Rabu, 16 Mei 2012

AF -- CHAPTER II PART 2


WELCOME TO THE JUNGLE OF ANIME FANS part 2

Ternyata gadis itu melayang di udara, saat sedang berbicara denganku dia dengan santainya duduk melayang.

“kenalkan, dia ini..” Gyaboo baru saja berkata tapi gadis itu memotong pembicaraan Gyaboo.
“Biar aku aja, Gya. Saya adalah Jheeea, teleporter anda,” Ia membungkuk hormat.
“Teleporter?” tanyaku
Jheeea menjejakkan kakinya dilantai. “benar sayang, kalau kau ingin pergi  kemana saja tanpa harus menunggu portal, hubungi saja aku yang tantique ini. Tapi dengan biaya tentunya,” Jheeea tersenyum dan menyentuh hidungku lalu menghilang. Ia lalu muncul dibelakang Dernew.
“Dendeng ku kangenkah ma aku hingga harus manggil aku?” Jheeea melingkarkan tangannya di leher Dernew.
Dernew lalu mengeluarkan sebuah kantung dari saku bajunya. “antar aku yah Jahe?”
Jheeea mengambil kantung itu sambil tersenyum.
“Banyak sekali, pasti jauh yah?” Ia lalu menoleh ke arah Yauchi. “eh, ada Yauchi juga.”
“hai, Jhe,” Yauchi tampak agak gugup.
“Jadi kemana tujuan kita?” Jheeea berbisik ke Dernew.
“Jangan disini, ntar Om Yau tau, kita bicara ditempat yang lebih pribadi saja,” ujar dernew
“Okey, dendengku, kita berangkat,” Jheeea dan Dernew lalu menghilang.
Yauchi hanya menghela nafas
Hotaru juga menghela nafas, “lagi-lagi dia ga bayar minumannya.”
Aku menahan tawa mendengarnya. Gyaboo menatapku dengan heran, “ada apa?”
“ga kok, ga ada apa-apa,” jawabku
“Sepertinya kamu dah mulai sadar dengan kekuatan yang kamu inginkan,” suara seorang gadis terdengar dibelakangku. Aku berbalik dan seorang gadis dengan pakaian ala Ninja dan cadar yang menutupi wajahnya,  disampingnya ada seorang gadis kecil yang membawa pedang kecil berlumuran darah,wajahnya tampak cemberut.
“Kekuatanku? Kamu siapa?” Tanyaku
Gadis itu membuka cadarnya. “aku MizZ Fly44, bagianku menjemput orang-orang atau membawa orang-orang ,yah bisa dibilang penculik lah. Berbeda dengan jahe, aku ga minta bayaran, tapi kalo dikasih tip ga keberatan,” wajahnya terlihat letih.
“Banyak permintaan hari ini Mizz?” Tanya Gyaboo.
“lumayanlah, Rena ini yang terakhir. Habis kalo kubiarkan dia bisa ketinggalan portal,” jawab Mizz
“Bukan salahku, kalau aku ada di dungeon dan ga denger bunyi jam,” protes gadis kecil yang dipanggil Rena. Ia lalu menuju meja bar.
“Aku mau istirahat dulu ah,” Mizz lalu menghilang.
“Itu bukan pedang beneran kan?” tanyaku ke Gyaboo
“Beneran sih, biasanya dia suka melampiaskan emosinya dengan membunuhi monster-monster di bagian Game,” jawab Gyaboo
Monster? Oke sekarang bener-bener dah jadi aneh.
Terjadi sedikit keramaian di meja bar. Sepertinya Rena tengah bertengkar dengan Hotaru. Saat aku mencoba mendengarnya lebih jelas lagi, aku nyaris ditabrak oleh seorang gadis yang berpakaian jubah putih.
“ah, maaf,” ujarnya. Sepertinya ia sedang terburu-buru dan membawa sebuah bungkusan yang dipegang erat dengan kedua tangannya.
“Sugar, kau sudah jadi dokter yah?” Tanya Gyaboo. Wajahnya menunjukkan bahwa ia sangat gembira dengan hal ini.
“Oh ya, baru saja Gya, Pengakuannya baru saja keluar,” jawab gadis yang dipanggil Sugar itu.
“wah hebat, berarti namamu jadi dr.ccandy yah? Selamat yah,” Gyaboo sepertinya ingin memeluk gadis itu tapi ia lalu mengurungkan niatnya.
“Makasih yah Gya,” Sugar tersenyum, “kamu pasti anak baru yah, maaf yah, sebenarnya aku ingin ngobrol dengan kalian tapi sepertinya Cherie menunggu ini di Klinik.”
“Gak apa-apa kok, lain kali aja kita ngobrolnya,” jawabku
Sugar lalu bergegas menuju ke klinik.
“Cherie itu perawat yang aku bilang itu. Tadinya Sugar ikut membantunya, tapi sekarang setelah dia diangkat jadi dokter, jadinya kita punya dua orang yang ahli dalam pengobatan disini,” Gyaboo berkata dengan ceria.
“Tapi bukannya perawat itu posisinya dibawah dokter?” tanyaku
“Cherie sebenarnya bisa jadi dokter dari awal, tapi dia ga mau, katanya lebih enak jadi perawat. Jadi biarpun Cherie perawat tapi kami semua sangat menghormatinya lebih dari seorang dokter,” ujar Gyaboo panjang lebar.
Klining
Suara bel membuatku menoleh. Ternyata ada seorang gadis kecil dalam kostum kucing sedang mengamatiku. Bunyi tadi ternyata berasal dari bel kecil yang menjadi kalungnya.
“Shin chan, kenapa tidak menyapa tamu kita yang baru?” Tanya seorang pemuda. Hal yang paling menyolok dari pemuda itu adalah bahwa ia mengenakan sebuah topi bergaris berwarna hijau putih dan mengenakan geta.
“Nyaa, habis sepertinya ada yang aneh dengannya,” ujar gadis kecil yang dipanggil Shin chan itu.
“Maaf atas ketidak sopanan kami. Aku Urahara true Light, ini partnerku Shinigami Chan. Kami adalah, yah bisa dibilang merchant disini. Berhubung kau pernah bermain game online, pasti tau istilah merchant kan?” Tanya Pemuda itu.
“Tau darimana kalau aku suka main game online,” aku bertanya heran
“Yah, bisa dibilang kalau aku mempunyai mata dan telinga dimana-mana.”
“Uraaa!!! Akhirnya kau datang juga,” seru seorang pemuda yang berpakaian ala koki datang menghampiri kami.
“Ah, racuntikus, chef kita yang terhormat, pasti ingin mengambil pesanannya yang sangat penting itu yah,” ujar Urahara
“Ya jelaslah, lihat pelangganku semua sudah menunggu tuh,” jawab racuntikus. Ia lalu berpaling kepadaku. “kamu punya makanan yang ga kamu suka? Ato alergi terhadap jenis masakan tertentu?” tanyanya
“hah? Owh, ga kok. Suka hampir segalanya,” jawabku
“Bukan tipe pemilih, baguslah. Merepotkan kalo tipe pemilih,” ia kembali berpaling ke Urahara, “mana?”
“shin chan, tolong yah?”
“Haii..” Shinigami chan lalu memunculkan sebuah alat elektronik ditangannya. Bentuknya seperti sebuah PDA
“Harus kuingatkan bahwa item ini sangat susah didapat loh,”
“Un.. aku aja harus bersusah payah mengambilnya.. Nyaa,” Shinigami chan sambil terus bekerja dengan alatnya.
“ya.. ya, ntar aku ganti ongkos lelah kalian,” balas racuntikus
“Ga usah repot-repot Chef Ucun, hanya salah satu masakan terlezatmu untuk mengembalikan stamina kami berdua,” tawar Urahara
Dari PDAnya Shinigami chan lalu memunculkan sebuah gambar hologram sebuah peti kayu. Urahara memasukkan kedua tangannya ke dalam gambar itu dan menarik keluar sebuah peti kayu seperti yang ada dalam gambar dan menyerahkan ke racuntikus. Gambar dari PDA Shinigami chan pun menghilang. Racuntikus menerimanya dan bergegas kembali kesebuah pintu yang terletak disebelah bar, tempat ia masuk ke ruangan. Setelah ia masuk ke ruangan di balik pintu kemudian pintu itu pun menghilang.
“kalau kau butuh apa-apa hubungi saja UTL oke,” Urahara menyerahkansebuah kartu nama kepadaku.
“Sampai nanti Nyaaan..” Shinigami chan melambaikan tangan saat ia bergegas menuju lantai dua. Bel kecilnya berbunyi saat ia berlari.
“Shin chan, hati-hati,” Urahara lalu duduk disalah satu meja, dan segera dilayani oleh Mifu.
Satu persatu pintu keemasan mulai menghilang. Aku melihat ke sekeliling. Ada yang sudah mulai menempati  meja-meja yang tersedia. Di meja bar, selain ada yauchi, Rena, dan Euka, kini sudah ada seorang gadis manis berkerudung dan seorang pemuda yang tengah memperagakan sebuah trik sulap dan memunculkan sebuah benda dari saputangannya. Melihat raut muka sang gadis sepertinya ia sangat senang atas benda yang diberikan itu.
Pemuda itu lalu tersenyum kearahku dan menunjuk ke arah saku bajuku. Aku melihat kearah yang ia tunjuk dan mendapati sebuah mawar putih berada dalam saku bajuku yang tadi kosong.  Dengan ayunan jarinya, ia membuat mawar putih itu keluar dari sakuku dan melayang diudara. Ada sebuah surat kecil di batang mawar itu. Aku mengambil dan membacanya.
‘Salam kenal dariku, sang Pencuri, tidak ada satupun benda yang tidak bisa kucuri didunia ini                     –Heart Draw-‘
Saat aku selesai membacanya, aku memncari pemuda tadi dan dia sudah tidak berada lagi ditempatnya, bahkan sepertinya dia sudah tidak ada diruangan ini.
Urahara bangkit dari mejanya dan menghampiri gadis berkerudung di meja bar. Dan seperti biasa, aku mencoba berkonsentrasi agar dapat mendengarkan mereka
“Boleh aku lihat, Chiki_i?” tanyanya.
Gadis itu ternyata bernama Chiki-I, ia lalu menyerahkan benda yang baru ia dapat.
“Replika yang sangat bagus sekali, ga ada beda dari aslinya. Sekali lagi sang pencuri memang sangat teliti dalam melakukan pekerjaanya,” ujarnya.
“Walaupun Cuma replica tapi aku seperti merasa mempunyai benda yang sama seperti yang aku punya dirumahku,” suara gadis itu terdengar gembira bercampur sedih
“Jaga baik-baik yah, kita pasti bisa kembali ke rumah,” hibur Urahara. Ia lalu kembali ke mejanya.
Tepat pada saat seorang pemuda sampai di meja bar dan menaruh tas ranselnya ke atas meja, tas itu tampak penuh dengan coklat dan bunga-bunga
“dari fansmu yah, kiza?” Tanya hotaru
Pemuda yang dipanggil Kiza itu mendesah. “Padahal aku ga minta tapi setiap kali aku pergi menggunakan portal pasti akhirnya begini. Aku jadi ga bisa naruh benda-benda yang harusnya aku cari.”
Euka tertawa kecil, “Loh kan sesuai dengan reputasimu. Kizaru sang penakluk wanita.”
“aku bukan penakluk wanita,” bantah Kiza, “Kalian tuh membuat aku seperti playboy aja,”
“Fakta yang berbicara Kiza sayang, aku yakin sang penakluk wanita pun akan luluh karena rayuanku,” goda euka. “tapi sayangnya kau itu tidak menarik bagiku,” Ia lalu melanjutkan minumnya
“tolong kau simpan deh, Hota. Aku malas membawanya ke kamarku,” Kiza lalu pergi menuju pintu menuju ke kamar tidur. Hotaru mengambil ransel Kiza dan menaruhnya di laci bawah meja barnya.
Tepat sebelum pintu terakhir menghilang, seorang remaja berambut pendek masuk ke dalam ruangan.
“Kalian itu selalu meninggalkan aku sendirian deh,” protesnya, “padahal kan kerjaan yang harus aku lakukan banyak,” pemuda itu lalu menuju ke meja bar.
“yang seperti biasa, Sei?” Tanya Hotaru
“Ya lah, kamu kan ga usah nanya itu terus, Hota,” jawab Sei
“Yah, sapa tau kamu mau yang lain ato punya favorite lain gitu. Kan harus ditanya dulu,” ujar Hotaru.
Sebuah tepukan dibahuku membuyarkan konsentrasiku, ternyata itu Gyaboo.
“Kamu ga apa-apa?” tanyanya.
“Ah ya, ga apa-apa kok,” jawabku.
Gyaboo hamya tersenyum
Layar-layar hologram sudah mulai menghilang dari sekeliling Sinc. dan dia kini menjadi seorang remaja biasa lagi. Sebuah alat yang menyerupai keyboard mini yang terletak di mejanya segera ia ikatkan ke lengannya. Sinc membersihkan kacamatanya lalu memasangnya kembali.
“Gya chan, dah malam nih, kembali ke kamar yuk,” ajaknya
“Eh, tapi tezu??”
Sinc menatap ke arahku
“Ga apa-apa kok Gya, aku masih mau duduk sebentar disini, sapa tau aku bisa dapet temen baru lagi,” ujar ku
“beneran gak apa-apa?”
“Bener, kamu istirahat aja dulu, yah?”
“Ya sudah, sampai besok Tezu,”  pamit Gyaboo
“Sampai besok,” jawabku
Gyaboo menuju ke arah kamar tidur ditemani oleh Sinc.
Aku lalu duduk disalah satu meja. Walaupun sudah tau tapi aku tetep saja kaget melihat Mifu tiba-tiba sudah ada disamping meja ku.
“Mau pesan apa?” tanyanya
“Eh.. hmm.. air putih saja.”
“Okey,” Mifu lalu melesat pergi dan kembali 5 detik kemudian. “Silakan menikmati,” ia menyuguhkan sebuah gelas besar berisi air. “kalau ada yang mau dipesan lagi, panggil saja, oke?”
“Ya, makasih.”

Mifu lalu pergi lagi melayani meja yang lain.
Seseorang dengan baju terusan hitam berenda dan topi berenda datang menghampiriku, penampilannya mang sesuai dengan trend Lolita Gothic. Aku pada awalnya menyangka bahwa dia adalah remaja cewe. Yah, orang sudah pasti akan berpikir kalau setiap pemakai gaun terusan adalah cewe, tapi aku agak kaget begitu orang ini menyapaku.

“hai,” Sapanya. Suaranya tuh sangat… cowo banget
“Hai,” balasku

Littlre snake pin