Rabu, 18 Mei 2011

Landasan Psikologi Sosial

SOAL LATIHAN
1.       Jelaskan perbedaan antara konflik yang positif dengan konflik yang negatif !
konflik dapat bersifat fungsional secara positif maupun negatif. Fungsional secara positif apabila konflik tersebut berdampak memperkuat kelompok, sebaliknya bersifat negatif apabila bergerak melawan struktur. Dalam kaitannya dengan sistem nilai yang ada dalam masyarakat, konflik bersifat fungsional negatif apabila menyerang suatu nilai inti. Dalam hal konflik antara suatu kelompok dengan kelompok lain, konflik dapat bersifat fungsional positif karena akan membantu pemantapan batas-batas struktural dan mempertinggi integrasi dalam kelompok.
2.       Analisislah mengapa konflik bisa terjadi pada siapapun juga!
Konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Konflik ini bisa timbul atau bisa terjadi pada siapapun juga tidak lain karena sebab-sebab tertentu, diantaranya:
a.       Komunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
b.       Struktur : pertarungan kekuasaaan antar departemen dengan kepentingan–kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya–sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok– kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
c.       Pribadi : ketidaksesuaian tujuan atau nilai–nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai – nilai persepsi.
3.       Bagaimana mengelola konflik agar dapat memberikan kontribusi positif dalam kehidupan?
Terdapat sejumlah opsi prosedural untuk mengelola konflik. Opsi-opsi ini berkisar mulai dari penghindaran, Memperluas sumber daya yang ada, Ajak orang-orang yang sedang konflik pada tujuan yang lebih tinggi, Mencari titik temu, Kompromi, Pakai Power, Mengubah sifat-sifat orang yang konflik, Ubah strukturnya, Ciptakan musuh bersama sampai ke kekerasan. Negoisasi dan mediasi meletakkan tanggung-jawab atas hasil pada pihak-pihak yang berkonflik. Adapun arbitrasi dan ajudikasi memberikan tanggung-jawab pada suatu pihak ketiga, yang membuat keputusan-keputusan bagi pihakpihak yang berkonflik.
Pengelolaan konflik seringkali dikaitkan dengan sistem-sistem sosial khusus: sistem-sistem adat untuk mengelola konflik, sistem hukum nasional dan ACM. Sistem-sistem ini mungkin menggunakan strategi-strategi yang berbeda untuk mengelola dan menyelesaikan konflik. Masing-masing memiliki kekuatan dan kelebihannya tersendiri, dan penting untuk mempelajari secara hati-hati apa yang ditawarkan oleh masing-masing opsi tersebut.
ACM adalah suatu pendekatan berbasiskan konsensus yang mendorong solusi-solusi yang dapat diterima bersama. Pihak-pihak yang berkonflik sendiri yang bertanggung-jawab akan hasil-hasilnya, tetapi pihak ketiga dapat membantu mereka untuk mencapai suatu hasil yang positif di dalam suatu proses negosiasi. Untuk sampai pada suatu penyelesaian yang dirasa adil oleh para pemangku kepentingan dan karenanya mungkin akan bertahan lama, negosiasinegosiasi konsensual tergantung pada empat prinsip dasar: memperlakukan orang-orang dan masalah-masalah secara terpisah; kosentrasi pada kepentingan-kepentingan dan bukan posisiposisi; membangun opsi-opsi yang menguntungkan kedua-belah pihak dan menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi opsi-opsi.
Proses-proses pengelolaan konflik dapat meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan lokal dengan memberikan mereka kesadaran dan pemahaman mengenai tujuan-tujuan, opsi-opsi dan sumberdaya-sumberdaya mereka yang baru. Melakukan pemberdayaan struktural, dimana kelompok-kelompok sosial yang lemah dan tidak beruntung mendapatkan pengakuan atas hak-hak mereka, membutuhkan reformasi kebijakan yang mendasar. Hal tersebut dapat diidentifikasikan dan dipahami melalui ACM, tetapi solusisolusinya berada diluar apa yang dapat dicapai oleh ACM sendirian.
4.       Mengapa seseorang ada kecenderungan untuk menjadi agrasif?
perubahan sosial yang cepat sering menimbulkan kondisi pertentangan atau ketidak sesuaian nilai dan norma yang menjadi pedoman berperilaku dalam masyarakat. Mobilitas sosial yang tinggi, informasi-informasi dari media massa yang beraneka ragam, kemajuan ekonomi dan teknologi yang pesat menyebabkan munculnya perubahan dan permasalahan dalam hal ini kalangan remaja.
Pengalaman-pengalaman atau kejadian yang tidak menyenangkan yang dialami oleh individu dapat menyebabkan individu berperilaku agresif. Kejadian yang tidak menyenangkan ini dapat diperoleh individu yang berasal dari konflik dengan teman, masalah dengan keluarga maupun dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga jika individu tidak memiliki keterampilan sosial yang cukup dapat menyebabkan indivdiu berperilaku agresif. Keterampilan sosial menjadi semakin penting manakala individu menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan.
5.       Jelaskan dengan contoh macam-macam agresi!
a.       Agresi antisosial dan prososial. Biasanya kita menganggap agresi sebagai sesuatu yang buruk. Memang, tindakan agresif yang timbul dengan maksud untuk melukai seseorang adalah hal yang buruk. Tetapi ada perilaku agresi yang baik. Contoh, Kita menghargai polisi yang telah menembak seorang teroris. Yang menjadi masalah apakah tindakan agresif melanggar atau mendukung norma sosial itu telah disepakati. Tindakan kriminal seperti membunuh, kekerasan dan pemukulan jelas melanggar norma sosial disebut antisosial. Sedangkan tindakan prososial adalah yang sesuai dengan hukum, seperti disiplin yang diterapkan orangtua atau kepatuhan terhadap komandan perang dianggap penting.
b.       Beberapa tindakan agresif berada di antara agresi prososial dan agresi antisosial adalah agresi yang disetujui (sanctioned aggression). Ini adalah agresi yang antisosial tetapi masih disetujui oleh masyarakat. Contoh, seorang wanita yang melawan ketika diperkosa atau seorang pemilik toko yang memukul orang yang menyerangnya.
c.       Perilaku agresi dan perasaan agresi. Misalnya, seperti rasa marah. Perilaku kita yang nampak belum berarti mencerminkan perasaan internal kita. Bisa saja, seseorang yang merasa sangat marah, tetapi tidak menampakkan usaha untuk melukai orang lain. Masyarakat tidak menyetujui sebagian besar bentuk perilaku agresif dan memang hal ini hanya bisa terjadi bila orang senangtiasa mengendalikan perasaan agresifnya. Kita tidak dapat membiarkan seseorang memukul orang lain, merusak pintu, atau bertindak kasar. Masyarakat sangat mengekang perilaku semacam ini, sehingga sebagian besar orang, termasuk yang selalu marasa marah, jarang bertindak agresif.
6.       Analisislah upaya untuk mengurangi agresivitas seseorang agar menjadi positif!
Agresivitas seseorang dapat dikurangi dan sekaligus bisa diubah menjadi sesuatu yang bersifat positif, diantaranya:
a.       Berdasarkan teori, orang akan mempertimbangkan daampak apa yang akan diterimanya di kemudian hari saat ia akan berperilaku. Orang akan menekan perilaku agresinya untuk menghindari perilaku agresinya untuk menghindari hukuman yang akan diterimanya saat akan berperilaku agresif.
b.       mengajarkan pada semua anak tentang keterampilan sosial untuk berhubungan dengan orang lain.
d.       Menciptakan lingkungan sekolah yang menekan tingkt frustrasi atau tekanan pada anak, pemaksaan, situasi dimana anak harus menunggu, diam atau ribut leblih dari 2 menit.
e.       Menggunakan program kegiatan belajar dengan metode mendongeng, role play, dan sosiodrama yang menggunakan boneka untuk mengajari tentang pemecahan masalah tanpa kekerasan fisik atau emosional.
f.        Memberikan kesempatan yang benyak bagi anak-anak untuk mengekspresikan keinginan dan kesuatannya dengan cara-cara tertentu, misalnya dengan memberikan pilihan-pilihan kegiatan yang dapat mengurangi frustrasi yang dapat mendorong agresivitas anak.
g.       Bagi anakk-anak yang terus memukul atau agresif tekankan bahwa hal tersebut sangat mengganggu atau menyakiti anak lain, gunakan kalimat seperti, “kamu harus memberitahu yang lain apabila kamu menginginkan sesuatu. Jika teman- temanmu tidak mau mendengarkan, maka mintalah bantuan kepada guru”.
h.       Bila perilaku agresif anak berkurang, segera diberi umpan balik beru[a pujian atau dengan kata-kata yang mendorong ia akan terus mengurangi perbuatan agresifnya. Nyatakan dengan perasaan sengan dan bangga akan perbuatannya.
i.        Bagi anak yang cenderung menjadi korban dari anak-anak yang agresif, maka ajarkanlah keterampilan yang dibutuhkan untuk memberla diri, misalnya dengan menghindar dari anak-anak yang berperilaku agresif atau meminta bantuan kepada pendidik bila merasa dirinya takut atau terancam.



Littlre snake pin