Rabu, 18 Mei 2011

Bahasa Alay Bisa, Nilai UN Bahasa Indonesia Anjlok, Sih Biasa

Kabar jelek untuk bangsa Indonesia di tahun ini adalah nilai Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat untuk materi Bahasa Indonesia anjlok luar biasa, yakni 73 persen siswa tidak lulus materi tersebut. 
Begitu juga di tingkat SMP mengalami hal yang sama, khususnya SMP di Jakarta sebanyak 4.198 siswa dari 13.326 peserta UN atau 31,5 persen tidak lulus UN karena gagal dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. 

Ada apa, nih?

Sebuah stasiun televisi swasta memberitakan bahwa ditengarai penggunaan bahasa gaul, khususnya dalam berkomunikasi sehari-hari di antara para remaja menjadi sebab menurunnya kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia. Hal ini berpengaruh langsung terhadap kemampuan siswa memahami materi pelajaran Bahasa Indonesia, dan akhirnya penalaran dalam menjawab soal UN juga terhambat.

Bahasa remaja atau ABG yang sedang populer sekarang ini adalah bahasa Alay yang biasanya digunakan secara tertulis berupa SMS (Short Message Service) atau status di Facebook (FB). Bahasa anak remaja yang merupakan bahasa gaul paling mutakhir ini memang bahasa paling kacau sepanjang sejarah bahasa gaul di Indonesia. Kalau dulu bahasa gaul mempunyai aturan-aturan baku tertentu yang mesti dipatuhi, seperti bahasa prokem misalnya dengan menyisipkan kata “ok” untuk setiap perubahan kata, atau bahasa dibolak-balik yang mempunyai aturan sendiri, maka bahasa alay tidak mempunyai aturan sama sekali. Semakin sulit dipahami, maka bahasa alay dinilai semakin canggih.

Dengan meletakkan huruf kapital (huruf besar) dan kecil di mana saja suka-suka, menggantikan huruf tertentu dengan angka, simbol-simbol, atau huruf lain yang sebunyi, dan kemudian menyingkatnya sesuka hati, maka lengkaplah sudah kekacauan bahasa Alay.
Sebagai contoh penggunaan bahasa Alay dalam ber-SMS:

Qu mO d474ng k humz Qmu lEh g? Nx Qu tilp. Ppi Low @D
Bos d Humz qu g jd. Or qT MamZ d lwar za, gmn? Ntr Qu pckup d /4an Iank byza, oce. Saiang qmu.

Saya yakin anda yang sekarang bukan ABG lagi atau tidak biasa menggunakan bahasa ini pasti tidak mengerti. Tapi bolehlah kalau dicoba-coba untuk menafsirkannya. Siapa tahu nanti anda bisa menerapkannya untuk mengecek SMS di hape anak, keponakan atau adik anda yang masih ABG.

Penggunaan bahasa Alay oleh para remaja ABG mungkin dimaksudkan untuk menyingkat karakter agar efisien atau agar ortu (orang tua) yang kebetulan memergoki mereka ketika ber-SMS atau mencuri-curi membuka hape anaknya menjadi puyeng sendiri karena tidak mengerti.

Nah, kalau setiap hari para remaja kita sudah biasa ber-SMS sampai ratusan kali dengan menggunakan bahasa Alay terus-menerus, tidak mustahil mereka menjadi linglung ketika harus menjawab soal bahasa Indonesia yang mempunyai aturan baku tentang penggunaan huruf besar dan kecil, tanda-tanda baca, dan lain-lain.

Alah bisa karena biasa, begitu kata peribahasa. Artinya bahasa Alay bisa, nilai UN Bahasa Indonesia anjlok, sih biasa.

Littlre snake pin