Sabtu, 23 Juni 2012

PENGARUH STRATEGI COPING TERHADAP PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BARU



A.    Pendahuluan
Hampir setiap kali individu memasuki lingkungan yang baru, individu selalu membutuhkan fase adaptasi dengan lingkungan baru tersebut. Lama tidaknya atau berhasil tidaknya fase beradaptasi tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain adalah pengalaman, kemampuan menyesuaikan diri, hingga culture lingkungan baru yang mendukung bagi individu yang bersangkutan untuk mampu beradaptasi. Demikian pula halnya dalam dunia akademis. Seorang anak yang baru masuk sekolah memerlukan adaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru tersebut agar dapat berbaur dan bersatu dengan lingkungan sekolah tersebut, yang nantinya dapat berpengaruh terhadap prestasi akademik.
Jenjang pendidikan antara SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi tentunya sangat berbeda. Misalnya saja ketika seoramg siswa SMA menjadi seorang mahasiswa disuatu universitas, merupakan suatu fase peralihan yang memiliki banyak kemungkinan yang dapat terjadi. Salah satunya adalah kemungkinan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan unversitas yang memiliki banyak perbedaan kultur dan dinamika dengan lingkungan sekolah. Hal ini tentunya menyebabkan beberapa kendala yang harus dialami oleh para mahasiswa ketika pertama kali mereka masuk kelingkungan baru yang sangat berbeda dari lingkungan yang mereka hadapi sebelumnya. Kegagalan individu dalam hal beradaptasi dengan lingkungan baru menyebabkan gangguan psikologi dan perasaan rendah diri pada individu yang bersangkutan.

B.      Pengertian Strategi Coping
            Strategi coping didefinisikan sebagai suatu proses tertentu yang disertai dengan suatu usaha dalam rangka merubah domain kognitif dan atau perilaku secara konstan untuk mengatur dan mengendalikan tuntutan dan tekanan eksternal maupun internal yang diprediksi akan dapat membebani dan melampaui kemampuan dan ketahanan individu yang bersangkutan (Lazarus & Folkman dalam Bowman & Stern, 1995).
            Menurut Fatchiah Kertamuda & Haris Herdiansyah, strategi coping adalah suatu proses tertentu yang disertai dengan suatu usaha yang dilakukan individu untuk menghadapi dan mengantisipasi situasi dan kondisi yang bersifat menekan atau mengancam baik fisik maupun psikis yang diprediksi akan dapat membebani dan melampaui kemampuan dan ketahanan individu yang bersangkutan.

C.      Bentuk-Bentuk Strategi Coping
Menurut Santrock (1996), berdasarkan perilaku yang muncul, strategi coping dibedakan menjadi dua: pertama, strategi mendekat (approach strategy) yaitu individu cenderung melakukan suatu usaha atau cara kognitif untuk memahami sumber penyebab hambatan dalam menyesuaikan diri dan berusaha untuk menghadapi hambatan tersebut beserta konsekuensinya secara langsung. Kedua, strategi menghindar (avoidance strategy) yaitu individu cenderung untuk menyangkal atau meminimalkan hambatan dalam menyesuaikan diri secara kognitif, kemudian memunculkan usaha dalam bentuk tingkah laku untuk menarik atau meminimalkan sumber hambatan tersebut.
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Bowman dan Stern, 1995), secara umum, strategi coping dibagi ke dalam dua kategori utama yaitu:
1.       Problem-focused coping
Merupakan salah satu bentuk coping yang lebih berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving), bersifat eksternal. Orientasi utamanya adalah mencari dan menghadapi pokok permasalahan dengan cara mempelajari strategi atau keterampilan-keterampilan baru dalam rangka mengurangi stressor yang dihadapi atau dirasakan.
2.       Emotion-focused coping
Merupakan usaha-usaha untuk mengurangi atau mengatur emosi dengan cara menghindari untuk berhadapan langsung dengan stressor, bersifat internal. Individu dalam hal ini biasanya melakukan ativitas yang tidak ada hubungannya dengan permasalahan yang sedang dihadapi, misalnya: tidur seharian, menonton tv setiap saat dan lain sebagainya

D.      Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping
Taylor (2003) menyatakan faktor yang mempengaruhi coping yang dilakukan individu lebih berasal dari dukungan orang-orang di sekitar individu, seperti misalnya saudara, orang tua, suami atau istri, anak, teman, ataupun menggunakan jasa tenaga profesional seperti psikolog yang dapat membantu individu dalam melakukan coping yang tepat, dalam usaha menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

E.      Penyesuaian Diri
            Menurut Menurut Fatchiah Kertamuda & Haris Herdiansyah (Jurnal UP,2009), penyesuaian diri adalah suatu proses yang berjalan terus menerus sepanjang rentang kehidupan manusia, dan merupakan usaha dari diri individu untuk dapat menyeimbangkan antara dirinya dengan lingkungannya baik dari segi fisik maupun psikis dengan tujuan tercipta hubungan yang harmonis antara individu dan lingkungannya.

F.       Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri
Sunarto dan Hartono (dalam Rumaisha, 2007) menyebutkan bahwa terdapat pembagian pada penyesuaian diri, yaitu:
1.     Penyesuaian diri yang positif.
Individu yang mempunyai penyesuaian diri yang positif adalah mampu mengarahkan dan mengatur dorongan-dorongan dalam pikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan perilaku individu dalam menghadapi tuntutan dirinya dan masyarakat, mampu menemukan manfaat dari situasi baru dan memenuhi segala kebutuhan secara sempurna dan wajar.
2.     Penyesuaian diri yang negatif.
Individu dengan penyesuaian diri yang negatif adalah tidak mampu mengarahkan dan mengatur dorongan-dorongan dalam pikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan perilaku individu dalam menghadapi tuntutan dirinya dan masyarakat, serta tidak mampu menemukan manfaat dari situasi baru dalam memenuhi segala kebutuhan secara sempurna dan wajar.

G.     Pengaruh Pemilihan Strategi Coping terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru
Jadwal kegiatan perkuliahan, metode belajar, norma serta kultur universitas yang menjadi stimulus sekaligus stresor bagi mahasiswa baru yang mengalami hambatan, dapat diatasi dengan merubah kesadaran kognitif serta afektif mereka menjadi suatu stimulus netral yang bersifat tidak mengganggu. Setiap mahasiswa baru yang mengalami hambatan dalam hal menyesuaikan diri dan telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan universitas terbukti telah melakukan strategi coping. Dalam penelitian Fatchiah Kertamuda & Haris Herdiansyah jika dikaitkan dengan bentuk strategi coping menurut Santrock (1999) hampir seluruh mahasiswa yang mengalami hambatan dalam hal menyesuaikan diri menggunakan bentuk strategi coping approach strategy. Sedangkan avoidance strategy tidak dipilih menjadi strategi coping dalam hal menyesuaikan diri dengan lingkungan baru karena situasi yang ada tidak memungkinkan untuk bersifat pasif atau mengurangi hambatan dalam menyesuaikan diri secara kognitif. Approach strategy yang dilakukan oleh mahasiswa baru juga disertai dengan strategi lainnya yaitu accommodative coping yang lebih bersifat fleksibel dalam pencapaian tujuan dengan cara mengubah diri sendiri untuk disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. Mahasiswa baru tersebut tidak melakukan perubahan pada lingkungan yang ada karena lingkungan beserta dinamikanya tersebut telah terbentuk sedemikian rupa dan sangat sulit untuk dirubah dan dikendalikan, sehingga kemungkinannya hanyalah dengan mengubah diri sendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. Mahasiswa akan merubah dan membiasakan diri dengan kultur, budaya, dan dinamika lingkungan yang ada untuk beradaptasi dan menjadi bagian dari lingkungan tersebut.
             Bentuk strategi coping yang dilakukan mahasiswa baru jika dianalisis dengan menggunakan teori strategi coping menurut Lazarus & Folkman (dalam Bowman dan Stern, 1995) lebih dominan kepada problem-focused coping yang berorientasi pada pencarian pemecahan masalah dari stresor, yang diterima dengan cara mencari usaha dan mengatur atau merubah kondisi objektif yang merupakan hambatan dalam penyesuaian diri atau melakukan sesuatu untuk merubah hambatan tersebut. Mahasiswa baru aktif dalam mempelajari kultur, kebiasaan, pola pembelajaran, serta memahami dinamika yang ada di universitas yang kemudian berusaha memahami semua hal tersebut ke dalam dirinya, serta menyesuaikan diri dengan semua hambatan dan stresor yang ada.
Dari hasil yang ditemukan, bentuk penyesuaian diri yang dilakukan oleh mahasiswa baru termasuk ke dalam penyesuaian diri yang positif. Alasan yang mendasarinya yaitu, mahasiswa baru tersebut mampu mengarahkan dan mengatur dorongan-dorongan dalam pikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan perilakunya dalam menghadapi tuntutan dari dalam dirinya dan lingkungannya, serta mampu menemukan pola - relasi secara wajar. Hasilnya mereka mampu beradaptasi secara aktif dengan dan mampu mengikuti dinamika di lingkungan universitas.

H.    Keterkaitan Dengan Konseling Rehabilitasi
Konseling rehabilitasi dapat diartikan sebagai suatu bidang ilmu yang mengkaji cara-cara membantu klien mencapai tujuan personal, sosial, psikologis dan vokasionalnya. Untuk itu, sebagai seorang konselor rehabilitasi perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus serta sikap yang dibutuhkan untuk berkolaborasi dalam hubungan profesional dengan klien (orang dengan dissabilities).
Dalam konseling rehabilitasi, coping  merupakan salah satu bentuk intervensi yang diberikan oleh konselor kepada klien dengan tujuan mengembangkan ketrampilan klien dalam mengelola gejala penyebab malasuai sosial dan tekanan sosial agar klien dapat mengurangi masalah yang dideritanya..
Klien yang akan kembali ke lingkungannya, tentunya mengalami kecemasan dalam menghadapi lingkungan yang berbeda dengan lingkungan tempatnya rehabilitasi. Dengan strategi coping, diharapkan klien dapat mengembangkan penyesuaian diri yang positif terhadap “lingkungan barunya”.

Sumber: Kertamuda,Fatchiah.2009. Pengaruh Strategi Coping Terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru. Banten: Universitas Paramadina: Jurnal

Littlre snake pin