BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengumpulkan informasi diperlukan bebarapa instrument, salah satunya melalui wawancara konseling. Wawanca konseling mungkin merupakan wawancara yang paling sensitif dari seluruh bentuk wawancara. Wawancara konseling tidak akan terjadi kecuali bila ada seseorang yang merasa tidak mampu menangani sendiri problemnya dan memerlukan bantuan orang lain atau konselor yang menentukan sesi-sesi konseling yang dibutuhkan. Masalah yang dihadapi mungkin saja bersifat sangat pribadi misalnya persoalan-persoalan keuangan, seks, stabilitas emosional, kesehatan fisik, pernikahan, moral, gaya kerja atau duka cita atas kematian teman dan anggota keluarga. Konseling merupakan proses membantu seseorang untuk memperoleh pemahaman tentang masalahnya serta menemukan jalan untuk menanggulanginya. Tujuan utama konseling adalah menolong individu untuk mengerti, menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan sikap dan hubungan dengan orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian wawancara konseling?
2. Bagaimana proses wawancara konseling?
3. Apa kelemahan dan kelebihan wawancara konseling?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian wawancara konseling
2. untuk mendiskripsikan proses wawancara konseling
3. untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan wawancara konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN WAWANCARA KONSELING
1. Pengertian Wawancara
Menurut beberapa ahli, wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I. Djumhur dan Muh.Surya, 1981:50), sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi (2000:159) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab antar interviewer (penanya) dengan interviewee (responden), atau dengan kata lain dalam wawancara terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
a. Pertemuan tatap muka (face to face)
b. Cara yang dipergunakan dalam wawancara adalah cara lisan
c. Pertemuan tatap muka itu mempunyai tujuan tertentu
Berdasarkan pengertian di atas, pengertian wawancara secara umum mengandung beberapa aspek atau unsur-unsur antara lain:
a. Proses tanya jawab (percakapan)
b. Melibatkan dua pihak (interviewer dan interviewee)
c. Komunikasi verbal dan non verbal
d. Informasi
Jadi dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan proses tanya jawab (percakapan) antara interviewer dan interviewee untuk mendapatkan suatu informasi yang dilakukan melalui komunikasi verbal dan didukung oleh komunikasi non verbal, yang mempunyai tujuan antara lain:
a. Pengumpulan data
b. Penyampaian informasi
c. Penempatan
2. Pengertian Konseling
Pengertian konseling, menurut I. Djumhur dan Moh. Surya. (1975: 29) konseling adalah salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan yaitu dengan memberikan bantuan secara individual. Prayitno dan Erman Amti (2004:105) konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Dari hasil analisa unsur-unsur penting pengertian konseling menurut beberapa ahli, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa di dalam proses konseling terdapat unsur-unsur pokok yaitu:
a. Bantuan
b. Konselor dan klien
c. Mempunyai tujuan (memecahkan masalah)
d. Wawancara / interview (tatap muka)
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan dari konselor kepada klien yang dilakukan melalui wawancara konseling untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien.
3. Pengertian Wawancara Konseling
Menurut pengertian wawancara dan konseling di atas, dapat disimpulkan bahwa wawancara konseling merupakan suatu proses tanya jawab yang dilakukan oleh konselor dengan klien melalui komunikasi verbal dan didukung oleh komunikasi non verbal untuk membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi.
B. MACAM-MACAM WAWANCARA KONSELING
1. Wawancara Model Trait Factor Counseling
· Wawancara ini membahas tentang permasalahan bakat, minat, dan kemampuan diri yang sesuai, dan nantinya dapat diterapkan dalam pekerjaan. Langkah kerja:
a. Membangun hubungan pribadi
b. Mendengarkan dengan perhatian, ungkapan, pikiran, dan perasaan
c. Mengadakan analisis kasus
d. Membantu mengintegrasikan semua data
e. Mengakhiri hubungan pribadi dengan konseling
2. Wawancara Model Pelaksanaan Konseling Behavioristik
· Wawancara ini membahas tentang masalah yang berhubungan dengan lingkungan atau pengalaman yang mempengaruhi tingkah laku. Langkah kerja:
a. Membangun hubungan pribadi
b. Mendengarkan dengan perhatian
c. Menganalisis kasus
d. Membantu menentukan penyelesaian yang memuaskan
e. Mengakhiri hubungan pribadi dengan konseling
3. Wawancara Model Pelaksanaan Rational-Emotive Therapy
· Wawancara ini membahas tentang permasalahan yang irasional sehingga menjadi rasional. Langkah kerja:
a. Membangun hubungan pribadi
b. Mendengarkan dengan perhatian
c. Menganalisis kasus
d. Membantu untuk menemukan jalan keluar dari masalah
e. Mengakhiri hubungan pribadi dengan konseling
4. Wawancara Model Pelaksanaan Konseling untuk Penyesuaian Diri
· Wawancara ini membahas tentang permasalahan penyesuaian diri. Langkah kerja:
a. Membangun hubungan pribadi
b. Mendengarkan dengan perhatian
c. Menganalisis kasus
d. Membantu menemukan sikap dan tindakan yang tepat supaya masalahnya dapat terselesaikan
e. Mengakhiri hubungan pribadi dengan konseling
5. Wawancara Model Pelaksaanaan Konseling untuk Membuat Pilihan
· Wawancara ini membahas tentang permasalahan dalam membuat pilihan tetapi bukan pilihan program studi atau pekerjaan. Langkah kerja:
a. Membangun hubungan pribadi
b. Mendengarkan dengan perhatian
c. Menganalisis kasus
d. Membantu untuk menerapkan bagi dirinya sendiri apa yang diharapkan dan kemudian membantu menentukan pilihan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan
e. Mengakhiri hubungan pribadi dengan konseling
C. PROSES WAWANCARA KONSELING
1. Pembukaan
Diletakan dasar bagi pengembangan hubungan antar pribadi (walking relationship) yang baik,yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara konseling.
Hal- hal yang dilakukan konselor:
a. Membangun hubungan pribadi antara konselor dan konseli
b. Menyambut kedatangan konseli dengan sikap ramah.
c. Mengajak berbasa – basi sebentar.
d. Menjelaskan kekhususan dari wawancara konseling.
e. Mempersilahkan konseli untuk mengemukakan hal yang ingin dibicarakan.
2. Penjelasan masalah
Konseling mengemukakan pikiran dan perassaan yang berkaitan dengan hal yang ingin dibicarakan.
Hal yang perlu dilakukan konselor:
a. Menerima ungkapan konseli apa adanya serta mendengarkan dengan penuh perhatian.
b. Menentukan jenis masalah dan pendekatan konseling yang sebaiknya diambil.
3. Penggalian Latar Belakang Masalah
Karena dalam proses kedua, konseling belum menyajikan gambaran lengkap mengenai kedudukan massalah, diperlukan penjelasan, ungkapan, pikiran, perasaan yang lebih mendetail dan mendalam supaya kedudukan masalah menjadi lebih jelas. Hal yang perlu dilakukan konselor adalah menganalisis kasus sesuai dengan pendekatan konseling yang disiplin.
4. Menyelesaikan Masalah
Dalam fase analisis kasus di atas, konselor dan konseli membahas bagaimana mengatasi masalah. Konseli ikut berpikir, memandang dan mempertimbangkan. Hal yang perlu dilakukan konselor adalah berusaha agar dalam diri konseli terdapat p[erubahan dalam sikap dan pandangan, juga merencanakan tindakan konkret untuk dilaksanakan sesudah proses konseling selesai.
5. Penutup
Bilamana konseli telah merasa mantap tentang penyelesaian masalah yang ditemukan bersama dengan konselor, maka proses konseling berakhir.
Biasanya konselor mengambil inisiatif dalam memulai proses penutup ini yaitu
a. Memberikan ringkasan jalannya pembicaraan
b. Menegaskan kembali ketentuan atau putusan yang diambil
c. Memberikan semangat
d. Menawarkan bantuan jika kelak timbul persoalan baru
e. Berpisah dengan konseli.
D. TUJUAN WAWANCARA
Dalam dunia bimbingan ,wawancara banyak digunakan.wawancara dapat mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Mengumpulkan data.
2. Menciptakan hubungan.
3. Pemberian pertolongan.
Biasanya dalam bimbingan yang menjadi tujuan akhir ialah pemberian pertolongan,sedangkan tujuan pengumpulan data dan menciptakan hubungan merupakan tujuan sementara yang memungkinkan keberhasilan langkah berikutnya dalam proses pertolongan, atau seterusnya pencapaian tujuan akhir pertolongan.
E. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN WAWANCARA KONSELING
Wawancara konseling mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu sebagai berikut:
1. Keunggulan tehnik wawancara konseling:
a. Wawancara merupakan tehnik yang tepat untuk mengumngkapkan keadaan pribadi.
b. Dapat dilaksanakan setiap individu, setiap umur
c. Tidak dibatasi oleh kemamapuan membaca atau menulisd individu
d. Dapat diadakan serempak dengan observasi dalam konseling.
e. Mempunyai kemungkinan masuknya data lebih banyak dan lebih tepat.
2. Kelemahan teknik wawancara
a. Wawancara terlalu banyak memakan waktu dan mungkin pula tenaga dan biaya.
b. Sanata tergantung kepada individu yang akan diwawancarai.
c. Situasi wawaancara sangat mudah teerpengaruh oleh alam sekitar.
d. Menuntut keterampilan dan penguasaan bahasa yang baik dari pembimbing.
e. Adanya pengaruh - pengruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawanrcara.
BAB III
PENUTUP
Wawancara konseling merupakan suatu proses tanya jawab yang dilakukan oleh konselor dengan klien melalui komunikasi verbal dan didukung oleh komunikasi non verbal untuk membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi.
Wawancara konsling dibagi menjadi 5 macam, yaitu:
1. Wawancara Model Trait Factor Counseling
2. Wawancara Model Pelaksanaan Konseling Behavioristik
3. Wawancara Model Pelaksanaan Rational-Emotive Therapy
4. Wawancara Model Pelaksanaan Konseling untuk Penyesuaian Diri
5. Wawancara Model Pelaksaanaan Konseling untuk Membuat Pilihan
Dalam proses wawancara konseling terdiri dari pembukaan, penjelassan masalah, penggalian latar belakang, penyelesaian masalah, dan penutup. Sedangkan tujuan wawancara konsleing terdiri dari 3 macam, yaitu pengumpulan data, penciptaan hubungan, dan pemberian pertolongan.
DAFTAR PUSTAKA
Djumhur, I dan Moh. Surya. 1981. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Walgito, Bimo. 1989. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset.
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.