Bahan ini cocok untuk Sekolah Dasar bagian PENDIDIKAN / EDUCATION.
Saya Dosen di IKIP PGRI Semarang
Topik: Bimbingan Konseling
Tanggal: 13 Februari 2008
BIMBINGAN
KONSELING KARIER DI SD
Oleh: Trimo, S.Pd.,M.Pd.
Paradigma, Visi, dan Misi Bimbingan Konseling di SD
1.Paradigma
Paradigma bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam
bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan
dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan
pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.
2.Visi
Visi pelayanan bimbingan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian
dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang
secara optimal, mandiri dan bahagia.
3.Misi
a.Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui
pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa
depan.
b.Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi
peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat.
c.Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta
didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
Bidang Bimbingan Konseling
1.Bimbingan Pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,
serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya
secara realistik.
2.Bimbingan Sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat
dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
3.Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
4.Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karier.
Jenis Layanan Bimbingan Konseling
1.Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari,
untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik
di lingkungan yang baru.
2.Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami
berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan
lanjutan.
3.Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra
kurikuler.
4.Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan
di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
5.Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
6.Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
7.Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelomok.
8.Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9.Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan
dan memperbaiki hubungan antarmereka.
Kegiatan Pendukung
1.Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta
didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun
non-tes
2.Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3.Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam
pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat
terbatas dan tertutup.
4.Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan
atau keluarganya.
5.Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial,
kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
6.Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
Pola Penyelenggaraan Kegiatan Bimbingan dan Konseling:
1.Pola Infusi ke dalam mata pelajaran, yaitu memasukkan materi bimbingan dan
konseling ke dalam mata pelajaran tertentu
2.Pola Layanan Khusus, yaitu menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling
melalui jenis-jenis layanan tertentu dan kegiatan pendukung.
3.Pola Alih Tangan Kasus, yaitu mengalihtangankan penangangan kasus kepada
pihak lain yang lebih ahli.
4.Pola Ekstra-Kurikuler, yaitu menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan
konseling di luar pengajaran dan tanpa melalui jenis layanan/pendukung
tertentu. Misalnya: upacara bendera, kegiatan menjelang masuk dan/atau ke luar
kelas, kegiatan di luar kelas sewaktu istirahat, jalan-jalan/darmawisata, dan
sebagainya.
Bimbingan Karier di SD
Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk masa depan karier. Bimbingan karier
di Sekolah merupakan kegiatan yang paling awal dan mendasar bagi pengembangan
karier secara menyeluruh. Pemberian materi bimbingan karier untuk para siswa
disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang diikutinya. Bagi siswa SD pada
umumnya, bimbingan karier dimaksudkan untuk:
1.Mengembangkan sikap positif terhadap segala jenis pekerjaan. Dalam hal ini
guru kelas harus berhati-hati. Guru kelas menunjukkan atau menampilkan
prasangka ataupun kecenderungan tertentu terhadap jenis-jenis pekerjaan
(misalnya, pekerjaan tertentu disikapi positif, sedang lainnya disikapi
negatif).
2.Membawa para siswa menyadari betapa luasnya dunia kerja yang ada, terentang
dari pekerjaan yang dijabat orang tua sampai ke segala macam pekerjaan di
masyarakat.
3.Menjawab berbagai pertanyaan para siswa tentang pekerjaan. Dorongan ingin
tahu anak-anak akan membawa mereka menanyakan segala sesuatu tentang pekerjaan.
Dalam hal ini jawaban atau informasi yang tepat dan benar harus segera
diberikan setiap waktu bertanya.
4.Menekankan jasa dari masing-masing jenis pekerjaan, yaitu untuk kesejahteraan
hidup rumah tangga dan masyarakat (tidak hanya mengemukakan besarnya gaji atau
penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan itu). Perlunya bakat atau
kemampuan/keterampilan khusus untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu, terutama
pekerjaan yang bermanfaat bagi pemberian bantuan kepada sesama manusia,
hendaklah disampaikan.
Di samping itu, informasi pekerjaan untuk siswa kelas tinggi SD perlu diperluas
dan diperkuat. Hal ini bertujuan agar mereka memahami bahwa:
1.Pekerjaan ada di mana-mana, di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi,
negara, bahkan dunia. Pada tingkat perkembangan itu, siswa mulai membandingkan
pekerjaan-pekerjaan yang ada di desa dan di kota, di daerahnya sendiri dan di
daerah lain. Siswa dirangsang untuk mulai menyadari bahwa ada banyak macam cara
yang dilakukan oleh manusia untuk mencari penghidupan dan memenuhi kebutuhan
melalui berbagai jenis pekerjaan.
2.Terdapat saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang
lainnya. Pada diri siswa, perlu dikembangkan bahwa untuk terlaksananya suatu
pekerjaan dengan baik, para pekerja saling terkait antara yang satu dengan yang
lainnya. Oleh karenanya para pekerja itu harus saling membantu dan bekerja
sama.
3.Baik kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu diperlukan untuk
mencapai keberhasilan bagi sebagian jenis pekerjaan.
4.Untuk memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang tepat (yaitu tentang
hakikat pekerjaan itu sendiri, latihan yang diperlukan, kondisi kerja, dsb).
5.Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh orang-orang yang menginginkan
pekerjaan tertentu (seperti peralatan mahal, biaya untuk program pendidikan dan
pelatihan mahal dan waktunya lama, kondisi kerja kurang menyenangkan, dsb).
6.Untuk memilih pekerjaan atau karier di masa depan perlu kehati-hatian dan
pertimbangan yang matang.
Pelaksanaan Bimbingan Karier di SD
Materi Bimbingan Karier di SD Kelas I dan II
1.Layanan Orientasi dan Informasi
a.Gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah
b.Penghargaan terhadap segenap pekerjaan
c.Gambaran tentang orang-orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka
peroleh
2.Layanan Penempatan dan Penyaluran
Belum ada layanan penempatan dan penyaluran dalam bimbingan karier
3.Layanan Pembelajaran/Penguasaan Konten
Belum mempelajari karier tertentu sehingga layanan pembelajaran untuk bimbingan
karier belum diselenggarakan
Materi Bimbingan Karier di SD Kelas III dan IV
1.Layanan Orientasi dan Informasi
a.Gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah
b.Penghargaan terhadap segenap pekerjaan
c.Gambaran tentang orang-orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka
peroleh
2.Layanan Penempatan dan Penyaluran
Belum ada layanan penempatan dan penyaluran dalam bimbingan karier
3.Layanan Pembelajaran/Penguasaan Konten
a.Pemahaman awal tentang perlunya memperoleh penghasilan dan pengembangan
karier
b.Pemahaman awal tentang informasi sederhana berkenaan dengan pekerjaan dan
usaha-usaha memperoleh penghasilan (untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana yang
terdapat di lingkungan para siswa)
Materi Bimbingan Karier di SD Kelas V dan VI
1.Layanan Orientasi dan Informasi
a.Pemantapan materi di Kelas III dan IV.
b.Informasi lanjutan dan lebih kompleks tentang pekerjaan-pekerjaan pertanian
yang lebih luas, pekerjaan di industri dan perusahaan, usaha perdagangan yang
lebih luas ( toko,bank,asuransi, dsb ), usaha angkutan yang lebih luas (
transport antar kota, pelayaran, penerbangan), serta sebagai pekerjaan yang
bersifat keahlian ( seperti guru, dokter, insinyur, dsb).
c.Informasi tentang saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan
pekerjaan yang lain serta hubungan dengan konsumen.
d.Informasi tentang kemampuan khusus yang diperlukan untuk menjabat pekerjaan
tertentu untuk ini diperlukan bakat, minat, dan keterampilan tertentu.
e.Informasi tentang diperlukannyas keuletan dan ketabahan dalam mengajar dan
menggembangkan karier tertentu untuk ini diperlukan pertimbangan yang hati-hati
dan matang untuk memilih pekerjaan atau karier tertentu.
f.Informasi tentang diperlukannya berbagai informasi yang tepat berkenaan
dengan pemilikan pekerjaan atau karier.
g.Informasi awal tentang sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita
karier tertentu.
2.Layanan Penempatan dan Penyaluran
Menempatkan dan menyalurkan siswa ke dalam kelompok untuk mempelajari:
a.Berbagai jenis pekerjaan sebagaimana informasi yang ingin diperoleh
b.Sekolah lanjutan sebagaimana informasi yang ingin diperoleh khususnya
dikaitkan dengan aspek-aspek pekerjaan dan/atau karier tertentu
3.Layanan Pembelajaran/Penguasaan Konten
a.Pemantapan materi di Kelas III dan IV .
b.diskusi untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang:
1)Berbagai jenis pekerjaan dan upaya memperoleh penghasilan
2)Saling ketergantungan antara berbagai jenis pekerjaan.
3)Kemampuan khusus untuk pekerjaan tertentu- apakah siswa dapat dimungkinkan
memiliki kemampuan itu?
4)Sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita pekerjaan atau karier.
Tenaga Profesional dalam Kegiatan Bimbingan Karier di SD
1.Modal Personal
Modal dasar yang akan menjamin suksesnya penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah adalah berbagai ciri personal yang ada dan dimiliki
secara pribadi oleh tenaga penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Modal
personal tersebut adalah:
a.Berwawasan luas: memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, terutama
tentang perkembangan peserta didik pada usia sekolahnya, perkembangan ilmu
pengetahuan/teknologi/kesenian dan proses pembelajarannya, serta pengaruh
lingkungandan modernisasi terhadap peserta didik.
b.Menyayangi anak: memiliki kasih sayang yang mendalam terhadap peserta didik;
rasa kasih sayang ini ditampilkan oleh Guru Pembimbing/ Guru kelas benar-benar
dari hati sanubarinya (tidak berpura-pura atau dibuat-buat) sehingga peserta
didik secara langsung merasakan kasih sayang itu.
c.Sabar dan bijaksana: tidak mudah marah dan/atau mengambil tindakan keras dan
emosional yang merugikan peserta didik serta tidak sesuai dengan kepentingan
perkembangan mereka; segala tindakan yang diambil Guru Pembimbing/Guru Kelas
didasarkan pada pertimbangan yang matang.
d.Lembut dan baik hati: tutur kata dan tindakan Guru Pembimbing/Guru Kelas
selalu menggenakkan hati, hangat, dan suka menolong.
e.Tekun dan teliti: Guru Pembimbing/Guru Kelas setia mengikuti tingkah laku dan
perkembangan peserta didik sehari-hari dari waktu ke waktu, dengan
memperhatikan berbagai aspek yang menyertai tingkah laku dan perkembangan
tersebut.
f.Menjadi contoh: tingkah laku, pemikiran, pendapat dan ucapan-ucapan Guru
Pembimbing/Guru Kelas tidak tercela dan mampu menarik peserta didik untuk
menggikutinya dengan senang hati dan suka rela.
g.Tanggap dan mampu mengambil tindakan: Guru Pembimbing/Guru Kelas cepat
memberikan perhatian terhadap apa yang terjadi dan/atau mungkin terjadi diri
pada peserta didiknya, serta mengambil tindakan secara cepat untuk mengatasi
dan/atau mengantisipasi apa yang terjadi dan/atau mungkin terjadi itu.
h.Memahami dan bersikap positif pelayanan bimbingan dan konseling: Guru
Pembimbing/Guru Kelas memahami fungsi dan tujuan serta seluk-beluk pelayanan
bimbingan dan konseling, serta dengan bersenang hati berusaha sekuat tenaga
melaksanakannya secara profesional sesuai dengan kepentingan dan perkembangan
peserta didik.
2.Modal Profesional
Modal Profesional mencakup kematangan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap dalam bidang kajian pelayanan bimbingan dan konseling. Semuanya itu
dapat diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan khusus dalam program
pendidikan bimbingan dan konseling. Dengan modal profesional itu, seorang
tenaga pembimbing (Guru Pembimbing dan Guru Kelas) akan mampu secara nyata
melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling menurut kaidah-kaidah
keilmuannya, teknologinya, dan kode etik profesionalnya.
Apabila semua modal personal dan modal profesional tersebut dikembangkan dan
dipadukan dalam diri Guru Kelas serta diaplikasikan dalam wujudnya yang nyata
terhadap peserta didik, yaitu dalam bentuk berbagai layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling, dapat diyakini pelayanan bimbingan dan
konseling akan berjalan dengan lancar dan sukses. Tangan dingin dan terampil
tenaga pembimbing yang menggarap lahan subur di sekolah untuk pekerjaan
bimbingan dan konseling diharapkan akan membuahkan para peserta didik yang
berkembang secara oiptimal.
3.Modal Instrumental
Pihak sekolah atau satuan pendidikan perlu menunjang perwujudan kegiatan Guru
Pembimbing dan Guru Kelas itu dengan menyediakan berbagai prasarana dan sarana
yang merupakan modal Instrumental bagi suksesnya pelayanan bimbingan dan
konseling, seperti ruangan yang memadai perlengkapan kerja sehari-hari,
istrumen BK, dan sarana pendukung lainnya. Dengan kelengkapan instrumental
seperti itu kegiatan bimbingan dan konseling akan diperlancar dan
keberhasilannya akan lebih dimungkinkan.
Di samping itu, suasana profesional pengembangan peserta didik secara
menyeluruh perlu dikembangakan oleh seluruh personil sekolah. Suasana profesional
ini, selain mempersyaratkan teraktualisasinya ketiga jenis modal tersebut,
terlebih lebih lagi adalah terwujudnya saling pengertian, kerja sama dan saling
membesarkan diantara seluruh personil sekolah.
Semoga Bermanfaat!