PROLOG
Pernah ga sih kamu merasa bosan dengan kehidupan kamu sekarang ini?
Berkhayal seandainya saja dapat menjadi orang lain, di dunia yang
berbeda tanpa ada yang mengenali atau tau siapa diri kita??
Pemikiran itu selalu ada dalam kepalaku. Yah, bisa dibilang aku merasa bosan dengan hidupku yang biasa saja, yang selalu aja dipenuhi dengan rutinitas biasa, dengan orang-orang yang biasa. Keluargaku pun biasa-biasa saja. Orang tua yang bekerja dari pagi hingga malam, adik yang punya kehidupan sendiri dan seekor kucing yang hanya datang menghampiri aku saat perutnya lapar. Hampir sebagian besar waktuku dihabiskan di depan layar computer, bermain game, atau hanya sekadar chatting, dan hanya keluar kamar pada saat makan, kuliah, pertemuan keluarga dan mandi.
Yah, aku selalu berharap agar hari-hari membosankan ini segera
berlalu, jadi salah satu karakter game pasti enak, pikirku sambil
membayangkan betapa enaknya jadi seorang elf atau warrior dalam sebuah
game. Tapi aku ga tau kalau mungkin saja harapanku akan jadi kenyataan.
Udara sejuk dari ac kamar langsung menyergapku saat aku membuka kamar. Segarnya…
Diluar memang cuacanya sedang panas-panasnya. Kamarku ini mang udah kaya oasis di padang gurun. Segera setelah aku melempar tas ke tempat tidur, seperti biasanya, aku langsung menyalakan computer. Sambil nunggu loading, aku berencana mau mandi dulu biar lebih segar lagi.
Tapi saat aku hendak menuju kamar mandi, aku melihat ada icon email masuk di komputerku.
Aneh, pikirku, email kan jarang-jarang aku buka, lagian juga perasaan tadi ga login ke Yahoo Mail deh.
Iseng-iseng aku buka email itu dan aku baca isinya
Hi there,
You have been chosen to experience the one and only demo of the
newest virtual reality game online. Feel the sensation of being inside
of a game
Click here if you have the guts!
Hmmmm..
Nah ini makin aneh aja, virtual reality game online, mungkin kalo orang biasa saja, email aneh kaya ini pasti dah didelete. Tapi aku penasaran. Iseng-iseng aku klik .
Click
Tak berapa lama hape ku berbunyi.
Terdapat sms dari nomor tak dikenal.
“Selamat anda telah setuju untuk mengikuti demo dari Virtual Reality game Online. Ketik Ya untuk melanjutkan atau anda dapat mengabaikan sms ini”
Hah? Kenapa dari email bisa tau nomor hape?? Aneh banget.
Perasaan ku sebenarnya udah mulai curiga, tapi rasa penasaran dan
terkejut yang aq alami, mengalahkan semuanya. Aku lalu membalas sms itu.
YA
Pesan terkirim
Gak berapa lama, hape ku berbunyi lagi. Sms dari nomor yang sama
“Terima kasih anda telah mengikuti Virtual Reality Game Online.
Penjemputan akan dilaksanakan besok pagi pukul 10. Mohon agar tidak
terlambat”
Penjemputan? Apalagi ini, pikirku
Aku mencoba menelepon nomor itu, tapi malah tidak tersambung, aku kirim pesan lagi, malah gagal.
Aku sudah melupakan niatku buat mandi, dan malah duduk depan computer mencari game online yang dimaksud, tapi sama sekali ga ada berita apapun. Aku bahkan nyoba nyari ke forum-forum internet tapi juga ga ada jejak apa-apa.
Apa mungkin itu Cuma ulah iseng kali yah, pikirku
Pasti Cuma ulah iseng, apalagi coba kalau bukan itu.
Aku kembali tidak mempedulikan email dan sms aneh itu dan melanjutkan
kegiatan rutinitas harianku, yaitu chatting dan main game online.
Aku belum tau kejutan yang akan aku terima esok harinya
Suara ketukan eh lebih tepatnya gedoran pintu membangunkan aku yang masih setengah berada di alam mimpi.
“yaa,” aku bangun sambil ngucek-ngucek mata, jalan sempoyongan ke arah pintu kamar.
Begitu aku buka pintu, adikku yang sedang smsan lengkap dengan earphone yang masih menempel ditelinganya langsung buka suara, “ada tamu tuh, mau jemput katanya,” dia lalu pergi persis kaya tukang pos yang udah ngasih surat lalu berangkat ke tujuan selanjutnya.
Aku segera menuju ke ruang tamu, ternyata beneran ada cowo dengan seragam biru bertuliskan VR sedang duduk di kursi tamu.
Begitu melihat aku, dia langsung berdiri, dan belum sempat aku berkata apa-apa, cwo itu sudah tersenyum manis dan bicara duluan, “ saya dari Virtual reality Game Online datang untuk menjemput anda, mohon segera bergegas,”
Dengan tatapan heran aku melihat kearah cwo itu.
“saya harap anda bergegas, kita hanya punya waktu 10 menit dan 12 detik,” kata cwo itu sambil tetap tersenyum.
Aku makin mengerutkan kening, oke, aku yang aneh, ato mang android sudah diciptakan tanpa setahu kita.
“saya ulangi, mohon bergegas karena…”
“oke-oke, “ jawabku. “sebentar”
Aku lalu menuju kamarku, tapi aku sempat melihat ke arah cwo itu, dia kembali duduk dengan pandangan kosong, bahkan minum yang dah dibuatkan pembantuku ga disentuh sama sekali.
Aku mandi dan berganti baju lalu membawa tas yang biasa aku bawa. Kalau mang cwo itu android, pasti ada hal-hal lain yang lebih hebat lagi.
Jangan-jangan aku dijemput oleh kendaraan super canggih, atau minimal motor yang biasa dipakai oleh Kamen Rider gitu, tapi ternyata kendaraan kereta kencanaku Cuma motor sport biasa.
Kami melaju melalui jalanan protocol Jakarta, dan entah kenapa cwo ini sepertinya tau semua jalan-jalan di Jakarta termasuk jalan tikus soalnya kami sama sekali tidak menemui kemacetan yang biasanya ada di setiap sudut Jakarta. Atau mungkin saja karena dia android jadi semua peta jalan dah dimasukin ke dalam otaknya. Sampai akhirnya kami sampai di sebuah bekas bandara yang dirubah jadi arena pameran terbesar di kota ini.
Anehnya, hampir semua motor yang datang mempunyai spesifikasi yang sama. Dan hampir semua pengemudinya mengenakan seragam biru bertuliskan VR, persis seperti konvoi tapi dengan motor yang sama dan warna yang sama pula.
Begitu aku turun dari motor, seorang gadis dengan pandangan yang sama kosongnya dengan cwo tadi, tersenyum menyambutku dan melepas helm dari kepalaku, “selamat datang, silakan masuk ke dalam, kami sudah menunggumu,” Gadis itu lalu menuju ke motor dibelakangku dan mengatakan hal yang sama.
Oke, jadi disini ga cma ada android cwo tpi juga ada android cwe. Jangan-jangan didalam ada alien lagi, pikirku geli.
Aku lalu masuk kedalam gedung, tapi ternyata tidak ada yang mencurigakan, hanya sebuah panggung terdapat di depan, dan lusinan meja pesta beserta kursinya beralaskan taplak meja putih dan terdapat sejenis minuman diatas meja-meja itu. Susunannya mengingatkan aku akan pergelaran pesta Academy Award atau Grammy yang suka ditayangkan di televisi. Didalam gedung terdapat puluhan cwo dan cwe yang bener-bener manusia, karena mereka dengan gembiranya berbicara hingga ruangan menjadi riuh. Dan hampir sebagian besar adalah ABG, sepertinya hanya aku yang sudah dewasa. Aku lalu memilih salah satu meja di pojok dan duduk sambil mendengarkan mp3. Mungkin mang sudah jadi kebiasaan di keluarga kalau kami hidup dengan earphone menempel di telinga.
Ga berapa lama kemudian, ruangan menjadi temaram, dan terdengar suara via pengeras suara yang ada di ruangan tersebut.
“para tamu yang terhormat silakan duduk karena acara akan segera dimulai,”
Orang-orang yang tadi berkerumun, menggosip, dan saling tukar cerita
serta pdkt, langsung menuju meja-meja yang masih kosong. Seorang gadis
remaja dan seorang cwo yang nampaknya dah kuliah ato kerja duduk semeja
denganku. Kami sama-sama saling tersenyum. Yah sekadar formalitas lah.
Di panggung, seorang pria berjalan ke arah podium.
“terima kasih, karena kalian sudah mau datang ke tempat ini dalam pemberitahuan yang singkat. Kalian semua adalah orang-orang terpilih yang mendapat kesempatan langka untuk menguji salah satu produk terbaru kami. Kami yakinkan anda sekalian, bahwa anda akan sangat menikmati permainan ini,” pria itu tersenyum puas, “ sebelum kita memulai demo kita, lebih dulu kita bersulang demi sensasi permainan yang tiada tara” pria itu lalu mengangkat gelas yang ada di podiumnya.
Aku melihat sekelilingku dan hampir semua melakukan hal yang sama. Aku lalu meraih gelas minuman di depanku dan mengangkatnya.
“bersulang”
“Kampai”
Mereka lalu meminum minuman mereka, aku mencoba mencicipi sedikit. Terasa manis seperti sirup. Aku lalu meminum perlahan-lahan. Dan aku mendengar suara pintu dikunci, secara reflek aku melihat ke arah pintu masuk. Pintu itu tertutup, dan satu persatu orang yang ada di dalam ruangan mulai terjatuh pingsan. Aku merasa kepalaku mulai pusing berat aku berusaha bangkit dari dudukku, tapi malah terjatuh ke lantai dan semuanya menjadi gelap.