Senin, 09 Januari 2012

SATLAN-Merencanakan target hasil belajar secara periodik


SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

Sekolah    :    MTS Al Islam Gunung Pati Semarang
Kelas    :    VII
Semester    :    2 / genap


A.    Judul/spesifikasi layanan    : Merencanakan target hasil belajar secara periodik
B.    Bidang bimbingan    : Belajar
C.    Jenis layanan        : Penguasaan konten
D.    Fungsi layanan        : Pemahaman dan pengembangan
E.    Tujuan layanan        : Siswa mampu merencanakan dan menyusuntarget hasil belajar
secara periodik dan mandiri ( nilai disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, tanggung-jawab )
F.    Materi layanan        : Perencanaan hasil belajar secara periodik
G.    Tempat penyelenggaraan    : Ruang kelas
H.    Alokasi waktu        : 1x40 menit
I.    Metode layanan        : tanya jawab, diskusi
J.    Kegiatan layanan        :
waktu    Kegiatan
5 menit    a.    Salam pembuka
b.    Pengemukakan maksud dan tujuan
30 menit    a.    Perencanaan target hasil belajar secara periodik
c.    Diskusi kelompok
d.    Tanya jawab
5 menit    a.    Memotivasi siswa
b.    Salam penutup

K.    Media layanan        :
a.    Buku
c.    Papan tulis
d.    Alat tulis

L.    Penilaian hasil layanan    :
a.    Proses    : mengamati siswa selama mengikuti layanan, mengungkapkan pemahaman siswa atas materi layanan yang telah diberikan
b.    hasil     : penilaian segera (laiseg), dengan memberikan angket kepada siswa setelah pelayanan
M.    Rencana tindak lanjut    :
a.    Bimbingan kelompok
b.    Konseling kelompok
N.    Sumber layanan        :
a.    Syah, Muhhibbin. 2003. Psikologi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
b.    Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan konseling studi dan karir. Jogjakarta: CV Andi Offset
c.    Http://Kus1978.Wordpress.Com/2009/06/27/Bimbingan-Karir-Sebagai-Upaya-Membantu-Kesiapan-Siswa-Dalam-Memasuki-Dunia-Kerja/
d.    Http://www.bkkarirsmk.com/index.php?option=com_content&view=article&id=72:memilih-suatu-pekerjaan&catid=35:pengetahuan&Itemid=62
e.    Http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/28/nilai-dan-proses-sebagai-target-acuan/




Semarang,             2011

Mengetahui,
Kepala sekolah,                perencana kegiatan layanan



   
NIP    NIP


MERENCANAKAN TARGET HASIL BELAJAR SECARA PERIODIK

Tidak ada siswa yang sedih mendapatkan nilai 100 sempurna. Tidak ada orangtua yang merasa sedih jikalau anaknya ranking 1 di kelas. Tidak ada yang tidak bangga mendapatkan nilai sempurna. Tidak ada mahasiswa yang tidak senang mendapatkan nilai A Perfect. Tidak ada mahasiswa yang tidak bahagia mendapat pujian dari sang dosen karena keberhasilannya mendapat nilai sempurna. Tidak ada dosen yang sedih jikalau mahasiswa didikannya mendapat nilai sempurna.
Hal yang wajib digarisbawahi adalah bagaimana kedudukan ‘nilai’ yang diperoleh oleh siswa/mahasiswa itu? Seberapa besar makna ‘nilai’ bagi siswa/mahasiswa itu? Seberapa besar pentingnya ‘nilai’ sempurna bagi guru/dosen yang telah mengajar ilmu? Berapa ‘nilai’ yang harus ditargetkan agar sempurna?
Nilai berwujud angka maupun huruf adalah penilaian umum dalam hal akademik. Wajar saat guru/dosen mengatakan kepada siswa/mahasiswanya bahwa untuk mendapatkan nilai sempurna ya nilai itu harus ber-angka 100 ataupun A dalam huruf.  Tidak salah sang guru/dosen berkata hal itu yang tentunya sangat mengharapkan anak-anak didikannya mendapatkan kesempurnaan nilai.
Namun, kesempurnaan nilai belumlah tanda titik masih koma dilanjutkan bahwa kedudukan nilai sempurna yang ditargetkan oleh guru/dosen dapat memicu beragam masalah yang ada pada diri siswa/mahasiswa. Tatkala sang guru berkata, ‘Kalian barulah sempurna saat mendapatkan nilai 100. Kejarlah nilai 100″ ataupun saat dosen berkata, “Targetkan nilai A karena nilai A mencapai kesempurnaan. Usahakan mendapat nilai A, kejarlah nilai A”.
Respon siswa/mahasiswa terkait hal yang telah disampaikan guru/dosen itu dapat menjadi motivasi, ada juga yang tidak peduli seakan-akan angin lalu hingga menjadi dilema bagi sang siswa/mahasiswa itu. Yang memiliki target A sebagai motivasi tentu berjuang dan otaknya dipenuhi target untuk mendapatkan nilai sempurna itu. Yang merasa perkataan sang guru/dosen tidak penting hanya menganggukan kepala dan masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Yang menjadi masalah ini adalah bagaimana ‘nilai’ membuat siswa/mahasiswa dilema?
Ada 2 tipe pengajar/pendidik; tipe pertama adalah pengajar/pendidik yang sangat mengejar akan hasil atau nilai akhir. Tipe kedua adalah seorang pengajar/pendidik yang mementingkan proses belajar untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Antara tipe pertama dan kedua tentu jika bertemu keduanya akan bertentangan…
Bagi tipe pertama seluruh hasil akhir yang dicapai adalah target nilai sesungguhnya. Namun, bagi tipe kedua, argumentasi tipe pertama belum cukup memuaskan sehingga harus ditambahkan bahwa hasil atau nilai akhir yang diperoleh dilihat dari bagaimana proses kesungguhan siswa belajar, jikalau sang siswa telah belajar sungguh-sungguh dan jujur dalam melaksanakan pekerjaannya tapi hasilnya masih belum cukup memuaskan itulah bukti dari kemampuan ia sebenarnya. Hasil yang belum cukup memuaskan itulah yang seharusnya menjadi kebanggaan siswa.
Hal yang perlu diingat bagi tipe pertama yakni dalam target hasil sang siswa lama-lama melakukan segala cara untuk mendapatkan target nilai itu sehingga lebih cenderung mengarah melakukan contekan, nge-bet, internetan ataupun bertanya pada teman. Mendapatkan nilai tinggi tapi melakukan hal tersebut pantaskah bangga??Mendapatkan nilai dengan cara tidak jujur itu dan dipuji banyak orang apakah pantas menerimanya??Sama sekali tidak pantas dan hanya kedok saja.
Seperti perkataan salah satu Dosen Filsafat Universitas Indonesia, Pak Ganang Dwi Kartika bahwa “saya tidak akan menjatuhkan mahasiswa dalam hal nilai, proses kesungguhan belajar, kritik yang diberikan kepada mahasiswa untuk merevisi tugas agar mendapatkan hasil yang maksimal itulah yang diutamakan”.
Untuk itu janganlah  mengejar nilai maksimal tapi ikhtiar mencapai hasil maksimal yang wajib diutamakan. Kerja keras, pantang menyerah dan kejujuran merupakan nilai yang sangat penting mencapai kemajuan dalam belajar.



Sumber materi;
Syah, Muhhibbin. 2003. Psikologi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan konseling studi dan karir. Jogjakarta: CV Andi Offset
Http://Kus1978.Wordpress.Com/2009/06/27/Bimbingan-Karir-Sebagai-Upaya-Membantu-Kesiapan-Siswa-Dalam-Memasuki-Dunia-Kerja/
Http://www.bkkarirsmk.com/index.php?option=com_content&view=article&id=72:memilih-suatu-pekerjaan&catid=35:pengetahuan&Itemid=62
http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/28/nilai-dan-proses-sebagai-target-acuan/


Littlre snake pin