A.
Asumsi Dasar Sosiodrama
Teori dasar sosiodrama (bersifat
sandiwara, sosiologis/sesuai normas, tiruan, imajinatif, pemahaman diri). Individu mempelajari peranan-peranan
berbeda sejak lahir karena orang dilahirkan dengan kemampuan untuk bereaksi
terhadap stimulu-stimulus dari luar dirinya secara spontan dan pada dasarnya
menurut terknik role playing ini mengemukakan bahwa manusia itu spontan dan
kreatif.
B.
Pengertian Sosiodrama
Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio yang berarti sosial dan drama.
Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan manusia yang
mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang
atau lebih.
Sosiodrama merupakan teknik permainan peran (role playing) yang
ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antara
manusia. Teknik ini dapat digunakan konselor untuk melatih
keterampilan-keterampilan hidup, salah satunya adalah keterampilan mengelola emosi
kepada siswa dengan cara membimbing siswa untuk mempraktekan
peristiwa-peristiwa dalam hubungan sosial yang dikeams dalam bentuk pelaksanaan
sosiodrama.
Dengan mempraktekan peristiwa-peristiwa dalam hubungan sosial secara
langsung, diharapkan siswa dapat meningkatakn keterampilan mengelola emosi dan
dapat mengubah perilakunya menjadi lebih baik seperti: siswa dapat memahami
berbagai jenis emosi serta mampu mengendalikan dan mengekspresikan emosi
menjadi tingkahlaku yang efektif untuk diri sendiri dan orang lain.
Sosiodrama adalah salah satu strategi multiple intelligences yang sangat
efektif memasukkan informasi materi belajar ke dalam memori jangka panjang
siswa. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang
dimainkannya, misalnya berperan sebagai Lurah, penjudi, nenek tua renta dan
sebagainya. Beberapa pengertian sosiodrama diantaranya:
a. Sosiodrama
merupakan salah satu tehnik dalam bimbingan kelompok yaitu role playing atau teknik bermain peran.
b. Sosiodrama
dipergunakan sebagai salah satu teknik untuk memecahkan masalah–masalah sosial
dengan melalui kegiatan bermain peran. Di dalam sosiodrama ini sesorang akan
memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah social (Djumhur & Muh Surya,2001 :109).
c. Sosiodrama
merupakan dramatisasai dar persoalan – persoalan yang dapat timbul dalam
pergaulan dengan orang lain,tingkat konflik- konflik yang dialami dalam
pergaulan social (Wingkel,2004
:470).
d. Sosiodrama
adalah permainan peran yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul
dalam hubungan anatar manusia (Romlah,1999:104)
Jadi tehnik sosiodrama adalah tehnik bermaian peran dalam rangka
untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan interpersonal (rasa
cemburu, dilem,dll) yang dilakukan dalam kelompok.
Sosiodrama sebagai suatu teknik dalam bimbingan dapat dikatakan sebagai
alatyang digunakan dalam memberikan layanan kepada konseli, dengan cara
mengajak mereka memerankan peran-peran tertentu yang berkaitan dengan hubungan
antar manusia. Topik yang diangkat dalam sosiodrama merupakan kejadian
sehari-hari yang akrab dengan konseli, terkait dengan situasi hubungan social
mereka. Teknik ini dapat digunakan ketika konselor memiliki tujuan untuk
mendidik atau mendidik kembali aspek sikap atau perilaku sosial konseli.
C.
Tujuan Sosiodrama
Sosiodrama ini bertujuan untuk mendidik atau mendidik kembali dari pada
penyembuhan. Kegiatan ini dilaksanakan bila anggota kelompok mempunyai masalah
sosial yang hampir sama.
Dapat dikatakan bahwa teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk
mencapai tujuan yang mengarah pada:
1. Aspek afektif
motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan
sosial. Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik
sosiodrama bukan materi yang bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan
dipahami, tetapi berupa fakta, nilai, mungkin juga konflik-konflik yang terjadi
di lingkungan kehidupannya.
2. Melalui
permainan sosiodrama, konseli diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi
tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat
seandainya menghadapi situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki
sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian sosial.
D.
Peran
Konselor dalam Sosiodrama
Konselor memiliki peran yang sangat penting pada pelaksanaan sosiodrama
dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Peran konselor antara lain:
1.
Sebagai fasilitator. Memfasilitasi
siswa dalam hal penyediaan permasalahan yang akan diangkat dan dikembangkan
solusi pemecahannya dalam permaianan sosiodrama.
2. Sebagai
motivator. Konselor memotivasi dan mengkondisikan siswa utnuk
melaksanakan sosiodrama ini, sehingga dapat tercapai tujuan dengan maksimal.
Memberikan reward kepada siswa, disetiap kesemapatan saat siswa menunjukan
perilaku yang sesuai dengan tujuan pelaksanaan sosiodrama.
3. Sebagai coordinator. Konselor memimpin siswa mulai dari tahap persiapan
hingga tahap evaluasi. Menyampaikan permasalahan yang akan dimainkan dan
membantu siswa mempersiapkan sosiodrama, serta memimpin jalannya diskusi.
E.
Kelebihan dan Kekurangan Sosiodrama
1. Kelebihan
a.
Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam
ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk
dilupakan.
b. Sangat menarik
bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
c.
Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri
siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
d. Dapat
menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dand apat memetik
butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
e. Dimungkinkan
dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka
kesempatan bagi lapangan kerja.
2.
Kekurangan
Sebagaimana dengan metode-metode yang lain, metode sosiodrama dan bermain
peranan memiliki sisi-sisi kelemahan. Namun yang penting disini, kelemahan
dalam suatu metode tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain. Kelemahan metode sosiodrama dan bermain peranan ini terletak pada :
a.
Sosiodrama dan bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
b.
Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi
dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
c.
Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa
malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.
d.
Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran
mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi
sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
e.
Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui
metode ini.
f.
Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan
melalui metode sosiodrama dan bermain peranan ini.
F.
Tahap-tahap atau Langkah-langkah Sosiodrama
Konselor mengumpulkan anak-anak dan mengelompokkannya menjadi beberapa
kelompok. Satu kelompok terdiri dari beberapa anak. Jumlah anggota kelompok
harus sama.
1.
Konselor menentukan tema cerita dan babak-babak yang
akan dimainkan. Konselor membagi tugas. Satu babak cerita menjadi tugas satu
kelompok anak untuk mendramakannya.
2.
Konselor memberi kesempatan kepada setiap kelompok
untuk berlatih sesuai dengan babak yang harus mereka mainkan. Berikan kebebasan
bagi mereka untuk menentukan pembagian peran, dialog, dan sebagainya.
3.
Pementasan dilakukan dengan konselor sebagai narator
dan yang bertugas menyambung setiap babak sosiodrama. Sebaiknya, tiap babak
dibatasi waktu pementasannya (lima menit), dan selalu diakhiri dengan tepuk
tangan.
4.
Pada akhir sosiodrama, konselor memberi
komentar/kesimpulan atas tujuan cerita. Selain itu, guru juga mengumumkan nilai
tiap kelompok dalam pementasan. Jika memungkinkan, guru dapat memberikan
kenang-kenangan bagi kelompok yang paling baik memainkan peranannya.
Sedangkan menurut miss (dalam http://misscounseling.blogspot.com/2011/09/tehnik-sosiodrama-dan-psikodrama.html), langkah-langkah dalam teknik sosiodrama adalah sebagai
berikut:
1.
Persiapan, dari mulai mempersiapkan konselor,
tokoh-tokoh, topik yang akan di bawakan, tujuan dari topic yang dibawakan pada
sosiodrama itu.
2.
Membuat scenario.
3.
Menentukan kelompok sesuai naskah.
4.
Menentukan kelompok penonton untuk observasi.
5.
Pelaksanaan.
6.
Evaluasi dan diskusi, evaluasi dapat dilakukan dengan
refleksi atau dengan cara laiseg (layanan segera), laijapan (layanan jangka
panjang).
7.
Ulangan permainan (rehersal), jika masih ada waktu
permainan dapat diulang kembali dengan pertukaran peran pemain.
G. Relevansi
1.
Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan
pengertian dan perasaan seseorang.
2.
Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa
kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah
dipercayakan.
3.
Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil
suatu keputusan.
4.
Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan
tertentu sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga,
setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak.
5.
Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang
tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan
masyarakat dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
6.
Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki
oleh siswa sehingga amat berguna bagi kehidupannya dan masa depannya kelak,
terutama yag berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.
H.
Penerapan Sosiodrama dalam pembelajaran
Pada pelaksanannya sosiodrama memiliki urutan langkah pelaksanaan sebagai
berikut:
1.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan konselor menyusun dan menyiapkan sejumlah
permasalahan yang merupakan kebutuhan-kebutuhan siswa SMA. Khususnya untuk
sosidrama dengan topik mengelola emosi. Dalam mengembangkan sebuah cerita konselor
harus menggunakan tahap pengembangan alur cerita yang meliputi eksposisi,
konflik, komplikasi, klimaks dan solusi.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, ada tiga kegiatan yaitu pembukaan,
kegiatan inti dan penutup. Setiap kegiatan tersebut secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikuPada pelaksanaannya, ada tiga
kegiatan yaitu pembukaan, kegiatan inti dan penutup. Setiap kegiatan tersebut
secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Pembukaan (10 menit)
Konselor menyampaikan pengantar, tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,
dan memberikan motivasi kepada para siswa mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga kegiatan dapat berjalan secara maksimal. Pada awalnya
konselor membagi kelompok ke dalam empat bagian. Kemudian konselor menyampaikan
satu jenis masalah yang sudah diuraikan dalam bentuk garis beser cerita, yang
mewakili lima langkah alur pengembangan di atas. Siswa diharapkan dapat
mempraktekkan keseluruhan adegan yang sudah disiapkan dan diatur dari lima alur
tersebut menjadi lima rincian adegan.
b. Kegiatan Inti
(20 menit)
Kelompok yang akan bermain peran (role playing) diberikan kesempatan
utnuk mempersiapkan diri di luar tempat sosiodrama. Disamping itu konselor
menjelaskan kepada siswa yang bertugas menjadi penonton untuk mengobservasi jalannya
permainan sosiodrama dengan memberikan lebar observasi sebagai panduan dalam
mengobservasi jalannya sosiodrama dan sebagai bahan diskusi dan evaluasi.
Salah satu pemain dari kelompok yang bertugas menjadi pemain membacakan
tokoh-tokoh yang akan berperan serta karakternya. Kemudian kelompok pemain
memulai pemain sosiodrama. Masing-masing pemain memerankan perannya berdasarkan
imajinasinya tentang peran yang dimainkannya. Pemain diharapkan dapat
memperagakan konflik, mengekpresikan perasaan, dan memperagakan sikap-sikap
tertentu sesuai dengan peranan yang dimainakan.
c.
Penutupan (15 menit)
Setelah selesai sosiodrama dilaksanakan, konselor menutup sosiodrama dan
memberikan motivasi atau reward secara lisan, kemudian mengkondisikan siswa
untuk ke tahap berikutnya yaitu diskusi. Tujuannya adalah untuk pemantapan
siswa pada hasil belajarnya. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini mengacu pada
lembar observasi yang telah dibagikan konselor pada siswa-siswa yang bertugas
sebagai observer.
3. Evaluasi (15 menit)
Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai
pelaksanaan permainan berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan
penonton ataupun tanggapan dari para pemain. Pertanyaan-pertanyaan dalam
evaluasi dan diskusi untuk topik ini adalah sebagai berikut:
a.
Bagaimana perasaan anda ketika menonton sosiodrama ini
?
b. Bagaimana tahap
dalam pelaksanaan sosiodrama, apakah sudah meliputi dari 5 tahap yaitu
eksposisi, konflik, komplikasi, klimaks dan solusi ?
c.
Apakah semua tokoh dalam permainan sosiodrama sudah
sesuai dengan karakter yang telah ditentukan?
d. Menurut anda
bagaimana solusi yang dimunculkan dalam pelaksanaan sosiodrama? Kemukakan
pendapat anda.
e. Menurut anda
tingkah laku mana yang perlu ditiru dan tidak perlu ditiru, mengapa?
I.
Skenario Sosiodrama
1.
Identitas layanan:
Topik
: Keterampilan Mengelola Emosi
Bidang
Bimbingan : Pribadi
Dan Sosial
Jenis
Layanan
: Bimbingan Kelompok
Fungsi
Layanan
: Pemahaman Dan Pengembangan
Sasaran
: Siswa Kelas X
Tempat
Kegiatan
: Ruang Kelas Atau Diluar Kelas
Waktu
Pelaksanaan : 45 Menit
2.
Garis besar cerita
a.
Eksposisi
Paul adalah siswa kelas X di salah satu SMA di Ambon. Ayah dan ibu paul
terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga jarang berkumpul bersama dengan Paul.
Paul memiliki banyak teman, Dani, Adin, Gomes dan Mikhael.
b. Konflik
Paul sering bermain game online di warnet karena di rumah dia merasa
kesepian, ayah dan ibunya jarang sekali di rumah dan jarang sekali
memperhatikan Paul. Teman-teman Paul menasehati tetapi Paul tidak menggubris
nasehat teman-temannya bahkan marah-marah.
c.
Komplikasi
Paul berubah, dia semakin terlihat malas, matanya layu, sering tidak
mengerjakan pekerjaan rumah bahkan sering membolos. Saat di kelas pak Adi, paul
tertidur di bangku belakang. Pak adi marah sekali, pak Adi mengusir Paul keluar
kelas seminggu waktu ujian telah berlalu. Sehari sebelum penerimaan rapor, Paul
mendapat surat panggilan orang tua, bahkan di hari itu, teman-teman dekatnya
menagih uang yang dipinjam Paul yang mereka dipersiapakan untuk liburan, Paul
tambah panik.
d. Klimaks
Di ruang BK, orang tua Paul datang untuk memenuhi surat panggilan. Puncak
dari semua yang harus diterima Paul adalah Paul tidak naik kelas untuk tahun
ini. Orang tua Paul begitu kaget mendengar berita ini.
e. Solusi
Paul menyesali kesalahannya dan Paul berjanji untuk berubah. Orang tua Paul
pun berjanji untuk berubah. Akhirnya Paul dan teman-temannya bersahabat baik
lagi.
Paul adalah siswa kelas X di salah satu SMA di Ambon. Dia anak tunggal dari
keluarga yang berada. Ayah dan ibu Paul selalu sibuk dengan pekerjaannya. Di
sekolah Paul adalah anak yang keras kepala, pemarah, egois dan suka menang
sendiri dari teman-temannya. Meksipun paul berwatak seperti itu, namun paul
anak yang setiakawan dan suka berbagi kesenangan dengan teman-temannya.
Saat istirahat Dani, adin, gomes dan mikhael juga paul di kantin. Dani,
adin, gomes dan mikhael saling bertanya kepada paul tentang perubahannya yang
semakin terlihat malas, mata yang layu, sering tidak mengerjakan pekerjaan
rumah, bahkan sering membolos. Mereka baru mengetahui kalau paul sering bermain
game online di warnet setelah paul mau bercerita. Teman-teman paul menasehatai
agar kebiasaan ini sementara dihentikan dahulu, tatapi paul tidak menggubris
nasehat teman-temannya bahkan marah-marah.
Jam pelajarn setelah istirahat adalah pelajarannya pak adi. Saat pak adi
masuk kelas, semua siswa sudah siap berdiskusi, kecuali paul yang terlihat lesu.
Saat pak adi bertanya kepada paul, paul diam saja. Kemudian pak adi memulai
diskusi kelas. Dani terlihat begitu aktif saat diskusi berlangsung. Dani adalah
siswa yang selalu mendapat nilai tertinggi di kelasnya, pandai, rajin, dan baik
hati. Dibelakang paul terlihat sedang tidur. Pak adi bertanyak kenapa paul
tidur di kelas, paul tidak menjawab. Tidak segan-segan pak adi mengusir romeo
keluar kelas.
Seminggu waktu ujian telah berlalu, siang hari dikoridor sekolah dani,
adin, gomes dan mikael juga paul berkumpul. Saat berkumpul dengan
teman-temannya paul terlihat murung dan diam. Paul bercerita kalau tadi pagi bu
amanda menitipkan surat panggilan orangtua kepada paul. Paul kebingungan dan
ketakutan, mengingat besok adalah hari terima rpor. Dan imencoba mensupport dan
menguatkan paul. Dani berkata kepada paul, bahwa paul tidak boleh lari dari
masalah dan harus menjalani kenyataan ini, dengan selalu berpikiran dingan dan
tenang, melihat masalah dari segala sisi dan siap bertanggungjawab atas semua
yang telah dilakukan adalah hal-hal yang baik dilakukan untu selesai dari
masalah. Namun mikhael, gomes dan adin dengan tega meminta uang yang dipinjam
paul selama ini yang akan mereka gunakan untuk liburan.
Keesokan harinya, Saat di ruang BK berkumpul bu amanda, pak adi, ayah dan
ibu paul. Paul kaget sekali ketika tahu bahwa di situ juga ada ayah dan ibunya
karena paul merasa tidak memberikan surat itu kepada orang tuanya. Bu amanda
dan pak adi menjelaskan bagaimana paul selama ini di sekolah. Ayah dan ibu paul
marah-marah mendengarnya. Dengan berat hati bu amanda memberitahukan bahwa paul
tidak dapat naik kelas. Mendengar berita itu, ibu paul seketika pingsan. Paul
takut hingga di menangis tersedu-sedu sambil berkata menyesal. Paul menjelaskan
kenapa selama ini dia menjadi seperti ini, paul menyesali semuanya. Bu amanda
memberi pengertian bahwa kondisi ini masih dapat diperbaiki. Paul berjanji
tidak anak mengulangi lagi kesalahannya dan akan berusaha menjadi anak yang
baik. Paul keluar dari raung BK, disitu terlihat ada gomes, adin, dani dan
mikhael. Paul juga menyesali perbuatannya kepada teman-temannya, terutama dani
karena selama ini tidak menuruti nasehatnya.
3.
Pemain dan rambu-rambu pemain
No
|
Pemain
|
Watak
|
1.
|
Pak adi (guru kelas X)
|
Keras, disiplin dan tegas
|
2.
|
Paul
|
Keras kepala, pemarah, egois, mudah putus asa, dan
setiakawan.
|
3.
|
Dani
|
Baik hati, setia kawan, perhatian dan pandai
|
4.
|
Adin
|
Lucu, tidak bisa serius dan setia kawan
|
5.
|
Gomes
|
Dewasa, setia kawan, baik tetapi mudah tersinggung.
|
6.
|
Mikhael
|
Pemalu, tidak bisa serius dan setia kawan
|
7.
|
Bu Amanda (Konselor
kelas X)
|
Sabar, perhatian, tegas, pengertian, pandai dan
keibuan.
|
8.
|
Ayah paul
|
Berwibawa, tegas dan pengertian
|
9.
|
Ibu paul
|
Pemarah, mudah binggung, cuek dan mudah terbawa
arus.
|
4.
Rincian adegan
a.
Adegan I
Saat istirahat gomes, adin, dani, dan mikhael juga paul di kantin. Dani,
mikhael, gomes dan adin berbincang-bincang tentang paul akhir-akhir ini. namun
di akhir perbincangan paul, marah karena merasa dipersalahkan, bahkan dia
meninggalkan teman-temannya.
b. Adegan II
Di kelas saat pelajaran pak adi. Dani terlihat aktif saat diskusi
berlangsung. Di pojok kelas, paul terlihat tertidru. Saat ditanya dan
dinasehati pak adi tentang perilaku itu, paul malah menjawab dengan tidak jelas
dan ngelantur. Pak adi makin marah dan mengusir paul keluar kelas. Kemudian pak
adi mengakhiri pembelajan.
c.
Adegan III
Siang hari di koridor sekolah dani, gomes, mikhael dan adi juga paul
berkumpul. Paul bercerita kalau ada surat panggilan orangtua untuk ayah dan
ibunya. Dani mencoba untuk mengsupport dan menguatkan paul. Namun adin, gomes
dan mikhael tega meminta uangnya yang dipinjam paul selama ini. paul semakin
takut bahkan lari. Gomes marah-marah. Dani mencoba menenangkan gomes dan
mengajak semuanya untuk pulang.
d. Adegan IV
Keesokan harinya, Saat di ruang BK berkumpul bu amanda, pak adi, ayah dan
ibu paul. Paul kaget sekali ketika tahu bahwa di situ juga ada ayah dan ibunya
karena paul merasa tidak memberikan surat itu kepada orang tuanya. Bu amanda
dan pak adi menjelaskan bagaimana paul selama ini di sekolah. Ayah dan ibu paul
marah-marah mendengarnya. Dengan berat hati bu amanda memberitahukan bahwa paul
tidak dapat naik kelas. Mendengar berita itu, ibu paul seketika pingsan. Paul
berlari keluar ruangan.
e. Adegan V
Diluar ruangan BK paul tertahan oleh kehadiran gomes, mikhael, dani dan
adin. Paul menangis sambil berkata menyesal. Pak adi dan ibu amanda serta ayah
dan ibu paul mengikuti paul yang keluar ruangan. Paul menjelaskan keinginannya
selama ini. ibu amanda memberi pengertian bahwa kondisi ini masih dapat
diperbaiki. Akhirnya paul menyesal dan berjanji untuk berubah.