SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN
Sekolah : SMA Negeri 1 Subah
Kelas : X.1
Semester : 2 / genap
A. Judul/spesifikasi layanan : Upaya mengatasi kecemasan untuk menghadapi masa depan
B. Bidang bimbingan : karier
C. Jenis layanan : Informasi
D. Fungsi layanan : Pemahaman
E. Tujuan layanan :
a. siswa mengerti apa yang dimaksud dengan kecemasan ( nilai rasa ingin tahu )
b. siswa mampu memahami penyebab dan jenis kecemasan ( nilai rasa ingin tahu)
c. siswa mampu mengatasi kecemasan yang ada pada dirinya (nilai disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung-jawab )
F. Materi layanan :
a. pengertian kecemasan
b. penyebab kecemasan
c. gejala dan ciri kecemasan
d. tingkatan-tingkatan kecemasan
e. jenis-jenis kecemasan
f. cara mengatasi kecemasan
G. Tempat penyelenggaraan : Ruang kelas
H. Alokasi waktu : 1x45 menit
I. Metode layanan : tanya jawab, diskusi
J. Kegiatan layanan :
waktu Kegiatan
5 menit a. Salam pembuka
b. Pengemukakan maksud dan tujuan
30 menit a. pengertian kecemasan
b. penyebab kecemasan
c. gejala dan ciri kecemasan
d. tingkatan-tingkatan kecemasan
e. jenis-jenis kecemasan
c. cara mengatasi kecemasan
d. Diskusi kelompok
e. Tanya jawab
10 menit a. Memotivasi siswa
b. Salam penutup
K. Media layanan :
a. Buku
c. LCD proyektor
d. Laptop
e. Power point
f. Papan tulis
g. Alat tulis
L. Penilaian hasil layanan :
a. Proses : mengamati siswa selama mengikuti layanan, mengungkapkan pemahaman siswa atas materi layanan yang telah diberikan
b. hasil : penilaian segera (laiseg), dengan memberikan angket kepada siswa setelah pelayanan
M. Rencana tindak lanjut :
a. Bimbingan kelompok
b. Konseling kelompok
N. Sumber layanan :
a. Nevid, Jeffrey S., Spencer A. Raths, dan Beverly Greene. 2009. Psikologi Abnormal jilid I. Jakarta: Erlangga
b. Http://Www.Oocities.Org/Gkiamb/Kecemasan.Htm
Semarang, 2011
Mengetahui,
Kepala sekolah, perencana kegiatan layanan
NIP NIP
KECEMASAN
Kecemasan, stress, takut, dan perasaan tegang (tension) meski merupakan istilah dengan pengertian yang berbeda satu dengan yang lainnya, tetapi semuanya itu menggambarkan kondisi kejiwaan manusia di jaman seperti sekarang ini, yang penuh dengan berbagai ketidak-pastian. Di antara sekian bentuk persoalan kejiwaan yang terjadi, para pakar kejiwaan sependapat bahwa Kecemasan merupakan salah satu problematika manusia terbesar pada jaman ini.
A. Apa sih kecemasan itu ?
Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik.
Konsep kecemasan memegang peranan yang sangat mendasar dalam teori-teori tentang stres dan penyesuaian diri (Lazarus, 1961). Menurut Post (1978), kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Freud (dalam Arndt, 1974) menggambarkan dan mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan. Menurut Freud, kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya.
Dapat disimpulkan bahwa gangguan kecemasan yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Seseorang dikatakan menderita anxiety disorder apabila kecemasan atau anxietas ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut. salah satunya terganggunya fungsi sosial dalam diri individu.
B. Hal-hal apa saja sih yang bisa memicu kecemasan ?
Beberapa hal yang bisa memicu kecemasan diantaranya:
1. Ancaman, yaitu kesadaran akan adanya ancaman terhadap dirinya baik secara fisik, maupun psikis.
2. Konflik Kemauan, yakni antara kemauan melakukan (approach) dengan kemauan menghindar (avoidance). Approach, memberikan kepuasan yang diharapkan. Sedangkan Avoidance menghasilkan hal-hal yang tidak menyenangkan. Terdapat tiga macam konflik kemauan, yaitu:
a. Konflik akibat Approach-Approach. Konflik ini timbul karena adanya kemauan yang sama-sama menyenangkan, tetapi tidak mungkin dilakukan sekaligus, sehingga menimbulkan kecemasan.
b. Konflik akibat Approach-Avoidance. Kemauan dan ketidak-mauan yang sama kuatnya alasan masing-masing.
c. Konflik akibat Avoidance-Avoidance. Konflik yang ditimbulkan oleh karena dua alternatif yang hasil akhirnya sama-sama tidak diinginkan.
3. Ketakutan, yaitu ketakutan pada sesuatu yang menyebabkan timbulnya kecemasan. Misalnya: takut gagal menimbulkan kecemasan ketika menghadapi ujian, takut ditolak menimbulkan kecemasan di waktu berjumpa dengan orang baru. Bahkan ketakutan tanpa alasan pun dapat menimbulkan kecemasan yang makin lama makin serius.
4. Kebutuhan yang tidak Terpenuhi, sekian banyaknya kebutuhan hidup yang paling mendasar disebutkan oleh berbagai ahli, seperti kebutuhan akan kenikmatan (Freud), kebutuhan akan kuasa (Alfred Adler), kebutuhan akan arti kehidupan ( Victor Frankl), sampai pandangan cukup banyak orang akan kebutuhan mengasihi, dikasihi, dan merasa diri berharga. Dan kala kebutuhan, yang oleh Pdt. Susabda diringkaskan menjadi tiga: security, survival, dan self-fulfilment itu, tidak tercukupi maka akan timbul kecemasan.
5. Keunikan Kepribadian, setiap orang memiliki kepribadian yang unik dalam bersikap hati terhadap realita maupun bukan realita. Ada orang yang tidak tahan menghadapi persoalan kecil lalu timbul kecemasan, tetapi ada tipe orang yang menghadapi tekanan dan konflik hidup yang berat tanpa menimbulkan kecemasan apapun. Beberapa unsur pembentukan kepribadian seringkali menyebabkan besar kecilnya daya tahan terhadap konflik, yaitu:
a. Unsur Psikologis. Setiap orang "belajar" bagaimana ia berreaksi terhadap kesuksesan dan kegagalan. Pengalaman menentukan kadar kecemasan.
b. Unsur Keturunan. Beberapa sikap hati ditentukan oleh unsur genetika/keturunan. Ada kalanya, seseorang lebih sensitif dikarenakan orang tuanya ber-temperamen Sanguin-Melankolis misalnya.
c. Unsur Sosiologis. Keadaan sosial potensial untuk membentuk kecemasan seseorang. Perasaan aman dan puas dalam kehidupan sosial (social life) menentukan besar kecilnya kadar kecemasan. Misalnya: kondisi sosial politik di Indonesia yang tidak menentu seperti sekarang ini (1999) suatu hari kelak akan membentuk manusia Indonesia yang mudah cemas.
d. Unsur Fisiologis. Kondisi kesehatan tubuh menentukan kadar kecemasan. Seseorang yang kurang sehat atau sakit-sakitan akan rentan terhadap perasaan cemas yang berkepanjangan. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang kerap kali cemas akan terganggu kesehatannya.
e. Unsur Teologis. Kadar iman seseorang menentukan kadar kecemasannya. Semakin tinggi imannya, semakin rendah kecemasannya.
C. Apa sajakah gejala orang dikatakan mengalami gangguan kecemasan ?
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.
1. Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal
2. Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
3. Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.
4. Berkeringat secara berlebihan
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor.
5. Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
6. Gangguan tidur
7. Tubuh gemetar
Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
8. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
9. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain)
D. Apa sajakah ciri-ciri orang penderita gangguan kecemasan ?
Ciri-ciri penderita gangguan kecemasan bisa dibedakan menjadi ciri fisik, ciri perilaku, dan ciri kognitif. Yaitu:
1. Ciri Fisik : gelisah, berkeringat, jantung berdegup kencang, ada sensasi tali yang mengikat erat pada kepala, gemetar, sering buang air kecil.
2. Ciri Perilaku : perilaku menghindar, perilaku dependen, gelisah, ketegangan fisik, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, lari dari masalah, mudah terganggu, tidak sabar, tegang, nervus, takut.
3. Ciri Kognitif: merasa tidak bisa mengendalikan semua, merasa ingin melarikan diri dari tempat tersebut, serasa ingin mati, perhatian terganggu, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berpikir, lapang persepsi, kreativitas bingung, sangat waspada, takut pada gambaran visual.
E. Apa saja tingkatan-tingkatan dalam gangguan kecemasan ?
Beberapa teori membagi ansietas kedalam empat tingkat sesuai dengan rentang respon ansietas yaitu :
1. Ansietas ringan. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lapang persepsi meningkat dan individu akan berhati-hati dan waspada. Pada tingkat ini individu terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan pertumbuhan dan ktreativitas.
2. Ansietas sedang. Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
3. Ansietas berat. Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderumng memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan.
4. Ansietas panik. Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
F. Apa saja sih jenis-jenis gangguan kecemasan ?
Jenis jenis gangguan kecemasan diantaranya:
1. Generalized Anxiety Disorder
Ciri-ciri umum sebenarnya sama kayak cemas biasa. Yang beda adalah, penderita generalized anxiety disorder cemasnya terus menerus. Hampir sepanjang hari dia habiskan untuk mencemaskan hal-hal yang sebenarnya nggak perlu. Akibatnya, dia jadi nggak bisa menjalankan hidup dengan normal. Tiap saat otaknya selalu dipenuhi pikiran-pikiran buruk yang bikin dia selalu khawatir.
2. Social Anxiety Disorder
Disebut juga social phobia, orang yang mengidap gangguan ini bakal ngerasa sangat takut kalo harus berinteraksi dengan orang lain. Dia takut dicap buruk oleh orang lain dan dipermalukan di depan umum. Dia lebih memilih menghindar dari lingkungannya.
3. Post-traumatic Stress Disorder
Ini adalah gangguan kecemasan yang muncul gara-gara seseorang baru mengalami sebuah peristiwa yang traumatis.
4. Panic Disorder
Dada berdegup kencang, kepala pusing, mata berkunang-kunang, nafas jadi sesak, dan merasa seperti mau mati atau mau gila. Itu namanya panic attack. Kalo serangan ini terjadi berulang-ulang, namanya panic disorder.
5. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Penderita OCD biasanya ngerasa harus melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas, dan nggak bisa dikontrol. Misalnya, belasan kali mengecek apakah lampu kamar udah dimatikan atau belum. Atau mencuci tangan berkali-kali, dan merapikan semua buku di rak supaya sejajar.
6. Phobia
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada dasarnya.
G. Bagaimana cara mengatasi gangguan kecemasan ?
Cara-cara mengatasi gangguan kecemasan diantaranya:
1. Salah satu cara paling mendasar adalah bagaimana cara kita merespon kondisi yang sedang kita pikirkan (akan terjadi) atau sedang kita benar-benar hadapi (sedang dialami). Semakin tenang kita menghadapinya, semakin tinggi rasa nyaman kita.
2. Penuhi hati dengan keyakinan bahwa kita adalah orang baik. kita adalah disayangi orang banyak. kita kuat. Dengan bukti bahwa kita masih bernafas hingga saat ini, menunjukkan bahwa kita survive (selamat) dengan jalan kehidupan kita selama ini. kita kuat, benar-benar kuat.
3. Tanamkan dalam lubuk hati yang paling dalam bahwa Tuhan Yang Maha Penolong akan menolong kita. Meski kita dalam kondisi seterpuruk atau sehancur apa pun. Yakinlah bahwa Dia akan membantu kita minimal membantu kita tetap hidup.
4. Bila berhubungan dengan perlakuan orang lain terhadap kita, ubah paradigma atau pola pandang kita, ganti dengan lebih baik. Ganti pola gambarnya dengan pola gambar lain yang menyenangkan kita.
5. Beranikan diri untuk bahagia. kebahagiaan adalah hak setiap orang. Jadikan ini sebagai tameng keberanian kita untuk meraih kebahagiaan kita.
6. Cognitive behavior therapy, mengajarkan teknik pernapasan dan teknik relaksasi dan manajemen pemikiran untuk membantu mengendalikan pemikiran dan perilaku cemas.
7. Eye movement desensitization and reprocessing, teknik psikoterapi ini membantu memproses ulang kejadian-kejadian traumatis sehingga penderita dapat menghadapinya secara tenang.
Sumber materi:
Nevid, Jeffrey S., Spencer A. Raths, dan Beverly Greene. 2009. Psikologi Abnormal jilid I. Jakarta: Erlangga
http://d-rora.blogspot.com/2010/05/penyebab.html
http://www.oocities.org/gkiamb/kecemasan.htm
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/16/kecemasan/
http://giovvani.wordpress.com/2010/06/04/ciri-ciri-gangguan-kecemasan/
http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_alphacontent§ion=1&cat=118&task=view&id=48&Itemid=99999999
Kecemasan, stress, takut, dan perasaan tegang (tension) meski merupakan istilah dengan pengertian yang berbeda satu dengan yang lainnya, tetapi semuanya itu menggambarkan kondisi kejiwaan manusia di jaman seperti sekarang ini, yang penuh dengan berbagai ketidak-pastian. Di antara sekian bentuk persoalan kejiwaan yang terjadi, para pakar kejiwaan sependapat bahwa Kecemasan merupakan salah satu problematika manusia terbesar pada jaman ini.
A. Apa sih kecemasan itu ?
Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik.
Konsep kecemasan memegang peranan yang sangat mendasar dalam teori-teori tentang stres dan penyesuaian diri (Lazarus, 1961). Menurut Post (1978), kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Freud (dalam Arndt, 1974) menggambarkan dan mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan. Menurut Freud, kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya.
Dapat disimpulkan bahwa gangguan kecemasan yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Seseorang dikatakan menderita anxiety disorder apabila kecemasan atau anxietas ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut. salah satunya terganggunya fungsi sosial dalam diri individu.
B. Hal-hal apa saja sih yang bisa memicu kecemasan ?
Beberapa hal yang bisa memicu kecemasan diantaranya:
1. Ancaman, yaitu kesadaran akan adanya ancaman terhadap dirinya baik secara fisik, maupun psikis.
2. Konflik Kemauan, yakni antara kemauan melakukan (approach) dengan kemauan menghindar (avoidance). Approach, memberikan kepuasan yang diharapkan. Sedangkan Avoidance menghasilkan hal-hal yang tidak menyenangkan. Terdapat tiga macam konflik kemauan, yaitu:
a. Konflik akibat Approach-Approach. Konflik ini timbul karena adanya kemauan yang sama-sama menyenangkan, tetapi tidak mungkin dilakukan sekaligus, sehingga menimbulkan kecemasan.
b. Konflik akibat Approach-Avoidance. Kemauan dan ketidak-mauan yang sama kuatnya alasan masing-masing.
c. Konflik akibat Avoidance-Avoidance. Konflik yang ditimbulkan oleh karena dua alternatif yang hasil akhirnya sama-sama tidak diinginkan.
3. Ketakutan, yaitu ketakutan pada sesuatu yang menyebabkan timbulnya kecemasan. Misalnya: takut gagal menimbulkan kecemasan ketika menghadapi ujian, takut ditolak menimbulkan kecemasan di waktu berjumpa dengan orang baru. Bahkan ketakutan tanpa alasan pun dapat menimbulkan kecemasan yang makin lama makin serius.
4. Kebutuhan yang tidak Terpenuhi, sekian banyaknya kebutuhan hidup yang paling mendasar disebutkan oleh berbagai ahli, seperti kebutuhan akan kenikmatan (Freud), kebutuhan akan kuasa (Alfred Adler), kebutuhan akan arti kehidupan ( Victor Frankl), sampai pandangan cukup banyak orang akan kebutuhan mengasihi, dikasihi, dan merasa diri berharga. Dan kala kebutuhan, yang oleh Pdt. Susabda diringkaskan menjadi tiga: security, survival, dan self-fulfilment itu, tidak tercukupi maka akan timbul kecemasan.
5. Keunikan Kepribadian, setiap orang memiliki kepribadian yang unik dalam bersikap hati terhadap realita maupun bukan realita. Ada orang yang tidak tahan menghadapi persoalan kecil lalu timbul kecemasan, tetapi ada tipe orang yang menghadapi tekanan dan konflik hidup yang berat tanpa menimbulkan kecemasan apapun. Beberapa unsur pembentukan kepribadian seringkali menyebabkan besar kecilnya daya tahan terhadap konflik, yaitu:
a. Unsur Psikologis. Setiap orang "belajar" bagaimana ia berreaksi terhadap kesuksesan dan kegagalan. Pengalaman menentukan kadar kecemasan.
b. Unsur Keturunan. Beberapa sikap hati ditentukan oleh unsur genetika/keturunan. Ada kalanya, seseorang lebih sensitif dikarenakan orang tuanya ber-temperamen Sanguin-Melankolis misalnya.
c. Unsur Sosiologis. Keadaan sosial potensial untuk membentuk kecemasan seseorang. Perasaan aman dan puas dalam kehidupan sosial (social life) menentukan besar kecilnya kadar kecemasan. Misalnya: kondisi sosial politik di Indonesia yang tidak menentu seperti sekarang ini (1999) suatu hari kelak akan membentuk manusia Indonesia yang mudah cemas.
d. Unsur Fisiologis. Kondisi kesehatan tubuh menentukan kadar kecemasan. Seseorang yang kurang sehat atau sakit-sakitan akan rentan terhadap perasaan cemas yang berkepanjangan. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang kerap kali cemas akan terganggu kesehatannya.
e. Unsur Teologis. Kadar iman seseorang menentukan kadar kecemasannya. Semakin tinggi imannya, semakin rendah kecemasannya.
C. Apa sajakah gejala orang dikatakan mengalami gangguan kecemasan ?
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.
1. Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal
2. Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
3. Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.
4. Berkeringat secara berlebihan
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor.
5. Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
6. Gangguan tidur
7. Tubuh gemetar
Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
8. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
9. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain)
D. Apa sajakah ciri-ciri orang penderita gangguan kecemasan ?
Ciri-ciri penderita gangguan kecemasan bisa dibedakan menjadi ciri fisik, ciri perilaku, dan ciri kognitif. Yaitu:
1. Ciri Fisik : gelisah, berkeringat, jantung berdegup kencang, ada sensasi tali yang mengikat erat pada kepala, gemetar, sering buang air kecil.
2. Ciri Perilaku : perilaku menghindar, perilaku dependen, gelisah, ketegangan fisik, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, lari dari masalah, mudah terganggu, tidak sabar, tegang, nervus, takut.
3. Ciri Kognitif: merasa tidak bisa mengendalikan semua, merasa ingin melarikan diri dari tempat tersebut, serasa ingin mati, perhatian terganggu, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berpikir, lapang persepsi, kreativitas bingung, sangat waspada, takut pada gambaran visual.
E. Apa saja tingkatan-tingkatan dalam gangguan kecemasan ?
Beberapa teori membagi ansietas kedalam empat tingkat sesuai dengan rentang respon ansietas yaitu :
1. Ansietas ringan. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lapang persepsi meningkat dan individu akan berhati-hati dan waspada. Pada tingkat ini individu terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan pertumbuhan dan ktreativitas.
2. Ansietas sedang. Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
3. Ansietas berat. Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderumng memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan.
4. Ansietas panik. Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
F. Apa saja sih jenis-jenis gangguan kecemasan ?
Jenis jenis gangguan kecemasan diantaranya:
1. Generalized Anxiety Disorder
Ciri-ciri umum sebenarnya sama kayak cemas biasa. Yang beda adalah, penderita generalized anxiety disorder cemasnya terus menerus. Hampir sepanjang hari dia habiskan untuk mencemaskan hal-hal yang sebenarnya nggak perlu. Akibatnya, dia jadi nggak bisa menjalankan hidup dengan normal. Tiap saat otaknya selalu dipenuhi pikiran-pikiran buruk yang bikin dia selalu khawatir.
2. Social Anxiety Disorder
Disebut juga social phobia, orang yang mengidap gangguan ini bakal ngerasa sangat takut kalo harus berinteraksi dengan orang lain. Dia takut dicap buruk oleh orang lain dan dipermalukan di depan umum. Dia lebih memilih menghindar dari lingkungannya.
3. Post-traumatic Stress Disorder
Ini adalah gangguan kecemasan yang muncul gara-gara seseorang baru mengalami sebuah peristiwa yang traumatis.
4. Panic Disorder
Dada berdegup kencang, kepala pusing, mata berkunang-kunang, nafas jadi sesak, dan merasa seperti mau mati atau mau gila. Itu namanya panic attack. Kalo serangan ini terjadi berulang-ulang, namanya panic disorder.
5. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Penderita OCD biasanya ngerasa harus melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas, dan nggak bisa dikontrol. Misalnya, belasan kali mengecek apakah lampu kamar udah dimatikan atau belum. Atau mencuci tangan berkali-kali, dan merapikan semua buku di rak supaya sejajar.
6. Phobia
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada dasarnya.
G. Bagaimana cara mengatasi gangguan kecemasan ?
Cara-cara mengatasi gangguan kecemasan diantaranya:
1. Salah satu cara paling mendasar adalah bagaimana cara kita merespon kondisi yang sedang kita pikirkan (akan terjadi) atau sedang kita benar-benar hadapi (sedang dialami). Semakin tenang kita menghadapinya, semakin tinggi rasa nyaman kita.
2. Penuhi hati dengan keyakinan bahwa kita adalah orang baik. kita adalah disayangi orang banyak. kita kuat. Dengan bukti bahwa kita masih bernafas hingga saat ini, menunjukkan bahwa kita survive (selamat) dengan jalan kehidupan kita selama ini. kita kuat, benar-benar kuat.
3. Tanamkan dalam lubuk hati yang paling dalam bahwa Tuhan Yang Maha Penolong akan menolong kita. Meski kita dalam kondisi seterpuruk atau sehancur apa pun. Yakinlah bahwa Dia akan membantu kita minimal membantu kita tetap hidup.
4. Bila berhubungan dengan perlakuan orang lain terhadap kita, ubah paradigma atau pola pandang kita, ganti dengan lebih baik. Ganti pola gambarnya dengan pola gambar lain yang menyenangkan kita.
5. Beranikan diri untuk bahagia. kebahagiaan adalah hak setiap orang. Jadikan ini sebagai tameng keberanian kita untuk meraih kebahagiaan kita.
6. Cognitive behavior therapy, mengajarkan teknik pernapasan dan teknik relaksasi dan manajemen pemikiran untuk membantu mengendalikan pemikiran dan perilaku cemas.
7. Eye movement desensitization and reprocessing, teknik psikoterapi ini membantu memproses ulang kejadian-kejadian traumatis sehingga penderita dapat menghadapinya secara tenang.
Sumber materi:
Nevid, Jeffrey S., Spencer A. Raths, dan Beverly Greene. 2009. Psikologi Abnormal jilid I. Jakarta: Erlangga
http://d-rora.blogspot.com/2010/05/penyebab.html
http://www.oocities.org/gkiamb/kecemasan.htm
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/16/kecemasan/
http://giovvani.wordpress.com/2010/06/04/ciri-ciri-gangguan-kecemasan/
http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_alphacontent§ion=1&cat=118&task=view&id=48&Itemid=99999999