Senin, 14 Mei 2012

TEKNIK SOSIODRAMA


A.   Asumsi Dasar Sosiodrama
Teori dasar sosiodrama (bersifat sandiwara, sosiologis/sesuai normas, tiruan, imajinatif, pemahaman diri). Individu mempelajari peranan-peranan berbeda sejak lahir karena orang dilahirkan dengan kemampuan untuk bereaksi terhadap stimulu-stimulus dari luar dirinya secara spontan dan pada dasarnya menurut terknik role playing ini mengemukakan bahwa manusia itu spontan dan kreatif.
B.   Pengertian Sosiodrama
Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio yang berarti sosial dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih.
Sosiodrama merupakan teknik permainan peran (role playing) yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antara manusia. Teknik ini dapat digunakan konselor untuk melatih keterampilan-keterampilan hidup, salah satunya adalah keterampilan mengelola emosi kepada siswa dengan cara membimbing siswa untuk mempraktekan peristiwa-peristiwa dalam hubungan sosial yang dikeams dalam bentuk pelaksanaan sosiodrama.
Dengan mempraktekan peristiwa-peristiwa dalam hubungan sosial secara langsung, diharapkan siswa dapat meningkatakn keterampilan mengelola emosi dan dapat mengubah perilakunya menjadi lebih baik seperti: siswa dapat memahami berbagai jenis emosi serta mampu mengendalikan dan mengekspresikan emosi menjadi tingkahlaku yang efektif untuk diri sendiri dan orang lain.
Sosiodrama adalah salah satu strategi multiple intelligences yang sangat efektif memasukkan informasi materi belajar ke dalam memori jangka panjang siswa. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai Lurah, penjudi, nenek tua renta dan sebagainya. Beberapa pengertian sosiodrama diantaranya:
a.  Sosiodrama merupakan salah satu tehnik dalam bimbingan kelompok yaitu role playing atau teknik bermain peran.
b.  Sosiodrama dipergunakan sebagai salah satu teknik untuk memecahkan masalah–masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peran. Di dalam sosiodrama ini sesorang akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah social (Djumhur & Muh Surya,2001 :109).
c.  Sosiodrama merupakan dramatisasai dar persoalan – persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain,tingkat konflik- konflik yang dialami dalam pergaulan social (Wingkel,2004 :470).
d.  Sosiodrama adalah permainan peran yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan anatar manusia (Romlah,1999:104)
Jadi tehnik sosiodrama adalah tehnik bermaian  peran dalam rangka untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan interpersonal (rasa cemburu, dilem,dll) yang dilakukan dalam kelompok.
Sosiodrama sebagai suatu teknik dalam bimbingan dapat dikatakan sebagai alatyang digunakan dalam memberikan layanan kepada konseli, dengan cara mengajak mereka memerankan peran-peran tertentu yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Topik yang diangkat dalam sosiodrama merupakan kejadian sehari-hari yang akrab dengan konseli, terkait dengan situasi hubungan social mereka. Teknik ini dapat digunakan ketika konselor memiliki tujuan untuk mendidik atau mendidik kembali aspek sikap atau perilaku sosial konseli.
C.   Tujuan Sosiodrama
Sosiodrama ini bertujuan untuk mendidik atau mendidik kembali dari pada penyembuhan. Kegiatan ini dilaksanakan bila anggota kelompok mempunyai masalah sosial yang hampir sama.
Dapat dikatakan bahwa teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk mencapai tujuan yang mengarah pada:
1.   Aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan sosial. Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan materi yang bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai, mungkin juga konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kehidupannya.
2.  Melalui permainan sosiodrama, konseli diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian sosial.
D.   Peran Konselor dalam Sosiodrama
Konselor memiliki peran yang sangat penting pada pelaksanaan sosiodrama dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Peran konselor antara lain:
1.   Sebagai fasilitator. Memfasilitasi siswa dalam hal penyediaan permasalahan yang akan diangkat dan dikembangkan solusi pemecahannya dalam permaianan sosiodrama.
2.  Sebagai motivator. Konselor memotivasi dan mengkondisikan siswa utnuk melaksanakan sosiodrama ini, sehingga dapat tercapai tujuan dengan maksimal. Memberikan reward kepada siswa, disetiap kesemapatan saat siswa menunjukan perilaku yang sesuai dengan tujuan pelaksanaan sosiodrama.
3.  Sebagai coordinator. Konselor memimpin siswa mulai dari tahap persiapan hingga tahap evaluasi. Menyampaikan permasalahan yang akan dimainkan dan membantu siswa mempersiapkan sosiodrama, serta memimpin jalannya diskusi.
E.   Kelebihan dan Kekurangan Sosiodrama
1.   Kelebihan
a.   Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.
b.  Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
c.   Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
d.  Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dand apat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
e.  Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja.
2.  Kekurangan
Sebagaimana dengan metode-metode yang lain, metode sosiodrama dan bermain peranan memiliki sisi-sisi kelemahan. Namun yang penting disini, kelemahan dalam suatu metode tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain. Kelemahan metode sosiodrama dan bermain peranan ini terletak pada :
a.     Sosiodrama dan bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
b.     Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
c.     Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.
d.     Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
e.     Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
f.     Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode sosiodrama dan bermain peranan ini.
F.   Tahap-tahap atau Langkah-langkah Sosiodrama
Konselor mengumpulkan anak-anak dan mengelompokkannya menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari beberapa anak. Jumlah anggota kelompok harus sama.
1.   Konselor menentukan tema cerita dan babak-babak yang akan dimainkan. Konselor membagi tugas. Satu babak cerita menjadi tugas satu kelompok anak untuk mendramakannya.
2.   Konselor memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk berlatih sesuai dengan babak yang harus mereka mainkan. Berikan kebebasan bagi mereka untuk menentukan pembagian peran, dialog, dan sebagainya.
3.   Pementasan dilakukan dengan konselor sebagai narator dan yang bertugas menyambung setiap babak sosiodrama. Sebaiknya, tiap babak dibatasi waktu pementasannya (lima menit), dan selalu diakhiri dengan tepuk tangan.
4.   Pada akhir sosiodrama, konselor memberi komentar/kesimpulan atas tujuan cerita. Selain itu, guru juga mengumumkan nilai tiap kelompok dalam pementasan. Jika memungkinkan, guru dapat memberikan kenang-kenangan bagi kelompok yang paling baik memainkan peranannya.
Sedangkan menurut miss (dalam http://misscounseling.blogspot.com/2011/09/tehnik-sosiodrama-dan-psikodrama.html), langkah-langkah dalam teknik sosiodrama adalah sebagai berikut:
1.    Persiapan, dari mulai mempersiapkan konselor, tokoh-tokoh, topik yang akan di bawakan, tujuan dari topic yang dibawakan pada sosiodrama itu.
2.    Membuat scenario.
3.    Menentukan kelompok sesuai naskah.
4.    Menentukan kelompok penonton untuk observasi.
5.    Pelaksanaan.
6.    Evaluasi dan diskusi, evaluasi dapat dilakukan dengan refleksi atau dengan cara laiseg (layanan segera), laijapan (layanan jangka panjang).
7.    Ulangan permainan (rehersal), jika masih ada waktu permainan dapat diulang kembali dengan pertukaran peran pemain.
G.   Relevansi
1.    Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang.
2.    Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan.
3.    Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan.
4.    Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak.
5.    Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
6.    Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi kehidupannya dan masa depannya kelak, terutama yag berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.
H.   Penerapan Sosiodrama dalam pembelajaran
Pada pelaksanannya sosiodrama memiliki urutan langkah pelaksanaan sebagai berikut:
1.   Perencanaan
Pada tahap perencanaan konselor menyusun dan menyiapkan sejumlah permasalahan yang merupakan kebutuhan-kebutuhan siswa SMA. Khususnya untuk sosidrama dengan topik mengelola emosi. Dalam mengembangkan sebuah cerita konselor harus menggunakan tahap pengembangan alur cerita yang meliputi eksposisi, konflik, komplikasi, klimaks dan solusi.
2.  Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, ada tiga kegiatan yaitu pembukaan, kegiatan inti dan penutup. Setiap kegiatan tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikuPada pelaksanaannya, ada tiga kegiatan yaitu pembukaan, kegiatan inti dan penutup. Setiap kegiatan tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.   Pembukaan (10 menit)
Konselor menyampaikan pengantar, tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan memberikan motivasi kepada para siswa mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga kegiatan dapat berjalan secara maksimal. Pada awalnya konselor membagi kelompok ke dalam empat bagian. Kemudian konselor menyampaikan satu jenis masalah yang sudah diuraikan dalam bentuk garis beser cerita, yang mewakili lima langkah alur pengembangan di atas. Siswa diharapkan dapat mempraktekkan keseluruhan adegan yang sudah disiapkan dan diatur dari lima alur tersebut menjadi lima rincian adegan.
b.  Kegiatan Inti (20 menit)
Kelompok yang akan bermain peran (role playing) diberikan kesempatan utnuk mempersiapkan diri di luar tempat sosiodrama. Disamping itu konselor menjelaskan kepada siswa yang bertugas menjadi penonton untuk mengobservasi jalannya permainan sosiodrama dengan memberikan lebar observasi sebagai panduan dalam mengobservasi jalannya sosiodrama dan sebagai bahan diskusi dan evaluasi.
Salah satu pemain dari kelompok yang bertugas menjadi pemain membacakan tokoh-tokoh yang akan berperan serta karakternya. Kemudian kelompok pemain memulai pemain sosiodrama. Masing-masing pemain memerankan perannya berdasarkan imajinasinya tentang peran yang dimainkannya. Pemain diharapkan dapat memperagakan konflik, mengekpresikan perasaan, dan memperagakan sikap-sikap tertentu sesuai dengan peranan yang dimainakan.
c.   Penutupan (15 menit)
Setelah selesai sosiodrama dilaksanakan, konselor menutup sosiodrama dan memberikan motivasi atau reward secara lisan, kemudian mengkondisikan siswa untuk ke tahap berikutnya yaitu diskusi. Tujuannya adalah untuk pemantapan siswa pada hasil belajarnya. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini mengacu pada lembar observasi yang telah dibagikan konselor pada siswa-siswa yang bertugas sebagai observer.
3.  Evaluasi (15 menit)
Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai pelaksanaan permainan berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan penonton ataupun tanggapan dari para pemain. Pertanyaan-pertanyaan dalam evaluasi dan diskusi untuk topik ini adalah sebagai berikut:
a.   Bagaimana perasaan anda ketika menonton sosiodrama ini ?
b.  Bagaimana tahap dalam pelaksanaan sosiodrama, apakah sudah meliputi dari 5 tahap yaitu eksposisi, konflik, komplikasi, klimaks dan solusi ?
c.   Apakah semua tokoh dalam permainan sosiodrama sudah sesuai dengan karakter yang telah ditentukan?
d.  Menurut anda bagaimana solusi yang dimunculkan dalam pelaksanaan sosiodrama? Kemukakan pendapat anda.
e.  Menurut anda tingkah laku mana yang perlu ditiru dan tidak perlu ditiru, mengapa?
I.    Skenario Sosiodrama
1.    Identitas layanan:
Topik                                : Keterampilan Mengelola Emosi
Bidang Bimbingan           : Pribadi Dan Sosial
Jenis Layanan                   : Bimbingan Kelompok
Fungsi Layanan                : Pemahaman Dan Pengembangan
Sasaran                             : Siswa Kelas X
Tempat Kegiatan              : Ruang Kelas Atau Diluar Kelas
Waktu Pelaksanaan          : 45 Menit
2.    Garis besar cerita
a.    Eksposisi
Paul adalah siswa kelas X di salah satu SMA di Ambon. Ayah dan ibu paul terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga jarang berkumpul bersama dengan Paul. Paul memiliki banyak teman, Dani, Adin, Gomes dan Mikhael.
b.   Konflik
Paul sering bermain game online di warnet karena di rumah dia merasa kesepian, ayah dan ibunya jarang sekali di rumah dan jarang sekali memperhatikan Paul. Teman-teman Paul menasehati tetapi Paul tidak menggubris nasehat teman-temannya bahkan marah-marah.
c.   Komplikasi
Paul berubah, dia semakin terlihat malas, matanya layu, sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah bahkan sering membolos. Saat di kelas pak Adi, paul tertidur di bangku belakang. Pak adi marah sekali, pak Adi mengusir Paul keluar kelas seminggu waktu ujian telah berlalu. Sehari sebelum penerimaan rapor, Paul mendapat surat panggilan orang tua, bahkan di hari itu, teman-teman dekatnya menagih uang yang dipinjam Paul yang mereka dipersiapakan untuk liburan, Paul tambah panik.
d.  Klimaks
Di ruang BK, orang tua Paul datang untuk memenuhi surat panggilan. Puncak dari semua yang harus diterima Paul adalah Paul tidak naik kelas untuk tahun ini. Orang tua Paul begitu kaget mendengar berita ini.
e.  Solusi
Paul menyesali kesalahannya dan Paul berjanji untuk berubah. Orang tua Paul pun berjanji untuk berubah. Akhirnya Paul dan teman-temannya bersahabat baik lagi.
Paul adalah siswa kelas X di salah satu SMA di Ambon. Dia anak tunggal dari keluarga yang berada. Ayah dan ibu Paul selalu sibuk dengan pekerjaannya. Di sekolah Paul adalah anak yang keras kepala, pemarah, egois dan suka menang sendiri dari teman-temannya. Meksipun paul berwatak seperti itu, namun paul anak yang setiakawan dan suka berbagi kesenangan dengan teman-temannya.
Saat istirahat Dani, adin, gomes dan mikhael juga paul di kantin. Dani, adin, gomes dan mikhael saling bertanya kepada paul tentang perubahannya yang semakin terlihat malas, mata yang layu, sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan sering membolos. Mereka baru mengetahui kalau paul sering bermain game online di warnet setelah paul mau bercerita. Teman-teman paul menasehatai agar kebiasaan ini sementara dihentikan dahulu, tatapi paul tidak menggubris nasehat teman-temannya bahkan marah-marah.
Jam pelajarn setelah istirahat adalah pelajarannya pak adi. Saat pak adi masuk kelas, semua siswa sudah siap berdiskusi, kecuali paul yang terlihat lesu. Saat pak adi bertanya kepada paul, paul diam saja. Kemudian pak adi memulai diskusi kelas. Dani terlihat begitu aktif saat diskusi berlangsung. Dani adalah siswa yang selalu mendapat nilai tertinggi di kelasnya, pandai, rajin, dan baik hati. Dibelakang paul terlihat sedang tidur. Pak adi bertanyak kenapa paul tidur di kelas, paul tidak menjawab. Tidak segan-segan pak adi mengusir romeo keluar kelas.
Seminggu waktu ujian telah berlalu, siang hari dikoridor sekolah dani, adin, gomes dan mikael juga paul berkumpul. Saat berkumpul dengan teman-temannya paul terlihat murung dan diam. Paul bercerita kalau tadi pagi bu amanda menitipkan surat panggilan orangtua kepada paul. Paul kebingungan dan ketakutan, mengingat besok adalah hari terima rpor. Dan imencoba mensupport dan menguatkan paul. Dani berkata kepada paul, bahwa paul tidak boleh lari dari masalah dan harus menjalani kenyataan ini, dengan selalu berpikiran dingan dan tenang, melihat masalah dari segala sisi dan siap bertanggungjawab atas semua yang telah dilakukan adalah hal-hal yang baik dilakukan untu selesai dari masalah. Namun mikhael, gomes dan adin dengan tega meminta uang yang dipinjam paul selama ini yang akan mereka gunakan untuk liburan.
Keesokan harinya, Saat di ruang BK berkumpul bu amanda, pak adi, ayah dan ibu paul. Paul kaget sekali ketika tahu bahwa di situ juga ada ayah dan ibunya karena paul merasa tidak memberikan surat itu kepada orang tuanya. Bu amanda dan pak adi menjelaskan bagaimana paul selama ini di sekolah. Ayah dan ibu paul marah-marah mendengarnya. Dengan berat hati bu amanda memberitahukan bahwa paul tidak dapat naik kelas. Mendengar berita itu, ibu paul seketika pingsan. Paul takut hingga di menangis tersedu-sedu sambil berkata menyesal. Paul menjelaskan kenapa selama ini dia menjadi seperti ini, paul menyesali semuanya. Bu amanda memberi pengertian bahwa kondisi ini masih dapat diperbaiki. Paul berjanji tidak anak mengulangi lagi kesalahannya dan akan berusaha menjadi anak yang baik. Paul keluar dari raung BK, disitu terlihat ada gomes, adin, dani dan mikhael. Paul juga menyesali perbuatannya kepada teman-temannya, terutama dani karena selama ini tidak menuruti nasehatnya.
3.    Pemain dan rambu-rambu pemain
No
Pemain
Watak
1.
Pak adi (guru kelas X)
Keras, disiplin dan tegas
2.
Paul
Keras kepala, pemarah, egois, mudah putus asa, dan setiakawan.
3.
Dani
Baik hati, setia kawan, perhatian dan pandai
4.
Adin
Lucu, tidak bisa serius dan setia kawan
5.
Gomes
Dewasa, setia kawan, baik tetapi mudah tersinggung.
6.
Mikhael
Pemalu, tidak bisa serius dan setia kawan
7.
Bu Amanda (Konselor kelas X)
Sabar, perhatian, tegas, pengertian, pandai dan keibuan.
8.
Ayah paul
Berwibawa, tegas dan pengertian
9.
Ibu paul
Pemarah, mudah binggung, cuek dan mudah terbawa arus.

4.    Rincian adegan
a.   Adegan I
Saat istirahat gomes, adin, dani, dan mikhael juga paul di kantin. Dani, mikhael, gomes dan adin berbincang-bincang tentang paul akhir-akhir ini. namun di akhir perbincangan paul, marah karena merasa dipersalahkan, bahkan dia meninggalkan teman-temannya.
b.  Adegan II
Di kelas saat pelajaran pak adi. Dani terlihat aktif saat diskusi berlangsung. Di pojok kelas, paul terlihat tertidru. Saat ditanya dan dinasehati pak adi tentang perilaku itu, paul malah menjawab dengan tidak jelas dan ngelantur. Pak adi makin marah dan mengusir paul keluar kelas. Kemudian pak adi mengakhiri pembelajan.


c.   Adegan III
Siang hari di koridor sekolah dani, gomes, mikhael dan adi juga paul berkumpul. Paul bercerita kalau ada surat panggilan orangtua untuk ayah dan ibunya. Dani mencoba untuk mengsupport dan menguatkan paul. Namun adin, gomes dan mikhael tega meminta uangnya yang dipinjam paul selama ini. paul semakin takut bahkan lari. Gomes marah-marah. Dani mencoba menenangkan gomes dan mengajak semuanya untuk pulang.
d.  Adegan IV
Keesokan harinya, Saat di ruang BK berkumpul bu amanda, pak adi, ayah dan ibu paul. Paul kaget sekali ketika tahu bahwa di situ juga ada ayah dan ibunya karena paul merasa tidak memberikan surat itu kepada orang tuanya. Bu amanda dan pak adi menjelaskan bagaimana paul selama ini di sekolah. Ayah dan ibu paul marah-marah mendengarnya. Dengan berat hati bu amanda memberitahukan bahwa paul tidak dapat naik kelas. Mendengar berita itu, ibu paul seketika pingsan. Paul berlari keluar ruangan.
e.  Adegan V
Diluar ruangan BK paul tertahan oleh kehadiran gomes, mikhael, dani dan adin. Paul menangis sambil berkata menyesal. Pak adi dan ibu amanda serta ayah dan ibu paul mengikuti paul yang keluar ruangan. Paul menjelaskan keinginannya selama ini. ibu amanda memberi pengertian bahwa kondisi ini masih dapat diperbaiki. Akhirnya paul menyesal dan berjanji untuk berubah.

Littlre snake pin