Senin, 09 Januari 2012

SATLAN-Tiga gaya belajar


SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

Sekolah    :    MTS Al Islam Gunung Pati Semarang
Kelas    :    VII
Semester    :    2 / genap


A.    Judul/spesifikasi layanan    : Tiga gaya belajar
B.    Bidang bimbingan    : Belajar
C.    Jenis layanan        : Penguasaan konten
D.    Fungsi layanan        : Pengembangan
E.    Tujuan layanan        : siswa mampu menerapkan gaya-gaya belajar yang paling
sesuai dengan dirinya dalam kegiatan belajar baik di rumah maupun di sekolah (nilai kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung-jawab)
F.    Materi layanan        : gaya-gaya belajar
G.    Tempat penyelenggaraan    : Ruang kelas
H.    Alokasi waktu        : 1x40 menit
I.    Metode layanan        : tanya jawab, diskusi
J.    Kegiatan layanan        :
waktu    Kegiatan
5 menit    a.    Salam pembuka
b.    Pengemukakan maksud dan tujuan
30 menit    a.    Tiga gaya belajar
c.    Diskusi kelompok
d.    Tanya jawab
5 menit    a.    Memotivasi siswa
b.    Salam penutup

K.    Media layanan        :
a.    Buku
c.    Papan tulis
d.    Alat tulis

L.    Penilaian hasil layanan    :
a.    Proses    : mengamati siswa selama mengikuti layanan, mengungkapkan pemahaman siswa atas materi layanan yang telah diberikan
b.    hasil     : penilaian segera (laiseg), dengan memberikan angket kepada siswa setelah pelayanan
M.    Rencana tindak lanjut    :
a.    Bimbingan kelompok
b.    Konseling kelompok
N.    Sumber layanan        :
a.    Syah, Muhhibbin. 2003. Psikologi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
b.    Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan konseling studi dan karir. Jogjakarta: CV Andi Offset
c.    http://www.psb-psma.org/content/blog/gaya-belajar-anda-visual-auditori-atau-kinestetik
d.    http://faculty.petra.ac.id/ido/artikel/memahami_gaya_belajar.htm



Semarang,             2011

Mengetahui,
Kepala sekolah,                perencana kegiatan layanan



   
NIP    NIP


TIGA GAYA BELAJAR

Lain ladang, lain ikannya. Lain orang, lain pula gaya belajarnya. Pepatah di atas memang pas untuk menjelaskan fenomena bahwa tak semua orang punya gaya belajar yang sama. Pun bila mereka bersekolah di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama.
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Tapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut.
Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
Apa pun cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagia setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Karenanya, jika kita bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar setiap orang itu, mungkin akan lebih mudah bagi kita jika suatu ketika, misalnya, kita harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya.
Tentu saja, sebelum kita sendiri mengajarkannya pada orang lain, langkah terbaik adalah mengenali gaya belajar kita sendiri. Pertimbangan ini yang seringkali kita lupakan. Dengan kata lain, kita sendiri harus merasakan pengalaman mendapatkan gaya belajar yang tepat bagi diri sendiri, sebelum menularkannya pada orang lain. Ada banyak alasan dan keuntungan yang bisa kita dapatkan bila kita mampu memahami ragam gaya belajar, termasuk gaya kita sendiri.
Kalangan tua, biasanya menyerap banyak pengetahuan tentang gaya belajar, berdasarkan pengalaman yang telah mereka lewati. Misalnya, mereka pernah bekerja, menjalani latihan militer, mendidik dan membimbing anak, dan sebagainya. Rangkaian pengalaman yang mereka lewati itu, sesungguhnya, adalah bagian dari cara mereka mendapatkan pelajaran berarti yang mungkin bisa kita serap untuk melihat seperti apa sebetulnya gaya belajar yang tepat bagi kita. Apa pun gaya yang akan kita pilih dan ikuti, hal terpenting yang tak boleh dilupakan: lakukan apa yang memang akan bermanfaat bagi Anda.
Ada beberapa tipe gaya belajar yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti bila memang kita merasa cocok dengan gaya itu. Gaya-gaya belajar tersebut yaitu:
1.    Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Ciri-ciri gaya belajar visual :
a.    Bicara agak cepat.
b.    Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi.
c.    Tidak mudah terganggu oleh keributan.
d.    Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar.
e.    Lebih suka membaca dari pada dibacakan.
f.    Pembaca cepat dan tekun.
g.    Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata.
h.    Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato.
i.    Lebih suka musik dari pada seni
j.    Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
a.    Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
b.    Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
c.    Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
d.    Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
e.    Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2.    Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang-sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
a.    Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri.
b.    Penampilan rapi.
c.    Mudah terganggu oleh keributan.
d.    Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat.
e.    Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
f.    Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca.
g.    Biasanya ia pembicara yang fasih.
h.    Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
i.    Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
j.    Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual.
k.    Berbicara dalam irama yang terpola.
l.    Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
a.    Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
b.    Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
c.    Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
d.    Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
e.    Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
3.    Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
a.    Berbicara perlahan.
b.    Penampilan rapi.
c.    Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan.
d.    Belajar melalui memanipulasi dan praktek.
e.    Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
f.    Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.
g.    Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.
h.    Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.
i.    Menyukai permainan yang menyibukkan.
j.    Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu.
k.    Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
a.    Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
b.    Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
c.    Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
d.    Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
e.    Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Bagaimana dengan gaya belajar Anda?

Sumber materi :
Syah, Muhhibbin. 2003. Psikologi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan konseling studi dan karir. Jogjakarta: CV Andi Offset
http://www.psb-psma.org/content/blog/gaya-belajar-anda-visual-auditori-atau-kinestetik
http://faculty.petra.ac.id/ido/artikel/memahami_gaya_belajar.htm
         
               






Littlre snake pin