Kamis, 19 Mei 2011

METODE-METODE PENANGANAN


A.      Psikoterapi
Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dengan terapis yang menyertakan prinsip-prinsip psokologis untuk melakukan perubahan pada perilaku, pikiran, dan perasaan klien, dengan tujuan untuk membantu klien mengatasi perilaku abnormal, memecahkan masalah dalam kehidupan, atau berkembang sebagai individu.
Ciri-ciri psikoterapi adalah sebagai berikut :
1.       Interaksi yang sistematis.
2.       Prinsip  psikologis.
3.       Perilaku, pemikiran, dan perasaan.
4.       Perilaku abnormal, pemecahan masalah, dan pertumbuhan pribadi.
Psikoterapi juga memiliki cirri-ciri lain. Salah satunya, psikoterapi melibatkan interaksi verbal. Psikoterapi adalah terapi berbicara, bentuk pertukaran antara klien dan terapis yang melibatkan pembicaraan atau percakapan. Cirri umum lainnya dari psikoterapi adalah menanamkan pada klien harapan akan kemajuan. Pada umumnya klien memasuki terapi dengan harapan untuk menerima bantuan dalam mengatasi masalah. Cirri umum dari psikoterapi yang tidak spesifik pada satu bentuk terapi, seperti dukungan terhadap harapan dan adanya empati dan perhatian dari terapis, sering disebut sebagai  factor-faktor penanganan yang tidak spesifik. Factor-faktor ini dapat memiliki keuntungan terapeutik sebagai tambahan dari keuntungan spesifik dari bentuk-bentuk terapi tertentu.

B.      Terapi psikodinamika
Sigmund Freud merupakan perumus teori pertama yang mengembangkan model psikologis dari perilaku abnormal. Beliau juga pertama kali mengembangkan model pskoterapi yang disebutnya psikoanalisis, untuk membantu oang-orang yang menerita akibat gangguan psikolois. Psikoanalisis merupakan teori psikodinamika yang pertama. Terapi psikodinamika membantu idividu untuk memperoleh insight mengenai, dan mengatasi konflik bawah sadar yang dipercaya merupakan akar dari perilaku abnormal. Freud merangkum tujuan dari psikoanalisis dengan mengatakan dimana ada id, seharusnya disitu juga ada ego. Tujuannya lebih pada menggantikan perilaku defensive dengan perilaku adaptif. Dengan demikian, klien dapat menemukan kepuasan tanpa memperoleh hukuman social atau menghukum diri sendiri.
Metode utama yang digunakan Freud untuk mencapai tujuan ini adalah Asosiasi bebas, analisis mimpi, dan analisis hubungan  transference.
1.       Analisis bebas
Analisis bebas merupakan proses pengungkapan tanpa sensor dari pikiran-pikiran segera setelah pikiran masuk kebenak kita. Asosiasi bebas dipercaya secara bertahap akan menghancurkan pertahanan yang menghambat kesadaran tentang proses bawah sadar. Klien diminta untuk tidak menyaring aau menyensor pikiran, tetapi membiarkan pikiran mereka mengembara secara bebas. Psikoanalisis tidak meyakini bahwa proses asosiasi bebas benar-benar bebas. Meski asosiasi bebas dimulai dengan pembicaraan ringan, kompuls untuk mengungkapkan akhirnya mengarahkan klien untuk menyinkap materi yang lebih berarti.

2.       Analisis mimpi
Selama tidur, pertahanan ego melemah dan impuls yang tidak dapat diterima menemukan ekspresinya dalam mimpi. Karena pertahanan tidak seluruhnya dihapuskan, impuls mengambil bentuk yang disamarkan atau disimbolisasikan. Dalam teori psikoanalitik, mimpi memiliki dua tingkatan muatan, yaitu :
·         Muatan manifes
·         Muatan laten
Meskipun mimpi memiliki arti psikologis, seperti yang diyakini oleh Freud, masih belum ada acara independen untuk menentukan arti dari mimpi.

3.       Transference
Proses analisis dan penanganan hubungan transference dianggap komponen penting dalampsikoanaliss. Freud percaya bahwa hubungan transference memberikan alat untuk menghidupkan kembali koflik-konflik dengan orang tua pada masa kanak-kanak. Freud menyebut proses ini sebagai neurosis transference.  Neurosis ini harus dianalisis dan ditangani dengan berhasil agar klien dapat berhasil dalam psikoanalisis.

Pendekatan psikodinamika modern
Meski psikoanalis terus mempraktikkan psikoanalsis traadisonal, bentuk yang lebih singkat dan kurang intensif telah muncul.pendekatan yang lebih baru ini sering disebug “ psikoterapi psikoanalitik “, “terapi yang berorientasi psikoanalitik “, atau “ terapi psikodinamika “.mereka dapat menjangkau klien-klien yang mencari bentuk penanganan yang lebih singkat dan lebih murah.
Sejumlah terapi psikodinamika modern lebih berfokus pada peran ego dan bukan pada peran id. Terapis yang mengadopsi pandangan ini percaya bahwa Freud terlalu menekankan pada impuls seksual dan agresif dan kurang menekankan pentingnya ego.

C.      Terapi perilaku
Terapi perilaku merupakan aplkasi sistematis dari prinsip-prinsip belajar untuk menangani gangguan psikologis. Karena fokusnya pada perubahan perilaku, bukan perubahan kepribadian atau menggali masa lalu secara mendalam, terapi perilaku relative singkat, berlangsung umumnya dari beberapa minggu sampai bulan. Terapi perilaku seperti terapi lainnya, mencoba mengembangkan hubungan terapeutik yang hangat dengan klien, tetapi mereka percaya bahwa kemampuan khusus dari terapi perilaku berasal dari teknik-teknik yang berbasis pembelajaran, bukan dari sifat hubungan terapeutik.
Terapis perilaku juga menggunakan teknik-teknik yang didasarkan pada penggunaan hadiah atau hukuman secara sistematis, untuk membentuk perilaku yang diharapkan. Teknk lain dari terapi perilaku mencakup aversive conditioning, pelatihan keterampilan social, dan teknik self-control.


D.      Terapi humanistic
Terapi humanistic berfokus pada pengalaman klien yang subjektif dan disadari. Seperti terapis perilaku, terapis humanistik juga lebih berfokus pada apa yang dialami klien pada saat ini, disini dan sekarang, daripada masa lalu. Tapi, ada juga persamaan antara terapis psikodinamika dan terapis humanistik, keduanya mengasumsikan bahwa masa lalu mempengaruhi perilaku dan perasaan pada masa kini dan keduanya mencoba untuk memperluas self-insight klien. Bentuk utama dari terapi humanistik adalah terapi terpusat pada individu yang dikembangkan oleh psikolog Carl Rogers.
Terapi terpusat individu
 Terapi terpusat individu bersifat tidak mengarahkan. Klien yang memimpin dan mengarahkan jalannya terapi. Terapi menggunakan refleksi, pengulangan atau perumusan kembali dari perasaan-perasaan yang diekspresikan klien tanpa memberi penilaian. Cara ini mendorong klien untuk mengeksplorasi lebih jauh perasaannya dan berhubungan dengan perasaan yang lebih dalam dan bagian dari diri yang tidak diakui karena kritikal sosial.
Rogers menekankan pentingnya menciptakan hubungan terapeutik yang hangat yang akan mendorong klien melakukan self-exploration dan self-expsression. Terapis yang efektif seharusnya memiliki empat kualitas dasar, yaitu : penerimaan positif tanpa syarat, empati, ketulusan, dan kongruen.
E.       Terapi kognitif
Terapis kognitif berfokus untuk membantu klien mengidentifikasi dan memperbaiki keyakinan maladaptif, jenis berpikir otomatis dan sikap self-defeating yang menghasilkan atau menambah masalah emosional. Mereka percaya bahwa emosi-emosi negatif seperti kecemasan dan depresi disebabkan oleh interpretasi kita terhadap hal-hal yang mengganggu, bukan pada peristiwa itu sendiri.
Terapi perilaku rasional-emotif
Albert Ellis percaya bahwa adapsi dari keyakinan irasional dan self-defeating akan meningkatkan masalah psikologis dan perasaan negatif. Ellis mengenali bahwa keyakinan irasional dapat terbentuk berdasarkan pengalaman masa kecil. Untuk mengubahnya perlu ditemukan alternatif yang rasional untuk saat ini. Terapi perilaku rasional-emotif juga membantu klien untuk mengganti perilaku menyerang diri sendiri atau maladaptif dengan perilaku interpersonal yang lebih efektif. Ellis sering memberikan tugas-tugas atau pekerjaan rumah bagi klien. Ia membantu mereka untuk berlatih atau mempraktikkan perilaku adaptif.
Terapi kognitif Beck
Terapi kognitif mendorong klien untuk mengenali dan mengubah kesalahan dalam berpikir, yang mempengaruhi mood dan menyebabkan hendaya perilaku, seperti kecenderungan untuk membesar-besarkan kejadian negatif dan mengecilkan pencapaian pribadi.
Terapis kognitif meminta klien untuk merekam pikiran-pikiran yang muncul akibat kejadian mengecewakan yang mereka alami dan memperhatikan hubungan antara pikiran dengan respons emosional mereka. Hal itu kemudian akan membantu mereka membantah pikiran yang terdistorsi dan menggantikannya dengan alternatif yang rasional.

F.       Terapi kognitif-behavioral
Terapi ini berusaha untuk mengintegrasikan teknik-teknik terapeutik yang berfokus untuk membantu individu melakukan perubahan, tidak hanya pada perilaku nyata tetapi juga dalam pikiran, keyakinan, dan sikap yang mendasarinya. Tetapi kognitif behavioral memiliki asumsi bahwa pola berpikir dan keyakinan mempengaruhi perilaku, dan perubahan pada kognisi ini dapat menghasilkan perubahan perilaku yang diharapkan.

G.      Terapi eklektis
Eklektik teknik, pendekatan pragmatis yang mengambil teknik-teknik dari aliran terapi berbeda tanpa merasa perlu menggunakan posisi teoretis yang diwakili aliran –aliran ini, dan eklektif integratif, suatu pendekatan yang mencoba mempersatukan dan mengintegrasikan pendekatan teoretis berbeda dalam suatu model terapi integratif.



Littlre snake pin