tak jelas bagaimana meningkatkan kemampuan akademik anak dengan penambahan materi tersebut.

Menurut saya, ini merupakan terobosan yang baik untuk lebih mendekatkan siswa kepada kehidupan nyata, untuk lebih mempermudah mereka menentukan masa depannya dan mempersiapkan diri sejak dini.

Littlre snake pin